14. Dufan

96 14 1
                                    

Dari kota mana aja, nihh?

HARAP VOTE SEBELUM BACA!
BOLEH KOMEN BEBAS, ASAL DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN SOPAN.


Happy Reading!


15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15.03 pm. Ketiganya tiba disebuah tempat wahana bermain, mereka diantaranya adalah Piti, Gerry, dan Maikel. 

Sebelum berangkat, anak kecil berusia 7 tahun itu merengek ingin ikut. Daripada merusak tanaman di rumah, alhasil mereka membawanya pergi bersama mereka.

Kini, anak kecil itu menarik tangan Gerry dan Piti menuju tempat eskrim. Maikel reques kepada penjual eskrim itu untuk membuatkannya empat rasa dalam satu cup es krimnya.

"Vanilla, coklat, tobeyi, tayo" ucap anak itu kepada penjual eskrim.

Sebenarnya ini baru pertama kali abang penjual es itu mendapat pesanan empat tumpuk rasa, kalau bukan anak kecil yang minta pasti abang itu tidak akan meladeni. Lumayan random memang si Maikono ini.

Sedikit cerita tentang nama anak ini. Bu Tutik memberinya nama Maikel Kaysan Elnino. Namun karena bundanya sering dibuat kesal dengan sikap bandel putranya itu, alhasil Maikel dipanggil Maikono oleh sang bunda, panggilan Maikono hanya berlaku saat Maikel membuat onar/bandel saja. Ketika menjadi penurut, kembalilah Maikono ini dipanggil Maikel.

Bukan repot lagi membawa anak kecil ke sebuah tempat wahana bermain, melainkan sangat sangat merepotkan. Oleh sebab itu, Bu Tutik akan menyusul nanti sekitar pukul 4 sore. Yaa, lumayan lama sekitar 1 jam lagi mereka harus mengasuh anak spesial ini.

"Kalau ajak Maikel, Piti gajadi naik hysteria dong?" Dengus gadis itu, harapannya untuk naik wahana impiannya harus sirna karena mengajak seorang anak kecil bersamanya.

"Emang paling bener, Lo itu naik komidi putar aja, Pit. Yang Maikel juga bisa ikut naik. Ayo kita naik bertiga?" Ucap Gerry.

"Emangnya Maikel mau, diajak naik kuda-kudaan?" Tanya gadis itu pada anak kecil dibawahnya.

Kepala anak itu mengangguk cepat sambil tersenyum lebar. "Mau! Maikel, mau!"

"Yaudah deh, nanti kalau Bu Uik udah datang. Kak Gerry harus temenin Piti naik hysteria, titik!" Jarinya ia arahkan ke wajah sang kakak.

"Suka-suka kau lah, Pit. Emang penyakit kepala batu Lo itu nggak ada obat penawarnya." Ucap Gerry geram.

"Ada. Kak Jorgie. Dijamin gue bakal langsung nurut kalau ada dia!" 

Cowok itu menghembuskan nafasnya sedikit kasar, lalu menarik lengan anak kecil itu pergi. "Ayo kita naik kuda, Maikel?"

"Heii, tungguin!!"

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang