5. Roti Sobek

169 25 4
                                    

Tetap support aku lewat cerita ini dengan follow akun ini dan vote disetiap chapternya, komen jugaa. Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian.

Pi reading ol😋

catatan: tandai jika ada typo

"Nama spesial untuk orang tersayang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nama spesial untuk orang tersayang"

∆∆∆∆∆

Masih dalam pencarian anggota baru, boyband yang beranggotakan 3 orang itu saat ini diberi cuti dan dibebaskan melakukan kegiatan seperti orang biasa.

Tapi, tetap harus melakukan hal positif jangan sampai berhubungan dengan kriminal karena dapat mengancam masa depan grup mereka.

Mereka bertiga melakukan aktivitas biasa. Seperti Monsi dia kuliah, Ogi dia sedang jadi model. Jadi dipastikan kedua pria itu punya kesibukan.

Sedangkan Ander, pria itu entah ngapain. Teman-temannya tahu kalau cowok itu hanyalah seorang playboy pengangguran yang kebetulan beruntung menjadi boyband, karena sang ayah merupakan pemilik agensi.

"Minggu ini Lo free, nggak?" Pria bernama panggung Monsi itu bertanya kepada teman satu grupnya yang bernama Ogi, dia tidak bertanya pada teman satunya karena sudah tahu kalau cowok itu sudah pasti hadir.

"Kayanya sih, kenapa emang?"

"Ketempat gym, yuk? Udah lama kita nggak olahraga, sekalian bikin roti sobek" tanyanya dan dijawab kekehan oleh cowok itu.

"Iya ini punya gue udah hampir mendonat lagi" kekeh Ander.

"Lihat punya gue," Ogi menarik kaosnya hingga dada, memamerkan perut kotak-kotaknya pada kedua temannya.

"Lihat punya gue," Ogi menarik kaosnya hingga dada, memamerkan perut kotak-kotaknya pada kedua temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya menganga kemudian menelan ludah bersamaan. "Gila, gue iri cuk!"

"Bagi tutor dong, suhu!" Ucap Ander.

"Tempat biasa? Ntar gue usahain ikut" jawab Ogi setelah menutup kembali perutnya.

***

"KAK GERRY.. PERMEN YUPI PITI DIHABISIN KAK GEBI!"

Hari ini, Piti ingin mengambil permen kesukaannya dari dalam laci di kamarnya. Namun, setelah dia buka ternyata tidak ada satupun bungkus permen yang tersisa disana. Pasti dimakan kakaknya lagi.

"Minta dikit, jangan pelit nanti kuburannya sempit" sahut Gabriell dari sofa sana.

"Berbagilah sama abangmu, Pit" ucap wanita paruh baya yang tengah memasak didapur.

"Iih Bu Uik kenapa belain kak Gebi? Itu permen Piti tinggal sedikit mau Piti makan sambil belajar loh?" omelnya pada wanita itu.

Memang Piti kecil dan Piti besar masih sama-sama galak dan pelit.

"Yaudah nih gue balikin" pria itu menyodorkan bungkus permen berwarna pink yang sudah kosong itu ke arah Piti.

"Udah habis loh ini, kak? Piti gamau tahu pokoknya beliin baru! YANG BANYAKK!!" tekannya dengan marah.

Pria yang dipanggil Gebi itu menghembuskan nafasnya kasar, padahal dia ingin makan sedikit tapi malah keenakan.

Udah tahu adiknya itu suka sekali dengan permen kenyal berwarna pink dengan taburan gula tersebut, malah dia lenyapkan begitu saja.

"Gab, tadi kamu nggak bilang dulu ke Piti kalau mau ambil permennya?" Tanya perempuan itu dan diangguki pelan oleh Gabriell.

"Gue aduin kak Gerry biar nanti diomelin"

"Mati, gue. Backingannya kak Gerry"

***

Tempat GYM

Tiga pria tampan tengah berada dalam ruangan berisi beberapa alat olahraga, dengan masing-masing melakukan pemanasan sebelum mulai.

"Udah lama gue nggak olahraga" ucap Monsi sembari melakukan peregangan.

"Sama weh, untung kalian ajak gue kesini" jawab Ander.

"Gimana sama kerjaan Lo, Gi?" Tanyanya pada cowok sampingnya yang tengah duduk dilantai.

"Kerjaan gue aman," jawabnya singkat.

Kepalanya berputar ke arah Monsi, "Kuliahnya Monsi?"

"Aman juga, bro. Lo sendiri? Lo sebenernya lagi ngapain selain nge-band?" Akhirnya ada yang berani speak up mengenai apa yang dilakukannya selama ini.

"Iya, Lo gapernah cerita soal kerjaan Lo"

"Gue ada. Udah ayo lanjut olahraga aja" cowok itu tidak menjawab dan malah seperti tidak ingin membahasnya.

"Kalau gue suruh bidadari kesini, kira-kira mau ga, ya?" Cowok itu bergumam sembari membuka layar ponselnya.

"Bidadari terus yang Lo omongin, panggil aja namanya tuh, FRESTY!"

"Panggilan spesial. Kaya gapernah kasih nama spesial ke orang tersayang aja" jawabnya dengan lugas.

Lantas Ogi terdiam mendengar penuturan Ander. "Nama spesial untuk orang tersayang" Seperti Dejavu baginya.

"Jangan duduk doang Lo, mentang-mentang udah punya roti" sarkas Monsi pada cowok itu.

"Eh Ander, Lo sama Piti pacaran apa gimana?" Tanyanya tiba-tiba.

Ander menghendikkan bahunya, "Sekarang sih belum, gatau nanti"

"Gue tahu Lo itu suka mainin cewek, Lo jangan ganggu dia" ucapnya. Membuat kedua temannya menatapnya bingung.

"Emang Lo siapa nya Piti?"

Ogi terpaku, apa yang barusan dia katakan. Dia bukan siapa-siapanya cewek itu, namun mengapa dia berlagak seolah mengenalnya.

"Kalian lanjutin aja, gue mau ke toilet bentar" kakinya beranjak dan melenggang pergi.

"Kaya ada yang aneh enggak sih sama Ogi akhir-akhir ini?" Tanya Monsi pada Ander.

"Aneh gimana, Mon?"

"Iya.. aneh aja"

"Dia kan emang punya banyak kepribadian"

'Apa cewek SMA itu, dia?..'

.

.

.

TBC.

Oy! Dah pada vote belom ?

Ayok, tap-tap layar gais...

Maacinaaa, see u🥰

-Call me 'Kael' 🦋

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang