7. Ternyata Masih Benci

166 25 9
                                    

VOTE SEBELUM BACA!
KOMEN BEBAS ASAL DENGAN BAHASA YANG SOPAN DAN BAIK.

Coba absen dong dari kota mana aja?
Siapa tau kita sekota.

Seperti biasa, tandain kalo ada typo😁

HAPPY READING!

"Gue ngerasa hidup setiap disamping Lo, jangan sedih karena gue bakalan selalu ada disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue ngerasa hidup setiap disamping Lo, jangan sedih karena gue bakalan selalu ada disini."

-Gabriell Adiyatama Putra

∆∆∆∆∆

Sudah sore dan tadi Piti mendapat telfon dari kakak keduanya kalau akan datang ke panti, Piti buru-buru berpamitan pulang.

Dua cowok itu mengantar Piti dan Indah sampai luar, "Kalau udah sampai rumah, kabarin yaa..?" Ucap Ander.

"Hati-hati, Piti sama Indah pulangnya" sahut Monsi dari belakangnya. Keduanya mengangguk.

"Kami duluan kak Monsi, kak Ander sama kak Ogi. Dadaahh.." tangan Indah melambai kepada ketiganya.

Berbeda dengan Monsi dan Ander yang mau mengantar dua cewek SMA itu sampai luar, cowok bernama panggung Ogi itu tetap di dalam.

Sebelum berjalan keluar, Piti menatap penuh harap kedalam. Sebenarnya dia ingin sekali mengajaknya bicara berdua saja, tetapi sepertinya cowok itu enggan menanggapi. Juga Ander yang terus saja tidak memberi jarak dengannya.

Piti tampak gelisah sembari melihat kedalam, seolah menunggu seseorang datang menghampirinya. Hingga aksinya disadari oleh Monsi.

Yang sepertinya cowok itu peka dengan tingkah Piti, kakinya melangkah maju ke samping Ander.

"Nggak usah nunggu yang nggak mau ditunggu," cetusnya.

Seolah mengerti dengan kondisi saat ini, Monsi membuat Piti terdiam sambil menatapnya.

"Mending kalian pulang. Taksi kalian udah sampai tuh" pungkas Monsi.

Piti dan Indah melenggang pergi, kemudian keduanya masuk kembali.

Ander melanjutkan olahraganya, sedangkan Monsi berjalan menghampiri Ogi yang tengah duduk disana.

Tangannya menjulur kebelakang punggung Ogi mengambil botol minumnya, mendekatkan bibirnya dengan telinga Ogi kemudian membisikkan sesuatu disana, "Bukan dia, kan?"

Sontak kepalanya menoleh dan memastikan yang baru saja dia dengar, "Maksudnya??" Tanyanya saat Monsi masih meneguk airnya.

"Lo mau gue deketin dia?" Bukannya menjawab dia malah menanyakan hal lain.

Ogi masih menatapnya kaget dan bingung, lalu dia menjatuhkan pandangannya, "Jangan ganggu dia!" Lirihnya.

"Jadi bener, dia orangnya?" Ogi menghendikkan kedua bahunya sembari menggeleng pelan, dia merasa bingung sekarang. Dia tidak tahu, pikirannya semakin kacau.

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang