15. Masalah Tak Berujung

73 13 5
                                    

HARAP VOTE SEBELUM BACA!
BISA KOMEN BEBAS, ASAL DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN SOPAN.



HAPPY READING!

Setibanya di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di rumah. Sebelum Gerry kembali pulang ke kostnya, dia mengajak adiknya itu bicara. Gerry menunggu Piti mandi. Tak lama Piti keluar dan menghampiri abangnya di teras.

"Lo suka sama tu cowok? Gue lihat dari tampangnya kaya orang nggak bener deh" tanyanya setelah melihat kedatangan si adik. 

"Kak Ger, udah jangan mikir aneh-aneh. Lagian Piti juga nggak ada apa-apa kok sama kak Ander" jawab Piti dengan sabar sembari duduk di kursi samping Gerry. 

Lantas cowok itu memutar duduknya menghadap Piti, "Tapi, dia berusaha banget buat deketin Lo. Risih banget gue lihatnya" paparnya. 

"Kak Gerry kenapa sih? Udah tenang aja, adik Lo yang tercakep dan ter kece ini nggak bakalan semudah itu luluh hanya dengan perlakuan dan kata-kata manis begituan" ucap Piti, berusaha meyakinkan abangnya yang bisa dibilang overprotektif itu. 

"Terus apaan lagi dia manggil Lo bidadari segala? Alay!" Gerry mendengus kesal, teringat dengan panggilan itu membuatnya geli.

"Kak Gerry yang alay! Udahlah, gue lagi males bahas orang itu" 

Bersamaan dengan ponsel Piti muncul notif berupa chat WA. Kemudian dia membuka chat dari nomor itu.

+628**********

'Piti, ini gue, Monsi'
'Thanks ya, udah mau tukeran nomor'

"Dia chat lagi?" Tanya Gerry dengan menuduh.

"Bu-bukan. Ini.. ini Indah" jawabnya berbohong. Bisa panjang lagi nanti urusannya kalau teman yang satunya tadi juga mengiriminya pesan. Disangka kalau Monsi juga ingin mendekatinya juga.

"Sesuai janji kakak. Gue nggak bakalan ikut campur lagi sama urusan Lo, tapi inget, jangan berani macam-macam" ucapnya dengan peringatan. 

"Itu namanya sama aja!"

"Beda. Gue kan cuman mau jagain Lo dari orang-orang yang nggak baik. Karena gue udah janji" ucap Gerry, membuat kening gadis itu mengerut bingung.

"Maksudnya, janji ke siapa? Kak Gebi?" Tanya Piti. Dan membuat Gerry terdiam, apa tadi dia keceplosan bicara soal dia sudah janji?

"Kak Gerry, Piti mau tanya sesuatu boleh, nggak? Tapi, jangan marah" tanya Piti, melihat abangnya diam sembari menyesap rokoknya. 

"Iya, nggak akan marah. Mau tanya apa, adik kicik?" Ucapnya setelah membuang puntung rokok itu di asbak yang ada dimeja.

Piti menghela nafasnya panjang sebelum mulai dengan pertanyaannya. "Dulu, waktu kak Jogi dibawa pergi. Apa kak Gerry ada disana?" 

"Kenapa nanya gitu?"

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang