22. Harusnya Kamu

48 9 3
                                    

HARAP VOTE SEBELUM BACA!
SILAHKAN KOMEN BEBAS, ASAL DENGAN BAHASA YANG BAIK!

Happy Reading!

Dalam ruangan yang hanya terdapat satu kasur bertingkat, disampingnya lemari kayu dengan satu pintu yang tergabung dengan meja belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam ruangan yang hanya terdapat satu kasur bertingkat, disampingnya lemari kayu dengan satu pintu yang tergabung dengan meja belajar. Pencahayaan yang sedikit redup, bersama keheningan malam ini.

Sudah pukul setengah 10 malam, Fresty baru selesai dengan belajarnya. Tadi, Gerry memaksanya untuk belajar, setelah itu baru boleh gabung diluar. Padahal ada banyak hal yang ingin gadis itu ceritakan kepada dua abangnya. Juga selama dia belajar, Fresty tidak bisa fokus karena memikirkan Maikel.

Ya, anak kecil itu sedang bermain bersama Gerry dan Gabriel di luar. Bagaimana dia bisa tenang kalau tiba-tiba anak itu keceplosan bicara dihadapan kedua abangnya. Niat hati ingin memberitahu mereka nanti setelah dia benar-benar bisa membuktikan semuanya, harus gagal gara-gara bocah ingusan itu.

Maikel memang sudah berjanji dan anak itu sangat faham kalau mengingkari janji itu dosa. Namun, tidak ada salahnya kalau dirinya menaruh curiga. Meski begitu, Maikel tetap anak kecil yang polos. Jika disogok dengan mainan pasti akan luluh, walaupun anak itu sudah bilang kalau mainannya banyak bisa hidup. Tetap saja.

Sedangkan di luar—diruang tamu. Gabriel bermain bersama Maikel di lantai beralaskan karpet. Sedangkan Gerry duduk di sofa sembari bersedekap dada, kedua matanya terpejam dan nafasnya pelan. Sepertinya Gerry sudah tidur dengan posisi duduk. 

Gabriel melirik Gerry yang menutup mata, berpikir kalau mungkin Gerry tidur. Sekarang waktunya dia menginterogasi anak kecil dihadapannya.

Maikel tengah mengadu mainan T-rex dengan mainan ayam jago, menabrakkan kedua kepala mainan ditangannya sembari menirukan suara T-rex dan ayam. Gabriel memegang mainan kucing ditangannya, sesekali ikut menabrakkan kepala kucing itu dengan tubuh T-rex dan ayam. Membuat anak kecil itu marah padanya.

"Kak Gebi, jangan sakiti kucing." Ucapnya, menjauhkan mainan kucing itu dari kedua mainannya.

"Ini kan cuma mainan, Kay. Nggak mungkin bisa ngerasain sakit kok." Jawab Gabriel.

"Kata bunda, Maikel nggak boyeh sakiti hewan mainan. Nanti kalau pas Maikel tidur, mainannya hidup dan kesakitan." Papar anak kecil itu.

"Tapi, itu Kaysan ngadu T-rex sama ayam boleh. Masa kak Gab ikut ngadu pake kucing nggak boleh?"

"Soalnya tiyeks sama ayamnya aku peluk pas tidur, jadi meleka nggak bisa hidup kalau malam." Jawaban polos dari Maikel.

Gabriel menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan anak itu. Sepolos itukah sampai-sampai percaya tahayul.

"Kak Gab, mau tanya. Maikel pernah diajak jalan-jalan sama kakak Piti, nggak?" Tanyanya kemudian.

Gabriel bisa bertanya begitu karena apapun yang Fresty lakukan atau ingin bepergian kemana—dengan siapa pasti memberi laporan pada kedua abangnya. 

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang