25. Ogi Keluar

23 4 0
                                    


JANGAN LUPA VOTE, YAA

Otw ending, nihh🫣

Apakah ada kesan dan pesan??

Mau tau gak, kalau vote sama komen kalian tuh mood booster banget-! Jadi, kelanjutan cerita ini tergantung notif yang kalian kasih ke aku, yaa..

Happy Reading!

Benar saja, Alex sudah mengetahui kabar soal foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Benar saja, Alex sudah mengetahui kabar soal foto itu. Pria itu murka lalu memerintahkan Jamal untuk memanggil mereka bertiga agar segera menemuinya di kantor.

Malam ini, Ogi dan Ander sudah tiba dikantor–berhadapan dengan Alex yang menatap keduanya dengan tatapan datar. Alex belum bicara apapun sebelum anggota didepannya itu lengkap, karena Monsi masih dalam perjalanan ke sana dari kampus.

Pria berjas hitam itu menyilangkan kedua tangan di dada sembari duduk di kursi kebangsaannya. Disampingnya ada Jamal selaku managernya yang sedia memberinya informasi terkini, benar saja kalau Jamal yang memberitahunya soal semua ini.

Ogi dan Ander tidak berani mengangkat wajah mereka, sejak 30 menit yang lalu.

"Kami nggak bersalah, Pa." Ucap Ander memberanikan diri untuk bicara dan langsung dijawab cepat oleh Alex.

"Saya belum mengijinkan kamu bicara. Tunggu teman kamu sampai, baru boleh bicara." Ander kembali diam, melirik Ogi di sebelahnya.

Pikirannya masih tertuju kepada gadis SMA itu, bagaimana keadaan dia sekarang. Dia takut kalau Fresty diserang di sekolahnya, siapa yang akan melindunginya.

Tanpa mengkhawatirkan dirinya sendiri yang juga mengancam kariernya.

Wajar jika terjadi hal semacam ini, pastinya akan ada oknum yang tidak menyukai band mereka. Tetapi, kali ini adiknya yang menjadi korban. Jujur, Ogi merasa semakin bersalah. Sudah cukup selama ini dia merasa telah mengkhianati Fresty dengan dia tinggal di rumah orangtua kandung Fresty.

Dan kini, dia juga merenggut kenyamanan adiknya. Dia semakin merasa malu dan tidak layak bertemu dengan gadis itu. Ingin rasanya dia menghilang dari dunia ini.

Ogi hanya mampu menghela nafas dalam, pasrah dengan semuanya. Jika karena ini kariernya akan berakhir, maka dia akan menerima dengan ikhlas. Setelahnya dia akan menjalani hidup dengan biasa saja, mungkin akan menyerahkan dirinya kepada Bima untuk meneruskan perusahaan ayahnya.

Kalau Ander, nasibnya tidak jauh berbeda dengan Ogi. Kemungkinan ATM nya akan di-block dan dia tidak akan pernah bisa lagi membelanjakan para pacarnya.

Sungguh menjadi jomblo sehari saja akan membuatnya gila, dia akan merasa hampa tanpa adanya rengekan manja dan perlakuan manis dari wanita. Mungkin hal ini karena dia telah kehilangan kasih sayang dari sang ibu yang sudah tiada.

Tapi, ya jangan main perempuan juga dong!

Jika Ogi berhenti jadi boyband, dia masih ada kesempatan untuk bekerja di kantor ayahnya, walaupun terpaksa. Ander nasibnya akan melarat karena ayahnya tidak mungkin memberinya uang lagi.

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang