13. Bocah Tengik!

142 16 10
                                    

HARAP VOTE SEBELUM BACA!
BOLEH KOMEN BEBAS, ASAL DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN SOPAN.

Happy reading!!

Hari Minggu, Gerry berkunjung ke panti untuk menemui adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari Minggu, Gerry berkunjung ke panti untuk menemui adiknya. Serta ingin menagih cerita dari si adik, setelah semalaman dihantui rasa penasaran tentang ucapan adiknya yang menggantung.

Di sofa, gadis SMA itu terlihat tengah berbincang dengan seseorang lewat panggilan video. Tidak lain adalah abangnya.

"Kak Gebi, gimana disana?"

"Seru, Pit. Tadi pas test banyak yang dieliminasi, untung gue masih bisa lolos" ujar seorang dari seberang sana.

"Kak Gebi semangat ya, jangan lupa makan."

"Kalau itu pasti! Oiya, Gerry disana?"

"Ada, lagi ngobrol sama Bu Uik disana"

"Jangan bilang ke Gerry soal misi gue disini, ya? Gue cuman gamau dia mikir aneh-aneh"

"Siap, bos! Udah dulu, kak. Kak Gerry jalan kesini, papayy.." melihat kehadiran Gerry, buru-buru ia mengakhiri panggilannya dengan Gabriel.

"Kenapa dimatiin vc nya? Kayanya kalian lagi bikin rencana dibelakang gue, ya?" Curiga, cowok itu merasa bahwa kedua adiknya sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Enggak ada, kak Ger. Nethink terus ih" sikunya menyenggol lengan Gerry yang sudah duduk disebelahnya sambil terkekeh.

"Gimana dia, disana?" Walaupun sebenarnya tidak suka Gabriel ikut audisi itu, gini-gini dia masih peduli akan kabar adiknya.

"Kak Gebi aman"

"Kalian berdua udah kaya saudara kembar, sama-sama kepala batu. Kalau dibilangin gamau denger"

Tunggu, apakah Gerry sedang mengeluh saat ini? Sepertinya ia sudah sangat lelah menghadapi dua bocil kematian ini.

"Kalau kata Indah, gue sama kak Gebi itu mirip. Emang udah kaya anak kembar, katanya." Ucapnya dengan senyum sumringah.

Sebelum senyumnya luntur dikarenakan sang Abang yang kelewat to the point.

"Ceritain soal semalam" ucapnya tanpa diulur-ulur lagi. Badannya menghadap ke Piti, sudah siap untuk mendengarkan.

"Kak Gerry nih, datang kesini pagi-pagi cuman mau nagih cerita?"

"Daripada nagih utang, pilih mana?"

"Ihh kan Piti gada utang sama kak Ger?"

"Yaudah cepetan cerita, nanti sore gue ajak jalan-jalan"

Mendengar penuturan abangnya, kedua mata Piti membulat sempurna. "Jalan-jalan kemana? Piti pengen ke Dufan, mau naik hysteria!" Ucapnya dengan bersemangat.

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang