17. Dejavu

52 10 6
                                    

How's your day?
Masih semangat buat baca >2k kata?

HARAP VOTE SEBELUM BACA!
BOLEH KOMEN BEBAS, ASAL DENGAN BAHASA YANG BAIK.

Happy Reading!

Taksi yang dinaiki mereka berhenti ditaman Lestari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taksi yang dinaiki mereka berhenti ditaman Lestari. Dimana taman itu yang kemarin saat Maikel bertemu dengan Ogi.

"Maikel yakin, kalau kemarin Maikel ketemunya ditaman ini?" Anak itu mengangguk kemudian berlari ke kursi yang kemarin dia bertemu dengan Ogi.

Piti menyusul dan menatap sekeliling, senyuman terbit dibibirnya dikala melihat anak-anak disana tengah bermain ditemani orangtua mereka.

Sementara dirinya? 

Buru-buru Piti menghalau pikiran itu. Walaupun tidak tau siapa orangtuanya dan dimana orangtuanya, dia bersyukur karena dia masih punya orang-orang yang sudah dianggapnya mini familly. Meski kini dia masih belum menemukan pelengkap untuk mini familly nya.

"Kemarin kak Jo duduk disini sendilian, teyus Maikel sampelin" ucap Maikel menunjuk ke kursi disampingnya. 

"Tapi kan sekarang nggak mungkin kalau dia kesini lagi. Maikel main-main dulu aja sana, setelah itu kita pulang." Piti berbalik dan berjalan menghampiri Maikel.  

"Yaudah, Maikel mau main. Kakak Piti tungguin kak Jo di sini, ya?" Gadis itu mengangguk dan duduk dikursi yang ditunjuk oleh Maikel. Mengawasi anak itu dari kejauhan.

1 jam kemudian.

"Halo, Bu?"

"Kenapa kalian belum pulang?" Ucap seorang wanita dari seberang sana. 

"Maikel masih main, Bu. Udah Piti ajak pulang tadi, tapi dianya nggak mau terus" Piti menjawab dan terus memandang anak kecil disana. 

"Tolong kamu bujuk lagi, sudah sore ini. Waktunya anak-anak mengaji" sambung wanita itu. 

"Iya, Bu. Sebentar" panggilan terputus.

"MAIKEL! KESINI SEBENTAR!" Teriaknya memanggil. Anak itu langsung berlari menghampirinya.

"Kenapa, kak? Kak Jo udah datang?" Tanya anak itu setibanya dihadapannya. 

Kepalanya menggeleng, lalu menuntun anak itu untuk duduk dikursi. Menyeka keringat di dahi anak itu dengan tangannya.

"Bunda suruh kita pulang. Ayo?" Ajaknya dan anak itu menggeleng cepat.

"Nggak mau! Kan Maikel kesini pengen ketemu kak Jo!" Tolaknya. 

"Iya kakak Piti tau, tapi sekarang sudah sore dan Maikel juga harus pulang" bujuknya sekali lagi. 

"Pokoknya nggak mau!"

"Aduh, gimana ini?" Batinnya.

Anak itu 11 12 keras kepala sepertinya. Pantas saja dulu tidak ada yang bisa sabar dengannya. Tak heran jika dulu, Bu Tutik begitu bertindak hati-hati dengannya. Ternyata gambaran kecilnya sudah ada didepannya sekarang.

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang