Lelaki di depan mereka yang merupakan Roni itu mengepalkan erat kedua telapak tanban diisi kiri dan kanan tubuhnya.
"Aku antar ke dalam ya. Kalau ada apa-apa kamu harus hubungi aku dengan cepat. Aku nggak mau kamu kenapa-napa."
Ucapan yang terlontar dari bibir Alvin adalah bisikan dari hatinya yang paling dalam. Ia memang akan mengkhawatirkan Melati terlebih gadis ini teramat cantik dan pasti banyak yang menaruh hati pada Melati. Tidak bisa Alvin bayangkan selama tidak ada di lagi di kehidupan Melati sudah berapa pria yang menyatakan cinta pada gadis ini.
"I... Iya Mas."
Melati seperti termakan permainan sendiri. Ia jadi gugup dan rasanya sudah bernafas. Tatapan yang ia tangkap dari Alvin adalah tatapan penuh cinta no drama.
"Tapi .... Nggak usah diantar sampai dalam ya. Mas lihat dari sini aja," ujar Melati lagi.
Rasanya berat bagi Melati untuk melepaskan gamitan tangannya dari Alvin. Masih terasa nyaman dan Melati ingin lebih lama lagi seperti ini tapi sekarang bukan waktunya.
Baru selangkah tapi Melati berhenti dan sedikit berjinjit tanpa ada yang menduga gadis cantik itu melabuhkan bibirnya pada pipi kiri Alvin.
"Ya udah. Semangat ya. Nanti pulang jam berapa langsung telepon aku."
Sengaja Alvin berujar begitu agar Melati tidak terlalu gugup. Pria itu bahkan menahan pinggang Melati dan mengecup lembut kening sang gadis, bisa ia rasakan jika tubuh Melati gugup saat ini. Bukankah Melati yang lebih dulu memulai? Setelah ini mungkin Melati akan mencerca serta berkata ketus lagu padanya. Tidak mengapa, itu urusan nanti.
Dari ucapan hingga tindakan yang terlihat mesra disaksikan oleh Roni dari Melati dan lelaki yang kenal sebagai pengusaha sukses di depannya ini membuat Roni bisa menyimpulkan jika Melati memiliki hubungan khusus dengan Alvin.
Pemilik Tirtajaya Corp. Sedikit sekali orang tidak tahu. Roni tentu saja tahu. Ia juga tahu jika Alvin adalah seorang duda yang memiliki satu orang anak. Yang baru Roni ketahui sekarang ini Alvin yang menjalin hubungan "spesial" dengan Melati, teman di masa kuliah Roni.
Alvin melepaskan tangannya dari pinggang Melati dan gadis itu melangkah menjauh darinya.
Setelahnya Alvin mendapat tatapan tajam dari Roni sebelum Roni juga ikut pergi dari sana.***
Melati tersenyum dengan tangan yang memegang ponselnya. Ingatannya pada peristiwa di pagi hari tadi membuat senyuman manisnya berubah menjadi senyum getir.
"Kalau nggak terpaksa juga aku nggak mau semobil sama Mas Alvin," gumam Melati dengan wajah kesal.
"Masa sih? Bukannya seneng ya?"
Senyuman menggoda tampak di wajah Airin yang sengaja ia tunjukan pada Melati. Sebagai seorang wanita yang kerab dekat banyak pria, sedikit banyaknya Airin tahu apa yang sedang Melati rasakan. Mengaku kesal pada seseorang tapi di waktu yang bersamaan rindu pun hadir sebagai penentang rasa kesal.
"Apa sih, Rin. Gue beneran kesel sama Mas Alvin."
Wajah Melati kembali ditekuk. Terus saja ia teringat pada Alvin yang memeluk wanita di depan rumahnya.
"Kok jadi kesel sih? Bukannya Lo cerita kalau Mas Alvin itu masih cinta sama Lo? Ya udah sih jangan kayak ABG dong. Ingat umur kali Mel."
Bola mata Melati berputar dan menatap jengah pada Airin.
Ia masih kepala dua dan rasanya masih wajar jika belum mengerti akan cinta,memang pada kenyataannya begitu bukan, tidak ada orang yang benar-benar mengerti akan cinta yang ada adalah orang mau terus belajar agar perlahan paham akan cinta.Selain susah dimengerti ternyata ci ya juga sesuatu yang rumit dan menyebalkan. Setidaknya itu bagi Melati.
"Ya gimana gue nggak kesel sama Mas Alvin. Malamnya nyatain kalau dia tuh cinta secinta-cintanya sama gue sampai paginya kita kebablasan ciuman dan setelah itu masih di depan rumah gue dia malah pelukan sama cewek lain. Menurut Lo aja gue wajar kesel nggak?"
Sedikit pun Melati tidak ragu jika curhat pada Airin karena mereka memang sering bertukar cerita tentang tentang banyak hal termasuk cinta. Silih berganti pria yang datang menyatakan cinta pada Melati tidak ada yang membuat sahabat Airin ini kesal. Memang pesona mantan yang masih menduduki bagian sisi di hati itu beda. Ada saja hal yang membuat pemilik hati teringat dan kembali terbawa perasaan.
"Eh serius? Wah parah lo Mel ... Muka polos ternyata jago gulat lidah juga ya."
Airin tampak tidak menyangka sampai gadis itu ternganga di awal. Detik itu juga Melati membulatkan mata dan menutup mulut dengan telapak tangan kanan, ia keceplosan kawan-kawan. Kepalanya celingukan ke kanan, kiri, depan, belakang untung tidak ada orang yang dekat dengan posisi mereka sehingga kemungkin untuk orang mendengar percakapan mereka sangat kecil.
"Kayak lo belum pernah aja. Gue mending sama orang yang sama setiap melakukan itu. Nggak gonta-ganti," sanggah Melati cepat.
"Heh gue juga cuma sama Ryan kok. Setelah nikah nanti bakal sering lagi kita begituan."
Pembahasan mereka semakin bercabang entah ke mana-mana.
Ada yang minta next nggak? Jangan lupa komen ya cantik❤️❤️❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/307227003-288-k635327.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Anak satu
RomanceBanyak uwu-nya. Ringan konflik dan seru bingitz. Jangan lupa follow cerita dan akun Umi Mentari!!!