"Besok Mas bisa temenin aku ke butik nggak? Dua hari lagi kan Mama ulang tahun dan aku mau kasih kado," kata Melati.
Mereka berdua sedang berada di atas tempat tidur. Melati bersandar pada pundak Alvin. Sedangkan suaminya itu memangku laptop. Tadi awalnya Alvin sedang melanjutkan pekerjaan kantor di atas tempat tidur saat Melati di dalam kamar mandi. Sudah malam dan Melati juga sempat tidur lalu bangun dan ke kamar mandi. Melihat Alvin yang kembali melanjutkan pekerjaan membuat Melati ikut tidak tidur dan kantuknya hilang entah kemana.
Tangan kekar Alvin mengelus rambut lembut nan wangi milik Melati. Sebelah tangan Melati bermain di dada bidang Alvin.
"Bisa kok Yang. Urusan kantor juga nggak terlalu banyak. Seharian besok aku akan luangkan waktu untuk kamu ya," kata Alvin.
Mendengar itu senyum di bibir Melati semakin merekah. Wanita cantik itu beralih memeluk pinggang Alvin dengan mesra.
Ia merasa bahagia saja jika benar besok sang suami akan menghabis waktu untuknya. Paling mereka hanya mengantar-jemput Hilya ke sekolah setelahnya mereka akan berdua saja."Makasih ya Mas. Aku bahagia dengarnya. Oh iya sekarang Mas Alvin mau minum apa? mumpung aku juga lagi mau ke dapur untuk ambil minum,'" tawar Melati..
Air putih dalam gelas di meja samping tempat tidurnya sudah habis jadi Melati akan ke dapur untuk mengambil lain sekalian mengganti gelasnya.
"Kalau boleh aku pingin minum teh Sayang. Jangan terlalu manis ya karena kamu udah lebih dari manis," kata Alvin dengan sedikit gombalan.
Melati mengangguk. Ia bangun dari tempat tidur dan berlalu ke dapur.
Sampai ruang tengah Melati memelankan langkahnya karena mendengar suara Mama Wulan yang sedang berbicara melalui telepon.Tidak ingin menguping urusan sang mertua, Melati berlalu dengan langkah pelan ke arah dapur untuk membuat teh pesanan suami dan mengambil air putih untuk dirinya sendiri.
"Melati," panggil Mama Wulan.
Ternyata ibu mertuanya itu ikut ke dapur juga.
Melati menoleh dan tersenyum. Mama Wulan mengambil piring berisi buah yang sudah dikupas dan dipotong kecil-kecil. Sepertinya tadi beliau ingin memakannya tapi mungkin terhalang oleh suara ponsel."Mama belum tidur? Ini udah malam lho Ma," kata Melati.
Ia mendekati Mama Wulan. Meletakan cangkir teh di atas meja dan duduk bersama Mama Wulan.
"Mama udah tidur tadi tapi kebangun lagi. Ya udah ke dapur aja cari buah. Kamu sendiri kenapa belum tidur? Alvin lagi pingin dimanja?" jawab dan tanya Mama.
Lagi pingin dimanja, iya biasanya Alvin suka meminta Melati untuk tidak tidur dulu sebelum tugas negara mereka selesai. Tidak jarang juga Melati sengaja tidur setelah Maghrib dan nanti bangun setelah isya lalu menemani Alvin dan menghabiskan waktu malam berdua sampai mendekati subuh.
"Emm bukan Ma. Aku nggak bisa tidur dan Mas Alvin dari tadi lanjutin kerjaannya. Ini aku buatkan teh untuk dia," kata Melati.
"Itu kopinya udah jadi?"
Melati mengangguk, Mama Wulan bangun dari duduknya dan menepuk pelan pundak Melati.
"Ke kamar sana. Mama yakin deh kalau Alvin lagi nunggu kamu. Lagian nggak baik juga kamu lama-lama di luar kamar kayak gini Sayang."
"Loh kenapa Ma," tanya Melati heran.
"Baju kamu kebuka banget Nak. Belum lagi itu ada merah-merah di mana-mana," jawab Mama Wulan dengan jujur.
Ingin rasanya nafas Melati berhenti saat ini juga saking malunya pada ibu mertua. Ia lupa memakai bathrobe sebelum keluar kamar sudah dipastikan jika Mama Wulan tahu apa yang terjadi padanya dan Alvin di kamar tadi.
"Mama ke kamar duluan ya. Makan buahnya di kamar aja. Semangat ya Sayang semoga cucu Mama cepet jadinya."
Tanpa menunggu Jawaban dari Melati, Mama Wulan langsung berlalu dengan membawa piring buah yang sudah ia kuliti. Sengaja ia pergi duluan agar wajah merah sang menantu tidak semakin merona.
****
Melati dan Alvin mendatangi sebuah butik. Jika banyak di luar sana menantu yang memberi perhiasan berupa kalung atau gelang untuk ulang tahun mertua maka berbeda dengan Melati, ia ingin memberikan yang beda untuk sang mertua. Pilihan Melati jatuh pada satu dress sederhana namun elegan dengan warna coklat susu. Warna kesukaan Mama Wulan.
"Yakin beli ini? Aku yang bayarin aja. Kamu nggak mau beli yang lain Yang?" tanya Alvin.
Melati merangkul dengan mesra lengan Alvin sembari tersenyum bahagia.
"Aku aja yang bayar Mas. Aku bawa uang kok."
Meski Melati tidak sekaya Alvin tapi jangan lupakan ia adalah seorang dosen yang juga punya penghasilan dan Melati punya tabungan karena selama sebulan menikah dengan Alvin tidak pernah ia keluarkan uangnya untuk keperluan apa pun selain sedekah karena semua yang ia butuhkan uangnya dari berasal dari dompet Alvin.
"Nggak papa aku aja yang bayar. Ini udah tugas aku kan untuk memenuhi kebutuhan kamu," kata Alvin sambil mengambil dompet berniat mengambil kartu kreditnya.
Melati meraih kartu kredit itu dan memasukkannya lagi ke dalam dompet Alvin.
"Mas... Aku pingin banget belikan Mama sesuatu dan dari uang aku sendiri. Nggak apa-apa ya kalau sekarang aku yang bayar. Uang Mas pasti aku pakai kok," bujuk Melati.
Alvin menghela nafas kemudian mengangguk pelan. Senyuman tipis ia berikan pada sang istri. Melati mengecup pipi kiri Alvin dan memberikan dompet sang suami ke tangan Alvin untuk kembali disimpan.
"Kita bayar yuk."
Setelah selesai dengan urusan pilihan pakaian dan pembayaran kedua manusia itu berniat keluar dari butik, namun langkah Alvin tertahan saat melihat seseorang yang masih sangat ia kenal dan ingat.
"Gea?" gumamnya pelan.
Melati menatap Alvin heran lalu mengalihkan pandang pada arah yang Alvin tatap. Seorang wanita cantik tengah menebar senyum pada karyawan butik.
"Namanya Gea, Mas?" tanya Melati.
Alvin mengangguk dan tanpa mengalihkan tatapannya dari wanita yang ia panggil Gea.
Mendadak hati Melati kesal pada Alvin.
Dasar lelaki, tidak bisa melihat sesuatu yang bening langsung kecantol matanya."Ya udah samperin Geanya, aku mau pulang."
Melati meraih tote bag dari tangan Alvin dan dengan berjalan cepat menuju pintu.
Saat tidak ada Melati di sampingnya baru Alvin tersadar dan menghela kasar.Punggung Melati masih terlihat dan Alvin melangkah lebar untuk mengejar sang istri. Pasti setelah ini Melati akan bersikap ketus padanya.
Gea siapa ya?
Hayoook komen ya.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/307227003-288-k635327.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Anak satu
RomanceBanyak uwu-nya. Ringan konflik dan seru bingitz. Jangan lupa follow cerita dan akun Umi Mentari!!!