Melati meletakkan sisir di atas meja setelah rambutnya tertata dengan rapi. Ia sedikit mengoleskan lipstik agar bibirnya tidak terlihat pucat karena baru selesai mandi.
Pernikahan mereka sudah berlalu sejak sebulan yang lalu. Sudah seminggu Alvin di luar kota karena urusan kerja dan sore ini suami dari Melati itu akan pulang. Sebagai istri yang baik, Melati akan menyambut kedatangan Alvin dengan berpenampilan menarik di mata suami.
Ting
Satu pesan melalui aplikasi WhatsApp masuk ke dalam ponsel cantik Melati.
Tangan mulus Melati menggapai gawai dan bibirnya tersenyum melihatnya."Mas Alvin udah di jalan ke rumah."
Melati mengenakan pakaian sedikit terbuka, pakaian yang biasa ia gunakan saat berada di kamar dan untuk Alvin. Salah satu cara memikat hati suami adalah dengan cara berpenampilan menarik lagi menggoda di depan suami. Itu pernah di baca Melati di salah satu situs internet. Tidak bisa dipungkiri jika lelaki pasti senang dan bukankah tujuan menikah salah satunya untuk memenuhi kebutuhan biologis.
"Masa keluar kayak gini sih? Gimana kalau Pak Man lihat?"
Alvin pasti tidak suka jika Melati keluar kamar dengan pakaian yang seperti ini.
Kaki mungilnya berjalan menuju walk in closet untuk mencari sesuatu yang bisa menutupi bagian tubuhnya yang terbuka. Belum sempat ia memasuki ruang tempat pakaian itu, ponselnya kembali berbunyi dan kali ini berdering lama tanda sebuah panggilan yang datang.
Melati kembali mendekati meja dan mengambil ponsel. Mendekatkan pada telinganya.
"Mas."
Suara deheman Melati dengar di seberang sana.
"Sayang."
Bibirnya langsung tersenyum mendengar suara sang suami yang terdengar lembut dan manis apalagi saat memanggilnya sayang.
Melupakan niatnya yang tadi ingin ke walk in closet, Melati malah mendudukkan dirinya di atas tempat tidur tepat di bagian tepi.Tempat tidur yang sudah seminggu ini hanya ia tiduri seorang diri tanpa Alvin di sampingnya. Sepertinya bukan hanya dirinya yang rindu akan Alvin tetapi tempat tidur ini juga.
"Sayang, kamu di mana?"
Suara Alvin menyadarkan Melati dari lamunan singkatnya. Ia tepuk pelan jidatnya karena sampet lupa jika telponnya tengah tersambung dengan Alvin.
"Eh... Aku... Aku ada di kamar Mas. Ini aku mau turun buat jemput Mas Alvin" jawab Melati dengan suara pelan.
Ia bangkit lagi dari duduknya, seketika ingat tujuan awalnya yang ingin mengambil sesuatu di walk in closet.
"Aku udah di rumah, Sayang."
What? Tiba-tiba Melati gelagapan sendiri. Telinganya sedari tadi tidak ada menangkap suara deru mobil milik Alvin yang biasanya dikemudi oleh supir pribadi pria itu. Tidak mungkin Alvin terbang hingga berada di rumahnya tanpa kendaraan.
Pria itu berada di sini itu artinya Melati yang memang menyadari adanya suara mobil.
"Melati cintaku. Kok kamu malah diem? Tolong bukain pintu kamarnya. Ini aku udah di depan pintu kamar kita."
Kan, lagi-lagi Melati bingung. Ia bahkan belum bergerak sesenti pun dari tempatnya tapi Alvin sudah berada di depan kamar mereka.
"Ha? I.. iya Mas. Ini aku buka pintunya. Aku matikan teleponnya ya."
Melati mematikan ponsel dan menghampiri meja rias lagi. Hanya memastikan jika penampilannya layak untuk disuguhkan pada Alvin.
Kemudian berjalan pelan menuju pintu.Deg deg deg.
Jantungnya olahraga saat melihat Alvin berdiri dengan gagah di sana. Debaran yang tidak biasa datang lagi pada hati Melati. Ia sedikit mendongak agar bisa menatap mata Alvin yang tertuju padanya dengan sempurna.
Melati sendiri tersenyum saat pintu kamar dibuka dari dalam. Tadi ia pulang dan di ruang depan hanya bertemu asisten rumah tangga yang mengatakan jika Melati berada di dalam kamar. Tujuan dan alasannya pulang selain karena ini rumahnya juga karena seseorang yang ada di dalam rumah ini, siapa lagi jika bukan Melati dan Hilya. Istri cantik dan yang sangat ia cintai ini serta putri yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
Melihat sang istri terdiam kala mata mereka saling mengungkapkan rasa rindu yang selama seminggu ini terpendam membuat Alvin semakin mengikis jarak dan membalas tatapan rindu dari sang istri.
Mata yang sangat ia rindukan dan hanya pada Melati ia temukan. Ia rindu segalanya yang ada pada Melati.
Saat ini Melati terlihat cantik dan sedikit... menggoda dengan pakaian yang mampu menggoyahkan rasa kaku di hati Alvin. Sepertinya malam ini penatnya bekerja akan terbayar dengan kebersamaan bersama sang istri.
"Nggak kangen aku?" tanya Alvin membuka suara.
Melati mengangguk lucu dan mendekat saat Akvin merentangkan tangan. Siap untuk mendekap Melati ke dalam pelukannya.
"Mas."
Suara Melati terdengar sangat lirih saat Alvin berhasil meraih pinggang ramping Melati untuk ia dekap. Lalu tangan kekar milik Alvin beralih pada punggung sang istri agar pelukannya semakin erat.
Tangan Melati memeluk pinggang Alvin dan merebahkan kepalanya pada dada bidang sang suami. Merasakan irama indah dari dentuman detak di dada pria itu.
Alvin mengecup puncak kepala Melati sambil memejamkan mata. Wangi shampo dari tubuh sang istri yang membuatnya sulit untuk beralih ini selalu menghantui indra penciuman Alvin di saat jauh dari Melati.
"Kangen banget sama Mas," ungkap Melati.
Sebenarnya tanpa diungkapkan lewat kata pun Alvin sudah tahu perasaan rindu sang istri lewat pelukan.
Perlahan Alvin melonggarkan pelukannya dari sang istri. Menangkup wajah cantik Melati yang sudah sangat ia hafal secara permanen dalam ingatannya.
Wajah mereka sangat dekat hingga hembusan nafas Alvin yang menunduk terhembus di wajah Melati.
"Aku lebih kangen kamu Mel. Kangen semua tentang kamu," ujar Alvin.
Melati tersenyum dan melingkarkan kedua tangannya pada leher Alvin. Jantungnya berdetak tidak karuan setiap berdekatan dengan Alvin padahal mereka sudah sebulan menjalani rumah tangga tapi tetap saja setiap di sisi Alvin jantung Melati selalu berdetak tidak normal.
"Boleh ya," pinta Alvin, ibu jari kanan Alvin mengelus bibir pink sang istri.
Sudah jelas apa yang diinginkan oleh Alvin. Bibir pink Melati adalah salah satu dari diri Melati yang menjadi favorit serta candu bagi Alvin. Setiap pagi dan kapan saja ada kesempatan ia akan menikmati bibir ini, bayangkan seminggu sudah bibirnya tidak merasakan itu. Sudah pasti rindu itu sangat berkecamuk di hatinya.
Anggukan dari Melati cukup menjadi jawaban untuk Alvin. Tanpa menunggu istrinya membuka suara, Alvin langsung melabuhkan ciuman di atas bibir mungil Melati.
Istri dari Alvin itu tidak menolak malah menyambut dengan rasa bahagia. Mereka saling mengungkapkan rindu sampai keduanya terenggah karena hampir kehabisan pasokan udara.
"Enggh."
Alvin mengangkat tubuh Melati dan melanjutkan kegiatan mereka. Istrinya kini memejamkan mata. Dengan kaki kirinya Alvin menutup pintu tanpa dikunci. Membawa Melati ke tempat tidur.
Melati direbahkan di atas bantal dengan Alvin yang berada di atas tubuhnya. Tangan nakal Alvin nyatanya tidak hanya diam, meraih apa saja yang bisa ia raih.
"Alvin.... Ya ampun."
Melati melepaskan tautan bibir mereka dan menolak pelan dada Alvin karena kaget mendengar suara dari pintu kamar yang dibuka dari luar.
5 part ya hari ini. Semoga besok bisa up lagi.
Komen yang unik ya kawan-kawan ❤️❤️❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Anak satu
RomanceBanyak uwu-nya. Ringan konflik dan seru bingitz. Jangan lupa follow cerita dan akun Umi Mentari!!!