Sebelum matahari terbit, Jimin sudah lebih dulu bangun meski baru beberapa saat dia memejamkan mata untuk istirahat. Sekali lagi, rasa ingin menikmati waktu yg membuatnya serasa tak ingin terpejam. Tangan besar Namjoon masih apik melingkar di pinggangnya dengan selimut yg menutup hingga sebatas dada, dan ia tenggelam dalam pelukan dimana sebelah tangan Namjoon menjadi bantalan untuk kepalanya. Senyum bahagia menghias paginya sedang Hatinya serasa meletupkan bunga api berkali kali.
Perlahan lahan Jimin beringsut merubah posisi menghadap wajah Namjoon yg teduh, manakala Namjoon tenggelam dalam nafas teratur adalah pemandangan yg di rindukan Jimin. Dirinya tak ingin melewatkan detik lebih banyak lagi untuk melewatkan pemandangan wajah tampan itu.
Jimin tiba tiba tersipu mengingat betapa indah penampakan Namjoon yg berada di atasnya membubuhkan kecupan kecupan pada setiap inci kulitnya yg putih bak susu. Melenguhkan namanya dengan sedikit nada merdu tertahan yg syahdu. Namjoon si pecinta bunga yg selalu membuat hati Jimin khalayak seperti taman bunga.
"Kenapa senyum senyum?"
Jimin terkesiap. Hampir saja jatuh ke sisi ranjang jika saja tangan kekar itu tak sigap memeluk tubuhnya erat menjaga agar tak sampai jatuh. Sejak kapan lelaki itu bangun?
"Kok udah bangun? Gue gak bisa diem ya makanya bangun?" Tanya Jimin dengan wajah lugu.
"Sibuk ngelamun sambil nyengar nyengir sih!" Namjoon tersenyum manis menampilkan dua lubang pipinya yg manis sambil menjawil main main hidung bangir Jimin.
"Iih.. sakiit.." ujarnya dengan nada manja sambil mengusap hidungnya yg sedikit memerah. "By the way, selamat pagi Namjoon." Ujar Jimin sambil bergerak maju membubuhkan kecupan singkat di pipi Namjoon.
Namjoon kembali tersenyum. "Selamat pagi Jimin." Tangan yg tadinya melingkar di pinggang Jimin terulur untuk mengusap pucuk kepala Jimin lembut.
"Thank you buat semalem ya, Joon. Gue seneng banget."
"Gue juga, Ji."
Jimin kembali menggeser posisinya. Bergerak lebih dekat untuk kemudian menelusup masuk kedalam pelukan Namjoon. Pada dada bidang yg tak terbalut apapun itu, Jimin menyandarkan kepala. Merasakam debar jantung Namjoon yg ada di dalam sana yg berdentum riuh, sama seperti miliknya.
"Joon.."
Namjoon bergumam pelan. Meletakan dagunya di pucuk kepala Jimin. Sedang tangannya kembali merengkuh tubuh Jimin sambil mengusap lembut punggung Jimin yg masih bertelanjang.
"Kenapa lo gak pernah hubungin gue selama dua tahun kemarin? bahkan lo menutup semua akses untuk gue bisa komunikasi sama lo. Kenapa?"
Ini adalah pertanyaan yg ingin ia tanyakan sebenarnya pada Namjoon sejak kemarin. Eksistensi Namjoon tiba tiba muncul di layar ponselnya. Namun semalam, Jimin mengurungkan niatnya agar tidak mengacaukan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I K I G A I [ NamMin AU ]
Fanfiction[✓] Complete Chaptered started ©April 2022 ⚠️Attention⚠️ BxB ; Mature contains NFSW (18+); Back and Fort Flow ; angst; a little bit fluff Hars Word; Unstable relationhip Ikigai adalah istilah Jepang untuk sebuah alasan seseorang untuk bangun di pag...