07.| Calon Mama Mertua

294 41 7
                                    

"yakin gak mau dianter?"

Jimin sekali lagi melontarkan pertanyaan yg sama pada Namjoon ketika mereka telah sampai di ambang pintu gerbang rumah Jimin yg mencuat begitu tinggi.

"Gue udah pesen go-car, Ji. Masa di cancel!?"

"Hehehe. Iya juga sih. Betewe, thank you yaa Joon udah mau ketemu sama mama papa gue. Akting lo keren banget. Mama papa sampe percaya gitu sama ucapan lo kalo kita pacaran." Ucap Jimin.

"Siapa yg akting?!" Jawab Namjoon dengan nada retoris, membuat Jimin terkesiap sejenak lalu menatap Namjoon dengan dahi terlipat. Hah? Bagaimana maksudnya? Jadi yg tadi Namjoon ucapkan itu kesungguhannya? Bukan bualan?

"Tapi kalo lo anggepnya gue cuma akting yaa gak papa sii. Besok gue mau masuk agensi aja biar jadi artis sinetron." Ujar Namjoon.

Jimin menyikut Namjoon main main. "Apasih lo Joon! Bikin gue bingung aja. Untung sayang!" Jimin mengerucutkan bibirnya lucu.

"Ji.." cicit Namjoon dan di balas dengan dehaman Jimin. "Abis ini lo bakalan bahagia terus kan?"

Jimin mengangguk cepat. "Iya gue janji bakalan bahagia. Mama papa seneng sama lo, dan gue yakin abis ini mereka bakalan berenti jodoh jodohin gue dengan anak koleganya.
Gue bakalan bebas, Namjoon. Makasih yaa.."

Namjoon mengulas senyum tipis hingga cukup memunculkan lesung pipi pada kedua belah pipinya.

Ada detik yg terasa berhenti berdetak ketika dua pasang manik itu saling bertemu. Namjoon dengan raven legamnya yg tajam sekaligus teduh. Jimin dengan hazelnya yg berpendar. Mereka saling menyelami satu sama lain untuk beberapa saat, hingga mereka sepakat untuk saling memangkas jarak. Dua bibir saling bertemu saling mencumbu menciptakan syahdu. Malam itu mereka melawan hembus angin yg terasa dingin dengan hangat ciuman yg berlangsung begitu lembut. Hingga klakson mobil yg menyalak tiba tiba itu menghentikan pangutan keduanya. Jimin terkekeh pelan, sedang Namjoon menggaruk tengkuk salah tingkah. Yaa ampun.. mereka sudah seperti anak remaja saja.

"Gue balik ya, Ji." Ujar Namjoon yg tak ingin membuat supir Gocar menunggunya terlalu lama.

"Iya. Hati hati ya."

Lambaian tangan dari Jimin menghantarkan kepergian Namjoon bersama taksi yg di tumpanginya untuk membelah jalanan ibu kota malam hari. Lalu Jimin kembali masuk kedalam rumah dengan perasaan sesak karna terlalu bahagia malam ini. Ia melangkahkan kakinya dengan riang seakan beban hidupnya tercabut detik itu juga. Sama sekali tak menyadari bahwa sesuatu yg mengerikan tengah menantinya di depan sana.




.
.






Ini weekend dan Jimin berinisiatif ingin bertandamg kerumah Namjoon sekaligus bertemu dengan sang calon mamah mertua. Hihi. Tapi sebelumnya Jimin ingin memastikan kalau Namjoon memperbolehkan dirinya untuk bertemu sang mama. Sampai akhirnya di pagi pagi bersamaan dengan matahari terbit, Jimin membuat sambungan telpon pada Namjoon.

"Halo Ji.."

"Baru bangun yaa Joon?" Jimin kini malah merasa bersalah karna mendengar Namjoon dan suara khas bangun tidurnya.

"Gak kok. Abis mandi. Kenapa?"

"Namjoon katanya gue boleh ketemu mama kamu?"

"Iya Ji, boleh kok. Emang kapan mau ketemunya?"

"Hari.... Ini." Jimin memgerucutkan bibirnya. "Weekend, dan gue- kangen sama lo."

Namjoon malah terkekeh di seberang sambungan. "Yaudah nanti kesini aja. Kebeneran gue sama mama ada rencana piknik hari ini."

I K I G A I     [ NamMin AU ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang