Well, setelah tau yg datang Seokjin. Jimin melarangnya masuk ke rumah Namjoon meski hanya sekedar menginjakan kakinya di teras. Maka, Jimin membawa Seokjin ke taman ecopark komplek perumahan Namjoon. Pitamnya naik, sebab Seokjin sudah dengan sangat lancang menyalahi tentang aturan privasi dengan mengorek informasi letak keberadaan rumah Namjoon. Padahal jelas, Jimin tak pernah memberikan alamat rumah Namjoon pada siapapun termasuk sahabat karibnya, Jungkook.
"Maafkan saya Jimin, saya sudah lancang melacak alamat rumah Namjoon dan datang. Saya tadi datang ke kantor kamu tapi kata sekretarismu, kamu sudah pulang. Dan saya tahu dari ayahmu kalau kamu memang sudah tidak pulang selama dua pekan lebih." Jelas Seokjin dengan wajah penuh penyesalan. "Saya sudah coba chat kamu, tapi kamu tidak membalasnya sama sekali."
Pantas, karna Jimin telah mengarsipkan kontak Seokjin hingga tak akan memunculkan notif apapun jika pesan darinya masuk. "Iya, kontaknya saya arsipin." Jujur Jimin acuh.
"Jimin, ibu saya masuk rumah sakit semalam. Dan ibu saya terus menanyakan kamu."
Lagi lagi, Jimin membenci rasa iba yg ada pada dirinya serta sopan santun yg membuat dirinya harus luluh dengan keadaan yg sebenarnya ia tak ingin. "Sakit apa?"
"Hipertensinya kambuh, lalu jatuh dan tak sadarkan diri di kamar."
"Terus gimana keadaannya?"
"Lebih baik. Hanya butuh beberapa waktu untuk bisa pulih. Jadi, kamu mau menemui ibu saya, Jimin?"
Jimin diam sebentar, membuang nafas tipis dan memejamkan mata dengan bibir mmengerucut kesamping. Dan mulai detik ini juga Jimin akan membenci sopan santun dalam hidupnya, yg membuat Jimin mengangguki permintaan Seokjin untuk ikut ke rumah sakit.
"Pulangnya jangan malem malem!" Ketus Jimin memperingati dengan jari telunjuk yg mengacung. Sedang Seokjin di seberangnya, berusaha keras menahan senyum agar Jimin tak merubah pikirannya.
Jimin menggemaskan.
.
.Di jam setengah enam lebih tujuh menit, Namjoon sudah tiba di stasiun. Hari ini ia pulang cepat dan dengan sengaja ia juga tak mengabari Jimin. Dengan begitu, ia bisa memberi Jimin kejutan kecil dengan mengajaknya dan Mama makan malam di luar atau, jika mama sudah masak, mungkin ia akan mengajak Jimin sedikit berjalan jalan di sekitaran jalan ibukota.
"Bang Namu!!"
Namjoon menoreh sebelum ia sempat mengenakan helm di atas motornya. Seseorang di kejauhan telah berlari heboh ke arahnya, dengan tas ransel, sebelah tali yg bebas bergelayut tanpa bersandar di bahunya dengan benar. Nafasnya terengah setelah sampai di hadapan Namjoon dan motor matic nya, menerbitkan seulas senyum berlubang di wajah Namjoon yg kembali menyangkutkan helmnya di kaca spion.
"Bener khan.. hhuh.. ini elo!" Katanya kembali berdiri tegak setelah berhasil mengatur nafasnya yg terbata bata. "Tegaa banhget lo.. pulang.. hh.. gak ngabarin guweh!"
Namjoon malah mengusak rambut hitam bergelombang si lelaki dengan cukup kencang, memberantakinya. Sedang si empunya malah tersenyum menampilkan senyum yg terbentuk simetris dari birai tipisnya, membawa dirinya menerjang tubuh jangkung Namjoon dalam pelukan. Namjoon tertawa rendah, menepuk punggung si lelaki dan membiarkannya melakukan apapun pada tubuh atletisnya.
"Long time no see, Tae." Ujar Namjoon. Si lelaki itu mengurai pelukan, wajah tampannya yg berkilat peluh kini memasang wajah sebal dengan bibir lebarnya yg mengerucut.
"Iih.. sebel banget yaa sama abang! Udah di sini sebulan, tapi gak ngasih tau gue! Lo gak tau kalo gue kangen!!"
Namjoon kembali tertawa. "Maaf. Udah ayo naik. Pasti lo disini, jauh jauh naik kereta dari bekasi mau ke rumah kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I K I G A I [ NamMin AU ]
Fanfic[✓] Complete Chaptered started ©April 2022 ⚠️Attention⚠️ BxB ; Mature contains NFSW (18+); Back and Fort Flow ; angst; a little bit fluff Hars Word; Unstable relationhip Ikigai adalah istilah Jepang untuk sebuah alasan seseorang untuk bangun di pag...