01.| You Are my Ikigai

1.3K 76 10
                                    

(Sexual scene)











London, Desember 2017


Palung Jimin seakan patah ketika milik Namjoon menghujam lubangnya melesak masuk kedalam menumbuk titik ternikmatnya. Rancauan dari bibir gemuk sewarna ceri terus saja melenguh ketika nikmat di dulang. Peluh peluh yg menetes dari punggung manusia sempurna di atasnya, bagai tetesan air suci yg berasal dari nirwana meskipun suhu di luar menujukan angka pada minus tiga derajat.

Mata Jimin terpikat sedang hatinya terikat. Jatuh kedalam dasar yg orang sebut itu sebagai jatuh cinta dalam pergumulan pertama mereka. Well, bagaimana Jimin tak terpesona ketika kedua lengan berotot lelaki berkulit tan itu mengungkung dirinya ada di bawah. Jelaga pekatnya dengan kelopak solid, menambah kesan maskulin pada wajah dengan perpotongan dagu yg tegas. Dan yg paling Jimin suka dari keseluruhan spesies manusia sederhana ini adalah, dua lubang pipinya yg begitu indah.

Meskipun lelaki Jangkung itu pemula, namun dahaga Jimin akan hasrat dan syahwat terpenuhi karenanya.

"Eughh.. Namjoonh.." Jimin mengerang tak sabaran. Sebelah tangan yg mengalung ke belakang punggung lebar, mencengkram erat di kulit. "Ahh.. pleaseee.., maahuu sam— akh.."

Belum sempat kalimatnya tuntas di ucapkan, putihnya datang. Begitupun lelaki jangkung yg ada di hadapannya. Satu jam pergumulan panas membuat nafas keduanya terengah memburu, dan tubuh si lelaki jangkung ambruk di atas tubuh Jimin yg mana di sambut hangat oleh pelukan meski terasa sedikit sesak. Lelah. Menit berlalu dan dan tubuh si lelaki jangkung beringsut menyingkir, memposisikan diri sejajar bertatap wajah dengan Jimin lalu sebelah tangannya melingkar di pinggang ramping si lelaki mungil.

Tak ada percakapan, hanya mengulas tatapan dengan deru nafas yg kian lama kian teratur. Mereka saling menyelam dan pandangan, bertukar rasa dengan degub yg sama sama kian berpacu.

"Namjoon.." Ujar Jimin memecah keheningan dan di balas dehaman oleh si lelaki Jangkung yg di panggil Namjoom. "Lo pernah denger istilah Ikigai?"

"Istilah Jepang yg menjelaskan tentang kesenangan dan makna kehidupan." Jimin mengangguk dan dia tahu, bahwa teman tidurnya ini adalah lelaki sempurna yg serba tahu. "Kenapa?"

"Gue udah nemuin ikigai gue." Aku Jimin.

"Oh ya? Berarti empat elemennya udah lo temuin?! Passion, Mission, Vocation and Profesion-nya udah lengkap?"

"Ya." Senyum Jimin terulas, menampilkan eye smile yg menjadi salah satu pujaan si lelaki Jangkung.

"I'm glad to hear that. Apa itu?"

"My passion is you, my mission is you, my vocation is you and my profesion is you. You are my ikigai, Namjoon." Jimin  mengeratkan tangannya pada lelaki Jangkung. "Lo, adalah makna hidup gue sekarang."

Si lelaki jangkung membalas dengan sama mengerat pelukan. Mengusap punggung sempit Jimin dengan penuh kelembutan. Andai saja Jimin tahu bahwa betapa sulitnya si lelaki jangkung untuk menolak lelaki seindah Jimin. Manusia bernama Namjoon ini memang brengsek sekaligus pengecut, Jimin.

.
.



Sekitar tiga bulan kebelakang Jimin mengenal lelaki jangkung yg di ketahui bernama Namjoon. Spesies manusia yg sama sekali jauh berbeda dengan yg biasa berada dalam circlenya. Namjoon tidak suka hal hal mewah, gemerlap, berkilau. Ia lebih tertarik pada sesuatu yg hidup teduh dan wangi. Namjoon tidak suka minum alcohol, atau sekedar teh dan kopi. Ia hanya suka air mineral. Dalam tas belacunya yg kumal, selalu tersedia botol berisi air mineralyg bisa di teguknya kapan saja. Namjoon juga suka sekali bersepeda, mengunjungi taman dan danau. Bercengkrama dengan anjing, kucing, burung, ikan dan katak. Tapi bukan berarti ia menjadi tak baik terhadap sesamanya.

I K I G A I     [ NamMin AU ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang