Akan ada banyak hal mengenai cinta yang harus diperjuangkan. Meski bukan sejenis dengan perjuangan dalam peperangan menggunakan senjata, cinta yang Archie dan Siri miliki sudah pasti memiliki cara tersendiri untuk saling menyatu.
"Moma ana?"
Archie kembali mendengarkan pertanyaan dari Serein ketika anak itu terbangun. Anak itu terlalu senang menanyakan moma kesayangannya yang bahkan sebelum mengetahui mengenai status sebenarnya, Rein sudah menyayangi Siri selayaknya ibu kandung. Mungkin anak itu sudah merasakan ikatan yang kuat itu dengan Siri.
Archie memberikan susu di gelas kesayangan Serein dan mengusap kepala anak itu dengan sayang. Segera setelah mendapatkan susunya, Rein bisa membungkam mulut mengenai Siri dan fokus pada susu tersebut. Namun, tidak lama anak itu kembali menyodorkan pertanyaan mengenai Siri dengan menyodorkan gelas kosongnya. "Moma ana, Popa?"
Kali ini Archie tidak bisa menghindar karena Rein menanyakannya dengan menaikkan nada suaranya.
"Moma lagi sakit, Rein."
Wajah Rein langsung berubah panik. Anak itu bahkan seolah lupa jika tadi Siri memilih tidak menatapnya sama sekali. Rein melupakan sikap Siri yang takut menemui Rein.
"Atit pa pa?" Pertanyaan mengenai sakit apa yang diderita oleh Siri membuat Archie pening untuk menjelaskannya pada Serein. Dia tidak mengerti dengan lanjutan apa yang harus dirinya berikan pada sang putra.
"Sakit-"
Belum sempat Archie menyelesaikan penjelasannya, ponselnya berdering dengan nomor Jeje yang tertera di sana. Dengan cepat Archie mengangkat panggilan tersebut.
"Popppp," panggil anak itu pada sang papa yang tidak melanjutkan jawaban.
"Sebentar, popa angkat telepon dulu, Rein."
Rein menuruti ucapan papanya dengan patuh dan menunggu pria itu dengan kepala yang mendongak memerhatikan papanya yang bicara.
"Ya, Je? Ada kabar soal Siri? Kalo bisa gue mau ke sana. Gue mau ketemu sama dia. Gue nggak tenang kalo harus nunggu lebih lama lagi buat ketemu sama Siri."
"Ar, ini aku."
Suara Siri yang menyambutnya seketika membuat Archie menatap putranya yang penasaran juga dengan pembicaraan papanya. Archie tahu Serein akan langsung merebut ponselnya jika menyapa dengan jelas pada Siri.
"Ini kamu? I miss you, My Star."
"Capa mis mis Popa?" Serein memang selalu peka jika menyangkut Sirius. Anak itu bahkan bisa membaca gerak gerik papanya yang sedang bicara dengan Siri.
"Ini ..."
"Moma?"
Archie mengangguk dan segera meminta panggilan itu di-loudspeaker.
"Archie-"
"Momaaa! Ni nih Yein!"
Archie takut jika reaksi Siri akan panik ketika mendengar suara Serein.
"Sayang, nggak ke sini sama popa?"
Archie sangat terkejut dengan ucapan Siri. "Kamu beneran? Aku sama Rein boleh ke sana? Ketemu kamu? Kamu oke?" Archie dengan cepat mengatakan semuanya membuat Siri kewalahan.
"Iya, kalian bisa ke sini."
Sangat jelas jika Siri memiliki kesiapan untuk menyambut Archie dan Rein. Tidak heran jika sekarang Archie ingin segera berlari ke rumah wanita itu, memeluknya dan menciuminya dengan kasih sayang yang ingin sekali Archie berikan pada Siri sejak awal mengetahui fakta ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's In Hurry / Tamat
ChickLitPerkenalkan Archie, seorang duda beranak satu yang didorong orangtua untuk segera menikah kembali karena tak mau cucu mereka mendapati kebiasaan one night stand Archie yang semakin menjadi. Bertemu dengan Siri, pemilik bisnis khusus 'kewanitaan' ya...