CH. 15

5.2K 925 40
                                    

Siri tahu dirinya sudah melakukan kesalahan dengan memancing kemarahan Archie sebelum pria itu berangkat ke LA yang jaraknya bukan main-main. Mereka pasti akan mengalami masalah komunikasi dengan kesenjangan waktu dan perbedaan banyak hal. Sudah sulit, Siri malah mempersulit keadaan diantara mereka dengan memancing kerumitan hubungan mereka.

"Mo ana, Popa?" Pertanyaan Serein selalu mampu menarik perhatian banyak orang. Tidak terkecuali Siri dan Archie.

"Kita harus ikut nenek, Rein."

"Ana?" Serein memiringkan kepalanya untuk dapat melihat wajah papanya yang menunduk untuk merapikan pakaian anak itu.

Archie yang sudah paham bahwa putranya ingin diperhatikan memilih menghentikan kegiatan dan menjawab Rein dengan fokus utama pada anak itu.

"Kita ikut nenek ke Los Angeles, Rein. Kita ke tempat yang jauh."

"Moma Siyi?"

Siri menoleh ketika namanya dilibatkan dalam kalimat tanya Serein. Anak itu tampaknya sudah terobsesi untuk bisa kemana pun bersama Sirius.

"Moma nggak ikut. Moma harus kerja di sini." Archie berusaha menjawab dengan baik.

"Na a pa? Itut moma."

Pertanyaan kenapa dari mulut anak-anak adalah jebakan. Sekali dijawab karena, maka akan ada kenapa, kenapa yang lainnya. Archie tidak akan pernah bisa memuaskan Serein jika menyangkut Siri, kecuali wanita itu sendiri yang menjawab untuk memastikan Rein tenang dengan penjelasan yang ingin Rein dengar.

"Tanya moma kamu kenapa nggak ikut," jawab Archie tanpa menoleh pada Sirius yang mengernyit dengan heran.

Padahal sekarang Siri menunjukkan gerakan mata yang berkata, "Apa-apaan kamu mengalihkan pertanyaan ke aku!?"

"Na a apa, Moma?"

Siri mendekat ke arah dua pria yang sudah banyak mengambil alih dunianya. Dengan perlahan dia menjawab, "Moma belum izin sama nenek. Soalnya nenek maunya yang ikut popa sama Rein. Kalo moma nggak izin, moma nggak boleh ikut."

"Iyin ma yeyek. Yein yan iyin."

Archie tahu putranya tidak pernah setengah hati ketika menyayangi seseorang. Ketika memutuskan untuk memanggil Sirius dengan moma Siyi, maka anak itu sudah bertekad dalam hati tidak akan melepaskan Siri apa pun yang terjadi. Astaga, nih anak beneran bikin papanya jantungan pake bahasanya.

Siri tersenyum dan sukses membawa kedamaian di hati Archie. Bagaimana pria itu bisa melanjutkan keterdiamannya ketika senyuman Siri mampu mengacaukan dunianya?

"Nanti kalo moma ada waktu, moma izin sama nenek, ya? Tapi sekarang Rein sama popa berangkat dulu, ya."

Serein memberikan tatapan bertanya pada Archie. Anak itu meragu pergi tanpa momanya. Archie bertanya-tanya dalam hati, apakah Serein akan menangis dan menciptakan drama agar Siri ikut dengan mereka?

"Popa oyeh moma iyin ma yeyek?"

Archie mendesah tanpa suara, menekan rasa lelahnya untuk menjawab pertanyaan Rein. "Boleh. Moma boleh izin ke nenek dan boleh melakukan apa pun yang moma mau."

Siri menatap Archie semakin heran karena wanita itu tahu makna dari kalimat sindiran Archie. Sedangkan Serein yang tidak cukup mengerti dan hanya mengambil kata 'boleh' langsung berseru kegirangan. Tanpa ada tangisan dan drama berkepanjangan, Serein mau untuk diboyong menuju bandara.

Siri mengikuti mereka dan mengantarkan keduanya hanya sampai di lobi kantor Siri. Serein berulang kali menarik tangan Siri dan menggenggamnya.

"Udah, Rein. Kita harus masuk mobil sekarang." Archie mencoba membuat tangan Rein lepas dari Siri.

Daddy's In Hurry / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang