Best Friend

3.1K 119 10
                                    

Jam pelajaran pagi sudah usai. Bel pemberitahuan untuk anak-anak bisa beristirahat untuk makan siang baru saja dibunyikan, bersamaan Seokjin memasukan buku dan alat tulisnya ke dalam tas ranselnya.

Jimin, teman sebangku Seokjin, segera mengajaknya pergi ke kantin. Tapi entah kenapa Seokjin menolak anak berpostur lebih kecil darinya itu.

"Kenapa?" tanya Jimin bingung, karena tidak biasanya Seokjin menolak ajakan Jimin ke kantin.

"Sedang malas saja, lagian aku sudah bawa bekal dari rumah. Kau dengan yang lainnya saja ya Jim?" ujar Seokjin, mengeluarkan kotak bento dari dalam tas.

Jimin mengerling kotak itu seraya berfikir.

"Ah, apa karena Jungkook?" tebak Jimin curiga,

"Hei, kenapa juga gara-gara dia," Seokjin terkekeh dengan kikuk, ketara sekali kalau sedang beralasan.

Jimin paham Seokjin dengan baik, karena ini tahun kedua mereka berada di kelas ini dan jadi teman sebangkunya.

"Baik, aku akan ke kantin bersama Namjoon," kata Jimin, lalu meninggalkan Seokjin bersama Namjoon yang sudah menunggunya di pintu kelas.

Seokjin hanya menghela nafasnya berat saat Jimin melangkah pergi.

Dugaan Jimin memang tidak meleset. Alasan dia malas ke kantin adalah bertemu dengan Jungkook. 

Jeon Jungkook. Anak laki-laki seangkatan dengan mereka di kelas yang berbeda. Kelas A. Di mana kelas itu dipenuhi dengan siswa dan siswi yang berprestasi dan membanggakan sekolah. Sementara Seokjin berada di kelas C. Bukan kelas terbawah seperti kelas E, namun jarak prestasi Seokjin dan Jungkook cukup jauh bagi Seokjin.

Jadi apa masalahnya?

Jadi Jungkook adalah sahabat dekat Seokjin dari kecil. Keluarga Seokjin pindah ke Busan karena pekerjaan ayahnya dan tinggal secara kebetulan tepat di depan rumah Jungkook. Jadilah keluarga mereka saling mengenal. Kedekatan mereka di mulai sejak itu sampai sekarang, bahkan keduanya selalu berada di sekolah yang sama.

Jungkook adalah pribadi yang bersemangat, ceria dan selalu aktif terutama di bidang olah raga. Anak yang bagi Seokjin adalah segala bisa. Secara akademik maupun bidang lainnya. Tapi Jungkook paling mengemari olah raga basket dan tahun ini Jungkook terpilih menjadi ketua club basket di sekolahnya dan sering memenangkan perlombaan basket antar sekolah.

Berbeda dengan Jungkook, Seokjin lebih diam dan tidak suka kegiatan di outdoor. Dia lebih suka menghabiskan waktu luang di rumah dengan main game, membantu ibunya di dapur untuk masak, atau membaca buku komik kesukaannya. Jika tidak terpaksa, Seokjin enggan untuk beranjak dari kamarnya.

Perbedaan karakter dari mereka memang sangat menonjol. Namun itu tidak merubah persahabatan mereka untuk saling melengkapi. Jungkook akan dengan senang hati menemani Seokjin bermain game, dan Seokjin sesekali menonton Jungkook latihan basket agar mereka bisa pulang bersama setelahnya.

Jungkook juga tipikal anak yang mudah akrab dan menyesuaikan kepribadian Seokjin yang sedikit tertutup. Dia akan mengikuti semua perkataan Seokjin dan mengekornya kemanapun Seokjin pergi. Hampir setiap hari Jungkook datang ke kelas Seokjin untuk mengajaknya makan di kantin bersama sampai semua hafal dengan kelakuan anak itu dan memanggilnya 'bayinya Seokjin'.

Tapi, beberapa hari ini, sudah genap 3 hari. Jungkook tidak melakukan kebiasaannya. Hal itu dikarenakan pertengkaran mereka di akhir liburan lalu. Sebenarnya ini masalah sepele, tapi menurut Seokjin, Jungkook sudah keterlaluan.

Jungkook pergi mendaki bersama teman-temannya ke gunung namun kesalahan Jungkook adalah dia tidak meminta ijin pada keluarganya ataupun pada Seokjin. Jungkook diam-diam mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam pendakian bersama club pendaki di sekolahnya.

You Never Walk Alone: TaeJinKook storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang