Uri beloved Hyung

517 37 22
                                    

Kim Seokjin di antarkan ke ruang guru saat dia tengah mengikuti pelajaran. Kata wali kelas yang menjemputnya, bibinya tengah menunggunya dan meminta untuk bertemu sekarang.

Bibi Seokjin mengatakan, saat ini Seokjin harus ke rumah sakit. Seokjin tentu saja bingung, tidak bisa menebak siapa yang sakit. Tapi sang bibi masih enggan menjelaskan dan meyakinkan kalau tujuan Seokjin di bawa ke rumah sakit adalah untuk melakukan pemeriksaan.

Tapi Seokjin sendiri merasa dia tidak sakit sama sekali. Seokjin juga bukan anak yang mudah sakit atau terkena flu di saat musim dingin. Dia rajin berolah raga dan jarang melewatkan makannya.

Seokjin tidak banyak berkomentar, dia menuritu saja permintaan bibinya dan membiarkan proses itu dilakukan tanpa protes.

"Seokjin," panggil bibinya setelah mereka kembali ke rumah.

Bibi Seokjin dari adik ayahnyalah yang selama ini menampungnya hidup setelah ayahnya meninggal dunia. Seokjin tinggal dan hidup bersama keluarga bibinya itu.

"Bibi akan mengatakan alasan hari kamu di cek di lab," kata sang bibi dengan hati-hati,

Seokjin yang cenderung pendiam hanya mengangguk,

"Adikmu sakit, ibumu mengubungiku. Dia memintaku untuk mengecek sumsum tulangmu. Di harapkan itu bisa menyelamatkan adikmu,"

Seokjin mengernyit,

"Adikmu yang baru berusia tujuh tahun terkena leukemia, dan dia membutuhkan transplantasi sumsum tulang belakangmu. Hasil lab mengatakan kalau kalian cocok," sang bibi mendekatkan dirinya ke arah Seokjin,

"Apa kamu bersedia melakukannya?" tanyanya dengan lembut,

Seokjin menatap wanita itu lama,

Seokjin yang saat ini berumur 15 tahun tampak berfikir keras.

"Jin, kalau kamu keberatan, bibi akan menyarankan alternatif pengobatan lain," katanya segera, begitu melihat Seokjin tidak bereaksi,

Seokjin menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menjawab.

"Aku akan melakukannya," kata Seokjin kemudian,

Sang bibi menatapnya tak percaya,

"Kau sungguhan?" terlihat perubahan ekspresi dari wajah bibinya dan tampak lebih sumringah.

Seokjin mengangguk mengiyakan lagi,

"Terima kasih Seokjin, kamu akan membantu sekali. Aku akan menelfon ibumu, sebentar,"

Sang bibi sedikit menjauh dan mengambil ponselnya, sementara Seokjin hanya menyaksikan pemandangan itu dalam diam.

"Lagian, mana bisa aku menolaknya kan?"

.

.

Seorang perawat yang menjaga Kim Taehyung tampak kerepotan mengikuti langkah cepat anak kecil di depannya. Perawat itu di khususkan untuk menjaga Taehyung selama dia sakit dan sudah dianggap seperti baby sitternya.

"Taehyung, pelan-pelan," seru perawat itu memperingatkan,

"Ayo, aku ingin melihat kakakku," katanya berbalik, menunjukan wajah tak sabarannya.

Perempuan berusia 27 tahun itu segera menyamakan langkah dan mengandeng tangan Taehyung. Itu lebih baik daripada Taehyung hampir berlari karena ketidaksabarannya sendiri.

You Never Walk Alone: TaeJinKook storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang