New world

366 38 3
                                    

Jungkook, usia 15 tahun. Tumbuh dan tinggal bersama ayahnya di sebuah pinggiran kota kecil di Busan. Ibunya sudah meninggal saat dirinya berusia sepuluh tahun. Dan Jungkook putus sekolah setelahnya. Karena pada kenyataannya, kehidupan bahagia mereka hancur setelah ibunya meninggal. Ayahnya berubah kasar dan sangat membenci Jungkook kecil dan kewarasannya mulai menghilang hari demi hari.

Selain putus sekolah, Jungkook juga diperlakukan tidak layak oleh ayahnya di rumah. Di kurung seperti binatang, dan harus menahan lapar karena dia hanya di beri makanan satu kali sehari. Itupun masih di bantu tetangganya yang menyadari perbuatan ayah Jungkook yang kian lama semakin gila. Bekerja serabutan karena di pecat dari kantornya dan mabuk-mabukan. Mereka dengan tulus menyelipkan makanan di balik jendela kamar Jungkook yang selalu terkunci.

Seorang kepala desa sudah melaporkan perbuatan ayah Jungkook setelah dua tahun ini sejak perbuatan ayahnya di ketahui tetangga mereka. Mungkin juga karena puncak kegilaan ayah Jungkook memang terlihat setelah dia di PHK dua tahun belakangan. Soal pukulan dan makian, tidak pernah luput dari telinga para tetangga yang rumahnya hampir berdempetan dengan tembok rumah kecil keluarga Jeon.

Namun, nyatanya, Jungkook kecil tidak bisa memberikan kesaksian apapun. Anak ini, hanya diam dan menutupi perbuatan ayahnya dan keluarga satu-satunya ini.

Dan saat itulah Kim Seokjin muncul dalam kehidupannya. Seorang karyawan muda di salah satu perusahaan game yang cukup terkenal di Seoul. Serta dia adalah seorang pekerja relawan aktif untuk perlindungan anak. Berumur dua puluh tahun. Masih sangat muda dan seorang jenius game.

Seokjin mendengar kasus ini di sela kesibukannya bersama team pengembang game di perusahaan ayahnya sendiri. Seokjin tidak harus berfikir lama dan akhirnya mencari tahu segala hal tentang keluarga Jeon dan putra satu-satunya yang saat ini hidup seperti neraka di rumahnya sendiri.

Tidak mudah, bahkan saat Seokjin dan para relawan lain di bantu aparat setempat melakukan pendekatan pada keluarga Jeon. Ayah Jungkook, pak Jeon, sangat tidak bersahabat dan mengusir mereka di hari pertama kunjungan dan memaki dengan sumpah serapah. Namun mereka tidak menyerah. Sampai satu hari, akhirnya Seokjin bisa bertemu dengan sang anak. Dengan tubuh kurus namun memiliki mata besar, dan cemerlang.

Seokjin tidak bisa tidak jatuh hati pada anak itu. Duduk dengan mengaitkan dua tangan kecilnya di sofa rumahnya. Beberapa orang sudah menahan pak Jeon karena tingkah lakunya yang sudah di ambang batas. Memukul putra satu-satunya dengan tongkat bisbol di sekujur tubuh Jungkook.

Saat ini, ayah Jungkook sudah di amankan di kantor polisi untuk ditindak lanjuti. Hanya Seokjin dan beberapa orang dari team relawan dan dua polisi yang ikut berjaga di sekitar rumah.

Seokjin duduk di sisi Jungkook, meraih dua tangan kecilnya dan tersenyum.

"Hai," sapa Seokjin ramah,

Jungkook mengerjap sedikit kaget, merasakan tangan lembut dan hangat itu menyentuh tangannya.

"Kamu baik?" tanya Seokjin, masih dengan tersenyum.

Jelas Jungkook tidak baik-baik saja. Dia malnutrisi, trauma mendalam dan ketakutan.

"Ayahku?" suara lembut itu terdengar dari bibir tipis dengan tahi lalat tersembunyi di ujung bibir atasnya. Manis sekali.

"Ayahmu akan di obati, jadi," Seokjin dengan miris melihat beberapa memar di bagian tubuh Jungkook yang masih kebiruan.

"Kau juga," lanjut Seokjin,

Jungkook makin mengerjab, menelan kepahitan yang mungkin sudah di telannya bertahun-tahun ini. Kesengsaraan yang membuat dirinya menjadi salah satu anak dengan label broken home karena ketidakmampuan ayahnya menerima nasib mereka setelah di tinggal orang terkasih.

You Never Walk Alone: TaeJinKook storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang