"Kana belum bangun Mew?".
"Belum Ma." Mew mengecup tangan Kana.
Mew begitu khawatir karena setelah melakukan operasi, anak manis itu belum membuka matanya hampir satu jam lebih.
"Kamu makan dulu sebentar. Bunda udah bawain makanan buat kamu!".
"Mew gak lapar bunda. Ayah sama papa belum datang?".
"Belum Mew tapi mereka sudah berada didalam perjalanan kesini. Kalau kamu udah lapar makanannya bunda taruh diatas meja!" Bunda menaruh sebungkus nasi.
Beralih pada cucunya yang saat ini tertidur pulas diatas gendongan mama Mew.
"Cucuku cantik sekali."
"Cucuku juga kalau kamu lupa!" .
Bunda memutar bola matanya. Ia tidak ingin terlarut percekcokan nanti yang ada Mereka akan terusir.
"Mew kamu ingin memberi nama siapa?".
"Rahasia. Nunggu Kana bangun!".
"Mama sini, Mew mau gendong anak Mew!".
"Ini sayang. Hati-hati!"
Mew dengan hati-hati menimang buah hatinya yang sudah lama ia tunggu-tunggu.
Mew memberi satu kecupan dipipi merona bayi cantik tersebut.
Pahatan sempurna .
Bibirnya seperti bibir Kana. Begitu berisi dan merah. Hidung begitu mancung sepertinya bahkan lebih mancung. Mata lentiknya mirip sekali dengan Kana. Jika dipikir-pikir wajah rupawan anaknya semua mirip dengan Kana.
Hanya rahangnya sama dengan dirinya.
"Perempuan ya?" Mew seakan dibuat gemas oleh buntelan digendongan nya.
"Anak Daddy cantik sekali? Lucu nya!" Mew menggigit pipi dalamnya.
"Anakku!"
"Mantu papa!".
Kedua pria paru baya mendobrak pintu dengan kencang.
Suara bayi menggelar, suara dobrakan pintu begitu keras hingga bayi mungil itu terbangun.
"Kalian datang-datang membuat ribut! Tidak usah datang sekalian!" Bunda dan mama memberi tatapan tajam kepada dua pria yang sudah lanjut usia itu.
Meraka hanya diam menunduk.
"Maaf- sayang!".
"Sudahlah istriku. Aku sangat antusias anakku sudah besar rupanya!".
Mew terus meminang buah hatinya. Tangisannya tak kunjung berhenti.
"Nghh~ Miu?" Kana membuka matanya perlahan. Ingin duduk perutnya begitu sakit.
"Maaf ya. Dedek bayinya nangis. Kamu jadi kebangun!".
Kana mengeleng. "Kana mau lihat dedek bayinya. Sini kasih ke Kana."
"Ini sayang, hati-hati."
Kana menatap gemas wajah putrinya. Wajahnya begitu manis dan cantik.
"Dedek bayinya mirip Kana Ndak?".
"Mirip sayang." Mew menggigit bibirnya.
"Pipinya gembul hihi!" Kana menoel-noel pipi gembil putrinya yang sudah tenang. Tidak menangis seperti tadi.
"Astaga jangan digigit!" Mew memekik. Bunda, mama dan kedua pria paru baya berlari kearah mereka dengan panik.
"Kenapa Mew?".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband (END)
RomanceKisah tentang kehidupan Mew Suppasit bersama istrinya Gulf Kanawut. Gulf Kanawut pria cantik cenderung manis berstatus menjadi istri dari seorang CEO muda. Kisah ini akan menceritakan kisah sehari-hari Mew dan Gulf