"Sayang mau cake rasa apa?"
"Led pelpet. Buna!" Suara logat cadelnya sedikit melengking, saking antusiasnya pada cake warna merah itu.
Pria dengan wajah manis mengangguk dan mengelus Surai rambut putrinya. "Cheryl, duduk disana dulu ya. Buna pesankan sebentar!".
"Janan lama-lama ya."
"Iyaa sayang."
Sebelum kana sang pria berwajah manis pergi. Ia mengangkat tubuh putrinya tapi ditolak oleh putrinya.
"Aku bica cendili kok. Buna pergi pesan canya!".
"Beneran?".
"Iyaa, benelan kok!".
"Yasudah Buna tinggal pesan cake dulu."
Kana melenggang pergi sembari menoleh pada putrinya.
Cheryl menaiki kursi yang lumayan tinggi dari ukuran tubuhnya, tapi dengan gesitnya anak itu mampu sampai keatas.
Setelah duduk diatas kursi anak itu menopang dagunya dengan kedua tangannya.
Wajahnya sama persis dengan Kana mata, bibir dan hidungnya. Hanya rahangnya saja yang sama dengan sang ayah.
Kepribadiannya sama saat Kana mengandungnya. Dirinya memang perempuan tapi sifatnya seperti seorang laki-laki, Mew dan Kana Sampai dibuat pusing.
Lima tahun, keluarga Mew diwarnai dengan kehadiran sang buah hati yang dinanti-nantikan. Mewarnai setiap langkah mereka,
Dua bocah.
.
.
.Cheryl menatap sengit mata telaga hitam sang pemilik yang ukuran tubuhnya terbilang lebih besar darinya.
Pria yang menggoda bunanya.
Wajahnya cukup tampan tapi masih tampan sang ayah.
Keduanya larut dalam tatapan mereka. Tangan pria itu terulur mengelus pipinya yang merah seperti merona.
"Janan sentuh-sentuh."
Bugh.
Kana membulatkan matanya. Ia segera membawa putrinya dalam gendongannya "Cheryl jangan seperti itu."
"Maafkan putriku kak." Kana merasa bersalah, wajah pria dihadapannya merah. Bagian pipi tirusnya.
"Ah.. tidak apa-apa."
"Sekali lagi maaf kak. Aku harus pergi permisi!"
"Tunggu–" tangan pria kekar itu memegang bahu Kana, tapi lagi-lagi putrinya begitu posesif.
Tangannya terus dihantam tangan kecil bocah manis.
"Ya?" Kana menautkan alisnya wajah pria dihadapannya malah seperti gugup "Apakah weekend kau sibuk?".
"Aku sangat sibuk mengurus suami dan anakku. Permisi!" Kana melepaskan cengkraman tangannya. Berjalan menjauhinya.
Cheryl menunjukkan jari tengahnya dan lidah terjulur, seakan bilang 'Paman kalah dan fuck!'.
"Pamannya jelek. Aku ndak cuka!".
"Walau seperti itu, tangannya tidak boleh seperti tadi. Itu tidak sopan lain kali jangan diulangi ya, Cheryl sayang?" Kana tangan terulur mengelus betapa lembutnya pipi putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband (END)
RomanceKisah tentang kehidupan Mew Suppasit bersama istrinya Gulf Kanawut. Gulf Kanawut pria cantik cenderung manis berstatus menjadi istri dari seorang CEO muda. Kisah ini akan menceritakan kisah sehari-hari Mew dan Gulf