Cepat katakan jika ini semua hanya sebuah mimpi! Jika memang iya, tolong secepatnya bangunkan aku dari mimpi buruk ini!
~Muhammad Abhizar Albirru
"Saya terima nikah dan kawinnya Afida Aisy-"
"Izar!" sentaknya dengan sedikit lirih saat Izar masih terus saja salah mengucapkan nama mempelai wanitanya.
"Mohon kerjasamanya Mas, ini sudah yang keempat kalinya," ujar Rafi, Ayah dari gadis yang kini berada di sampingnya kali ini.
"Maaf," lirih Izar.
"Baiklah, saya ulang. Tapi kali ini harus benar," ucapnya dan Izar hanya mengangguk.
"Bismillah, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Muhammad Abhizar Albirru bin Kiai Yusuf dengan putri saya yang bernama Adiba Khanza Ranisa binti Rafi dengan mas kawin berupa uang tunai senilai sepuluh juta rupiah dan seperangkat alat shalat dibayar tunai."
Izar menarik nafasnya dalam-dalam. "Saya terima nikah dan kawinnya Adiba Khanza Ranisa binti Rafi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!"
"Alkhamdulillah ...."
Tolong katakan jika semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk! batin Izar.
🦋🦋🦋🦋
Izar mengadakan ijab qabulnya di rumahnya. Ia tidak mau jika dilakukan di masjid, alasannya, ia masih kecil dan tidak ingin pernikahannya terbongkar.
Izar menyetujui perjodohan ini dengan syarat, pernikahannya harus disembunyikan sampai ia siap. Dan pertanyaannya ... kapan Izar siap?
Izar memang mempunyai rumah di luar pesantren, namun, jarang ditinggali. Bukan rumah Izar sih, lebih tepatnya rumah Kyai Yusuf. Tapi kata beliau, sekarang menjadi rumah Izar dan Adiba.
Apa kalian berfikir jika Izar menerimanya begitu saja? Jika kalian berfikir begitu, maka kalian salah. Izar tidak mau tinggal berdua dengan wanita kotor itu. Izar terus mencari alasan agar tetap bisa tinggal di Ndalem.
"Ayolah Bi ... lagian kan, Izar juga masih sekolah di sana, ga mungkin kan kalau Izar tinggalnya di luar pondok? Lagian, Izar ga mau ninggalin Abi sendirian di sana. Jadi ... boleh ya Bi? Izar tetap tinggal di Ndalem kan?"
"Lalu bagaimana dengan istrimu?"
"Dia akan ikut tinggal di Ndalem Bi,"
"Dan akan menimbulkan fitnah? Begitu Izar?" tanya Abi membuat Izar terdiam. Tapi bukan berarti ia kalah dan menyerah.
"Nanti kalau ada yang tanya, bilang saja bahwa Adiba itu saudara sesusu Bi. Kan gak papa saudara sesusu bersentuhan?"
Kiai tampak berfikir sejenak, sedangkan Izar kini sangat berharap bahwa Abinya akan mengabulkan permintaannya. Dan akhirnya harapnnya itu terkabul, Kiai mengangguk menyetujui.
🦋🦋🦋🦋
"Lo ngapain?" tanya Izar pada Adiba yang kini jelas-jelas sedang ingin merapikan bajunya untuk ditaruh di dalam lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Bukan Dia! [END]
Teen FictionCerita ini adalah lanjutan dari Salat Tarawih, jika mau lebih jelas, bisa baca Salat Tarawih dulu ^^ Muhammad Abhizar Albirru, seorang gus kelas dua belas, menyukai santriwati yang berstatus sebagai adik kelasnya. Tapi, masih di usianya yang menginj...