11. Tiga Bulan Tanpa Adiba

249 16 0
                                    

Bangun. Lo tega ngeliat Reza udah kayak orang gila gitu?

~Valen~

Sebobroknya gue, tetap ga seru kalau ga ada lo. Ayo bangun, gue kangen.

~Yesa~

Bangun Tuan Putri, kalau lo terus tidur, siapa yang bakal lerai gue sama Yesa pas berantem lagi?

~Darren~

Tidur mulu, ga bosen hm? Gue kesepian banget di sini. Bangun yok, kalau lo bangun gue bakal beliin pabrik permen kapas khusus buat lo. Haha.

~Fahreza~

"Kau dan aku sepasang orang asing.
Yang membawa kisah masing-masing.
Bertemu karena sakit berbeda.
Berjuang untuk sembuh yang sama."

"Aku tahu mereka berdusta.
Kita tidak baik-baik saja.
Tapi dengan segenggam harapan.
Tubuh ini mencoba bertahan."

"Di napas yang tersisa.
Sayup terdengar doa.
'Ku takkan hidup selamanya.
Namun tak pernah siap berpisah."

"Tidak apa-apa, menangislah.
Itu tak menjadikanmu lemah.
Semuanya memiliki hikmah.
Tuhan Mahabaik, percayalah!"

"Di napas yang tersisa.
Sayup terucap doa.
'Ku takkan hidup selamanya.
Namun tak pernah siap berpisah."

"Lekas pulih ...
Lekas pulih ...
Lekas pulih ...
Kita ...."

"Hehe, maaf ya kalau suara gue sumbang. Emang ga bakat nyanyi, haha. Buat yang lihat rekaman ini, semangat! Lo ga boleh nyerah, tetep harus berjuang, lo masih punya harapan dan masa depan, berbeda dengan gue yang udah menjadi sampah masyarakat ini."

Reza menjeda video itu. Setetes air mata Reza mulai turun. Hatinya tersayat saat mendengar Diba mengatakan bahwa dirinya adalah sampah. Setaunya, Adiba tidak seburuk itu.

Reza pernah kecewa di saat Dokter mengatakan jika Adiba hamil. Bukan apa, ia sudah menganggap Adiba seperti adiknya sendiri. Bahkan ia sangat terbuka pada Diba. Reza tetap berusaha untuk berfikir positif jika itu adalah anak dari suami Diba.

Tetapi ... saat Reza menanyakan langsung pada Izar, Izar dengan santainya menjawab bahwa ia menikahi Adiba karena terpaksa dan bahkan belum pernah sekalipun menyentuh Diba.

Reza terjebak di antara rasa kecewa, marah, dan sedih. Kecewa karena Diba menyembunyikan hal besar seperti ini padanya. Bahkan menanggung semua penderitaannya sendiri. Marah, karena Diba sudah tidak mau terbuka lagi dengannya. Dan ... soal anak haram itu, Diba ... tidak, tidak mungkin Adiba sekotor itu.

Sedih, karena ia merasa gagal dalam menjaga wanitanya. Janjinya dulu, sekarang sudah ia ingkari. Gagal, sungguh gagal! Reza mengacak rambutnya frustrasi lalu mencabut dan membuang asal flashdisk tadi.

Perlahan isakkan Reza mulai terdengar. Kamar dengan cahaya sayup-sayup itu sudah seperti rumah hantu. Gelap dan berantakan. Dan tentunya ... sangat sepi. Hanya ada isakan Reza yang terdengar.

Soal Izar, ia sudah dikabari tentang Adiba. Dan entah karena dorongan dari Abinya atau ada setan yang tiba-tiba merasukinya, Izar langsung bergegas pergi ke Rumah Sakit Pelita Husada. Tempat Adiba dirawat.

Kamu Bukan Dia! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang