2. P e r t e m u a a n || 1200 Detik ⏲

1.4K 217 41
                                    

20 Tahun Kemudian

Aldebaran dan Ardikta kini telah berusia 27 tahun, semuanya sudah sama-sama sukses dan memegang Perusahaanya Sendiri, kecuali Ardikta yang hanya melanjutkan Perusahaan milik sang Papa.

20 tahun berlalu, ternyata tidak membuat Al melupakan rasa sakit hati yang ia alami atas perlakukan kedua orangtuanya kepada dirinya.

Hal itu menyebabkan, ia tidak pernah memiliki Seorang Kekasih sama sekali di dalam hidup nya, bahkan ia membenci sebuah Pernikahan, Aldebaran takut jika nanti ia memiliki pasangan kemudian menikah dan Punya anak, ia takut akan berlaku hal yang sama kepada anak-anak nya. Ya entahlah sampai Kapan Aldebaran Seperti Itu, mungkin ia harus menemukan Perempuan yang benar-benar bisa mencairkan hatinya dan meluluhkan hatinya.

Oh Iya, semenjak Saat Hari dimana Aldebaran di bawa ke Surabaya untuk tinggal bersama kakek dan Juga Neneknya, ia tetap hidup dengan berkecukupan meskipun di desa, ya itu semua karena Raharja dan Marissa Selalu mengirimkan Uang Bulanan Untuk Aldebaran.

Mulai Umur 7 tahun sampai 27 tahun, ia tinggal di Surabaya bersama Kakek dan Juga Nenek nya, tumbuh dengan Perhatian serta kasih sayang dari mereka membuat Al selalu bersikap baik kepada Rakyat Kecil di sekitarnya.

Saat Aldebaran duduk di Bangku SMA, Raharja Dan Marissa Kembali menjemputnya dan mengajaknya untuk kembali tinggal bersama nya, namun Aldebaran menolak, ia tetap memilih untuk tinggal bersama Kakek dan Juga Nenek nya, untuk menemani Masa tua Mereka.

Flashback On 👣

Aldebaran berjalan kaki dari sekolah nya untuk menuju rumah Kakek dan neneknya, saat itu usia nya sudah menginjak 15 tahun dan ia sudah duduk di kursi SMA kelas 10.

Langkah kaki nya terhenti saat melihat 5 orang sedang duduk menoleh ke arah nya, 3 diantara nya adalah wajah yang sudah lama tidak ia lihat lagi.

" Al..."

Langkah kakinya berat, ia terpatung dihadapan orang-orang itu, satu diantara nya membuka tangan nya seakan ingin memeluk nya.

" Ngapain ? Mau ngapain kesini ?!" Tanya Al dengan suara yang bergetar menahan tangis.

Namun tangan itu di tepis oleh Al, Ia berlari keluar rumah meninggalkan orang-orang yang menyebabkan luka di hatinya.

" Sikap Aldebaran, jangan kalian masukan kedalam hati, wajar dia bersikap seperti itu, jujur sampai saat ini Al itu masih merasa kalau kalian sudah membuang dirinya " Ucap Uti Amy.

Raharja dan Marissa menatap sedih Aldebaran yang tidak ingin bertemu dengan mereka, padahal niat mereka ingin mengajak Al untuk kembali tinggal bersama dirumah.

Begitu Pun dengan Ardikta, begitu pilu hatinya melihat Saudara kembarnya tidak ingin bertemu dengan dirinya. Padahal rasa rindu sudah sangat begitu dalam ia pendam.

" Al maafin gue, maaf harus seperti ini, maaf karena gua lo terasingkan dari keluarga Al " - Batin Ardikta -.

Aldebaran terus berlari menuju danau, ia mengambil batu-batu kerikil kemudian melemparnya sambil terus berteriak, berharap itu bisa menghilangkan rasa tak nyaman yang ada di dalam dirinya.

" Kenapa ? Kenapa kalian harus kembali disaat diri ini sudah mulai belajar melupakan kalian semua! Gua tau ini hari yang gua tunggu selama ini, papa mama jemput gue, tapi semuanya udah terlambat mah pah!..." Ucap Aldebaran.

" Kecuali untuk lo Ar, sekalipun lo yang menyebabkan gue dibuang! Tapi gue ga bisa benci sama lo! Lo saudara kembar gue, gue sayang sama lo! " Lanjut Aldebaran.

Flashback Off 👣

Awalnya, bukan adaptasi yang mudah bagi Al dari Kota Pindah ke Desa, namun seiring berjalannya waktu, ia bisa menerima kenyataan untuk tinggal di desa, ia juga bisa menerima kenyataan bahwa orangtuanya telah membuang dirinya.

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang