Mencintaimu Sampai Mati

558 102 15
                                    

Hai Andin, apa kabar kamu ? Sudah berapa lama ya kita tidak bertemu, saya sangat merindukan kamu ndin. Namun saat rasa rindu itu datang entah mengapa rasa sakit ini juga datang di hati ini. Rasa sakit yang tidak seharusnya saya rasakan atas penolakan yang sudah seharusnya menjadi hak kamu sebagai seorang perempuan.

Saya sadar Ndin, saya hanya paijo untuk Inem bukan Aldebaran untuk Andin...

Rania Andinia wikara, kamu yang menabrak saya dengan sepatu rodanya ? Kemudian kita makan bersama, mengantar kamu pulang karena saya tidak tega membiarkan kamu pulang sendirian ? kamu yang sangat peka dengan kondisi saya saat melihat luka di pergelangan tangan saya ? Sampai akhirnya kita semakin dekat dan menjadi seorang sahabat.

Inem dan Paijo...
Masih ingatkah kamu dengan sumpah persahabatan yang kita janjikan di danau ? Masih ingatkah dengan rumah pohon di danau ? Masih ingatkah kita pernah bermain hujan dan berenang disana ? makan siomay di tepian danau, naik ke pohon untuk memetik buah dan kita me rujak bersama ? kita menunggu banjir sampai surut bersama di dalam mobil ? apa kamu masih ingat itu juga ?

Nem, apa kamu masih ingat disaat kamu selalu memberikan pelukan hangat kamu untuk saya di saat rasa trauma itu datang ? masih ingatkah kamu yang terus berusaha agar saya tidak takut lagi dengan hujan ? Rasanya banyak sekali kenangan kita yang sudah kita lalui dalam waktu dekat ini...

Sayangnya, semuanya harus berakhir dengan hal yang tidak mengenakan, dengan ke egoisan saya, dan sifat ke kanak-kanakan saya. Nem, I Really love you so much sampai kapan pun. Kamu itu cinta pertama di dalam perjalanan saya mencari pendamping hidup selama ini...

Oh iya Ndin, mungkin disaat kamu membaca surat ini saya sudah tidak ada di sekitar kamu, kamu tidak akan lagi bisa mencari tahu kemana saya dan dimana saya. Cukup kamu cari saya di Pemakaman dengan Nisan bertuliskan nama saya, dan jangan lupa ya kalau kamu datang ke sana, tolong kamu pakai gelang persahabatan kita, ajak saya ngobrol meskipun saya tidak bisa membalasnya, tapi pasti saya akan mendengarkan kamu kok...

Udah ya, saya rasa sudah cukup...

Saya cinta kamu Ndin, sampai akhir nafas saya....

Salam sayang,

Aldebaran Dewangga.
Paijonya Inem...

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang