18. B e r b e d a || 1200 Detik ⏲

837 141 34
                                    


Hari itu menjadi hal pertama kalinya bagi Aldebaran untuk melakukan cuci darah, sebenarnya bisa saja di hari itu juga Al langsung pulang ke rumah, tetapi Raharja meminta agar Al tetap di rumah sakit setidaknya esok hari baru pulang, karena Raharja ingin Al masih terus di pantau setelah prosedur cuci darah tadi.

Di dalam ruangan perawatan yang megah itu Raharja masuk sambil tersenyum seraya tangannya membawa sebuah paper bag coklat yang entah apa isinya. Al yang sudah selesai melakukan proses cuci darah sejak siang tadi merasa kepo dengan apa yang ada di tangan Raharja. " Apa itu ? " tanya Al dengan suara serak khas bangun tidur di sore itu.

Raharja menarik sebuah kursi dan duduk di sebelah Ranjang yang kini menjadi tempat Aldebaran berbaring. " Hadiah untuk Al, karena hari ini sudah luar biasa hebat, jalanin cuci darah nya " Jelas Raharja seraya memberikan Paperbag itu kepada Al.

Al mencoba untuk duduk, dibantu dengan Raharja dan kemudian Al membuka isi dari paper bag itu, Al pun tersenyum, sebuah Mini cake Black Forest dengan tulisan " Ganbatte " dengan love kecil di akhir kata tersebut.

" Ini kesukaan Al bukan ? Cake Black Forest " Ucap Raharja sambil tersenyum. Aldebaran pun mengangguk. " Iya, Kalau ga  Black Forest, ya tiramisu. Btw papa masih inget ya ? " Tanya Al.

" Ya masih, masa makanan Favorite anak nya ga tau " Balas Raharja. Raharja kemudian mengambil cake tersebut dari tangan Al dan membuka tutup transparant yang menutupi cake tersebut. Memotong cake tersebut dengan sendok yang sudah disediakan. " Sekarang, Al harus cobain. Papa suapin ya sekali-sekali suapin anak Papah yang sudah dewasa ini " Ucap nya.

Al hanya mengangguk, entah kenapa ia seakan terhipnotis dengan segala kebaikan yang Raharja berikan kepadanya, selalu dari dulu kebaikan yang sama yang selalu Ia rasakan dari Raharja. Raharja yang selalu memanjakannya sejak Ia kecil dulu, memang meski terkadang masih sering terhasut dengan Ucapan Marissa.

" aaaa " Raharja meminta Al membuka mulut nya. Sesendok cake Black Forest berhasil masuk kedalam mulut Aldebaran.

" Enak " Ucap Al seraya tersenyum. Kini Ia bergantian Menyuapi Raharja dengan Cake Black Forest itu. " Enak kan ? Udah papah sesuap aja, sisa nya untuk Al, kali ini Al mau pelit, gak mau bagi-bagi " Ledek Al pada Raharja.

" It's okey, silahkan di habiskan anak ganteng " Ucap Raharja.

Seakan Ia kembali terhipnotis dengan Ucapan itu. Sungguh Al baru menyadari bahwa Ia sangat menyayangi Sang Papah. Sosok mungkin yang selama ini mungkin terlihat kurang tegas, tetapi pada dasar nya memiliki hati yang begitu tulus dan lembut. " Kenapa liatin papah seperti itu ? " tanya Raharja.

" Enggak, gak papa "
" Pah, Apa boleh ? "
" Apa boleh Al peluk papa ? "

Raharja tersenyum keheranan. " Ya Ampun Al, Kenapa harus tanya. Kapan pun kamu mau peluk, peluk aja. Papah ini kan papah kamu, tapi sebentar. Ada apa sih ? " tanya Raharja. 

" Gak papa mau peluk aja " Jawab nya yang langsung memeluk Raharja dengan erat. Ia mengutarakan maaf dan isi hatinya bahwa Ia sangat menyayangi sang papa. Al juga meminta kepada Raharja untuk tidak pernah meninggalkan dirinya.

" Tidak akan. Tidak akan pernah lagi papa Jauh dari kamu. Papah akan tebus semua kesalahan papa. Janji sama papa ya kamu harus selalu sehat, Jangan stress, Jangan banyak fikiran. Papah tempat Al untuk Pulang sekarang " Jelas Raharja.

Tidak ini bukan hubungan sweet antara seorang ayah dan putri di kerajaannya, tetapi ini hubungan seorang ayah dengan putra mahkota nya. Momen Indah yang jarang di lakukan antara seorang anak laki-laki kepada ayahnya begitu pun sebaliknya, karena biasanya selalu ada dinding gengsi di antara anak laki-laki kepada ayah nya. Tetapi tidak dengan Aldebaran dan Raharja. Cinta tulus Raharja mampu membuat Aldebaran seakan lupa atas apa yang pernah terjadi di Masa lalu.

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang