22. A n e h || 1200 Detik ⏱

990 152 26
                                    

Sudah hampir satu bulan lamanya Raharja dan Al pindah ke sebuah rumah yang baru saja Raharja beli yang berada di kota Surabaya, letaknya lumayan jauh dari rumah yang Al tempati. Alasanya kepindahan mereka adalah agar Andin tidak bisa datang lagi untuk menemui Aldebaran. Karena semenjak kejadian penolakan itu, Al memutus hubungan dengan Andin.

Rumah itu cukup luas, meski dengan konsep bangunan lama tua khas bangunan Belanda. Kepindahan ini sangat di rahasiakan dari Andin Raharja berharap pada Dr. Arsyad agar bisa menjaga rahasia ini dengan sangat baik demi kesehatan dan kesembuhan Aldebaran karena belakangan ini berita mengenai kesehatan mental Aldebaran mulai di ketahui oleh publik, terutama Marissa dan Juga Ardikta.

Hal yang menyakitkan adalah, Marissa menghubungi Raharja dan mengatakan bahwa ia malu karena dalam keluarga nya terutama anaknya ada yang terkena masalah mental. " Itu aib keluarga kita! " ucapan itu Marissa lontarkan pada Raharja lewat sambungan telefon.

Sangat tidak pernah terbayangkan di dalam benak Raharja Marissa bisa berkata seperti itu tentang putra nya sendiri, yang lahir dari rahim nya sendiri.

Saat ini waktu menunjukan pukul 7 malam hari, laki-laki muda itu tengah duduk di atas kursi roda sambil menonton televisi, datang lah seorang perawat dengan membawa gelas dan beberapa obat.

Mengapa bisa Al duduk di kursi roda ? Itu semua berawal dari Al yang meloncat dari lantai 2 rumahnya saat itu dengan tujuan untuk mengakhiri hidup nya. Namun Tuhan masih menyayangi nya dengan masih memberikannya kehidupan.

Namun hal ini masih membuat Raharja tak percaya kalau Al sendiri lah yang melompat, apakah mungkin ada orang lain yang sengaja mencelakai Putra nya itu ?.

" Pak Al diminum ya obatnya " ucap perawat itu memaksa Al meminum 5 pill obat sekligus. Awalnya Al ragu untuk meminum nya karena obat tersebut berbeda dari yang biasanya ia minum, namun ia berusaha berfikir positif  mungkin saja Dokter Arsyad sudah mengganti obat yang harus Aldebaran minum.

Perawat itu nampak tersenyum saat Al menuruti permintaan nya untuk meminum obat tersebut, tak membutuhkan waktu yang lama beberapa menit setelah nya Al langsung tertidur di atas kursi roda nya.

Perawat tersebut lantas mengambil handphone nya dan mengambil gambar Aldebaran dan mengirimkannya pada seseorang di sebrang sana dan berlalu meninggalkan Al begitu saja.

Sekitar pukul 9 malam, Raharja pun pulang. Banyak sekali pekerjaan Al yang harus ia tuntaskan hingga menyebabkan ia harus lembur. " Loh ? " Raharja merasa aneh mengapa Aldebaran bisa tidur di kursi roda bukan di kamarnya.

" Andy, Indah! " Raharja memanggil kedua suster itu. Selama Beberapa hari ini memang Indah dan Andy di tugaskan untuk tidak berbagi waktu lagi melainkan saling bekerja sama tidak seperti sebelumnya.

Andy dan Indah menghampiri Raharja. " eh bapak udah pulang " Sapa Indah saat melihat raut Wajah Raharja seperri menahan amarah.

" ini kenapa kalian di dalam, dan anak saya disini sendirian ? " tanya Raharja.

" Ma-maaf pak tadi saya dan Andy habis makan malam terus pak Al mau disini aja ga mau di anter ke kamar " Jelas Indah.

" Bener seperti itu ? jangan sampai kalian lalai ya! Anak saya ini sedang dalam kondisi tidak bisa dibiarkan seorang diri, kalau sampai terjadi apa-apa kalian harus tanggung jawab ya! " ancam Raharja.

Raharja pun segera mendorong kursi roda Al menuju kamar nya. Rumah itu tak bertingkat namun sangat lebar, luas, dan panjang. Saat Raharja membaringkan tubuh Al di atas tempat tidur kembali ia merasakan sebuah kenjanggalan terjadi pada putra nya itu. Kenapa selama ini Al selalu terlihat begitu pulas saat tidur ? Padahal sebelumnya Al selalu mengalami gangguan tidur.

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang