15. S e p e d a || 1200 Detik ⏲

814 155 39
                                    

Aldebaran dan Andin kini sudah berada di lokasi Jogging, mereka mulai berlari mengitari tempat dimana banyak orang yang juga berolahraga disana, seperti bermain badminton, bersepeda dan Jogging seperti yang dilakukan oleh Aldebaran dan juga Andin.

" Al, nanti jadi kan kita nyari kerak telur nya ? " tanya Andin sambil berlari kecil.

" Hem " Jawab Al hanya dengan berdeham.

" Apasih, masa hem doang! Gak mau ya nganterin gw nyari kerak telur nya ?! " Omel Andin.

Aldebaran pun kemudian menatap Andin dengan ekspresi datar nya. " Ini kayak nya udah ke 1000 kali nya lo ngomong kayak gitu nem, kan saya sudah bilang iya " Jawab Aldebaran.

Andin pun menyengir kuda sambil bergelendot manja di lengan Aldebaran. " Hehe, ya maaf. Kan cuman ngingetin takutnya kamu lupa " Balas Andin dengan nada yang menggemaskan sedangkan Al tetap dengan kebiasaanya yaitu stay cool.

Mereka kembali melanjutkan Jogging mereka, sambil sedikit bercanda membuat suasana diantara mereka berdua terasa sangat hangat dan menyenangkan. Mata Andin tak henti-henti nya memandang wajah Aldebaran yang asik bercerita tentang masa kecil nya dulu yang suka bermain di kali dan sawah. Senyum lebar di wajah Al entah mengapa mampu membuat Andin tak fokus saat berlari sampai dia hampir saja menabrak seseorang di depannya.

" Mba! Kalau lari jangan pacaran dong! Jadi nabrak kan! " Omel seorang ibu-ibu kepada Andin.

Andin pun panik, pasalnya siapa yang mau dengan sengaja menabrak ibu-ibu, itu akan jadi sebuah masalah yang besar. Lebih baik Andin segera meminta maaf dan pergi dari pada harus meladeni ibu-ibu itu. Karena dalam kamus orang Indonesia Sudah pasti kalah kalau urusannya sudah dengan Ibu-Ibu.

" Ma-maaf ya bu, saya nggak sengaja. Saya gak fokus " Balas Andin membela diri.

Ibu-Ibu itu menatap Julid Andin. " Gak fokus, gak fokus. Mangkanaya kalau lari itu liat kedepan bukan liatin pacar nya terus! Dasar anak Muda! " Omel Inu itu sambil melanjutkan larinya.

Aldebaran pun tertawa terbahak-bahak melihat wajah Andin yang Panik. " HAHAHA Ngapain sih kamu ada - ada aja! "

PLAK

Andin menepuk lengan Aldebaran kencang, Ia kesal karena Al mentertawai nya bukannya membantu membela nya. " Al, bener-bener ya nyebelin! " Ucap Andin.

" ya bukannya ga mau bantuin kamu, cuman siapa si yang mau berurusan sama ibu-ibu yang lagi marah mending saya kabur " Balas Aldebaran.

Andin mengerucutkan bibirnya. " Ah, sebel " Ucapnya dengan manja kemudian berlalu meninggalkan Aldebaran begitu saja.

Al pun mengejar Andin.  " Hey, gitu aja masa ngambek, nanti gak jadi nyari kerak telur nya nih " Ucap Al yang kini sudah berjalan di samping Andin. Andin masih dengan raut wajah yang merajuk.

" Ya habis nya kamu nyebelin! Gini aja kalau ga mau aku ngambek lagi, kita makan dulu yuk. Aku lapeeerrr " Rengek Andin.

Aldebaran mengacak rambut Andin sambil tersenyum gemas dengan tingkah Andin yang terkadang masih terlihat seperti anak kecil itu. " Yaudah mau makan apa si adik kecil ? " Tanya Al dengan nada suara yang gemas, terbukti bahwa ia sangat gemas sekali dengan Andin.

" Eum, kayak nya di luar sana ada lontong sayur deh, akuuu mauuu. Boleh ga ? "

Aldebaran mengangguk dan langsung menarik tangan Andin berjalan menuju tempat dimana lontong sayur itu berada. Padahah tadi mereka sudah membawa bekal Nasi goreng buatan Anggis tetapi ternyata bekal tersebut tidak mereka makan. Ya itu karena mereka lupa, karena menaruh nya di dalam paper bag, dan itu ada di dalam mobil.

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang