Aldebaran yang menyaksikan moment pernikahan Ardikta memang ada rasa sedikit iri, namun apa boleh buat ia tak mungkin memiliki Pasangan, hatinya sudah mati akan sebuah keluarga.
" Cucu akung yang ini, akung tunggu ya pasangannya " ledek Akung Pardi.
" Ck! Apasih kung, akung kan tahu Al, hati ini udah gak percaya sama yang namanya keluarga, jadi untuk apa Al berkeluarga, gak penting kan ? " Balas Aldebaran dengan lempengnya.
Kakek dan Nenek dari Aldebaran itu saling menatap satu sama lain, perlahan mereka mulai menasehati Aldebaran untuk bisa keluar dari zona itu. Untuk bisa keluar dari Tekanan Masa lalu, untuk bisa Move On dari Luka di Masa lalu. Itu semua Sangatlah Penting Karena hidup akan terus berjalan, dan di dalam dunia ini kita tidak mungkin hanya bergantung pada diri kita sendiri, semua nya saling membutuhkan satu sama lain.
" Akung yakin kok, One day, akan ada Wanita yang bisa meluluhkan hati kamu, dan mengobati rasa trauma kamu terhadap sebuah Keluarga, Akung yakin itu " Ucap Akung Pardi.
" Setuju Sama akung, Pasti nanti akan ada Perempuan Cantik, yang datang untuk Kamu mengobati semua luka kamu, Uti sama Akung Yakin itu " Timpal Uti Ammy.
Aldebaran menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, baginya Kakek dan Neneknya itu terlalu Berhalusinansi dan Sudah berfikir terlalu jauh.
" Ti kung, udah deh..."
" Kalau Al diginiin terus, Al keluar aja deh ngopi " Ucap Aldebaran." Hallah, anak ganteng kok nesu " Ledek Uti Ammy.
" Ya habis uti sama akung ledekin Al terus " Balas Aldebaran dengan nada Manja Kepada Akung dan Utinya itu.
Kakek dan Nenek Aldebaran pun tertawa seraya memeluk Aldebaran yang duduk di tengah di antara mereka, bagi mereka Aldebaran tetaplah cucu kecil mereka yang masih sering kali merajuk layak nya seorang anak kecil, bahkan terkadang tingkah merayu nya sering membuat Kakek dan Nenek nya tak Percaya bahwa Cucunya Itu Aldebaran Sudah Menjadi Laki-Laki dewasa.
Aldebaran ini memang bak memiliki 2 Kepribadian, Jika diluar rumah ia bisa bersifat dingin, kaku, jarang tersenyum, bahkan sedikit bicara, tetapi Jika Sudah berada di rumah dan bersama dengan Kakek dan Neneknya ia bisa menjadi sosok yang lembut, banyak bicara, banyak bercanda.
" Maaf ya, bercanda aja kok akung sama uti mu ini " Ucap Uti Ammy.
Aldebaran kemudian berjalan masuk kedalam Kamar tak memperdulikan ucapan Nenek nya tadi, tetapi tak lama Ia kembali keluar dari kamar nya dengan membawa 2 buah kotak kecil yang kemudian ia serahkan kepada Kakek dan Nenek nya itu.
" Apa ini Al ? " Tanya Akung Pardi.
" Eum, jadi sebenarnya Al beli ini tuh udah beberapa hari yang lalu, Tapi Al lupa banget ketinggalan terus di laci kantor dan kemarin Begitu Al inget Al bawa Pulang tapi tetep aja sampai rumah lupa kasih, baru inget ini " Jelas Aldebaran dengan lembut nya.
Kakek dan Nenek dari Aldebaran itu membuka Kotak kecil bersamaan, betapa kaget nya mereka saat melihat isi nya. Sebuah Jam Rolex untuk Kakek tercinta dan Sebuah Kalung Berlian untuk Sang Nenek tercinta.
Ini bukan Kali Pertama nya Aldebaran memberikan Hadiah Kepada Kakek dan Nenek nya, sudah banyak hadiah Yang Ia berikan, mulai dari rumah yang saat ini mereka tinggali, itu atas nama Kakek tercinta nya, Sawah juga dengan nama Kakek dan Neneknya, semua itu adalah hasil kerja kerasnya selama ini.
Aldebaran memberikan itu Kepada Kakek dan Nenek nya sebagai wujud tanda terimakasih karena telah merawat, menyayangi, Mencintai, dan Merawat serta Membesarkan nya sampai Saat ini.
Mereka Peluk Aldebaran dengan erat, serta mencium Kening dan Pipi Aldebaran berulang kali. " Ini berlebihan sayang, akung sama uti sudah tidak muda lagi, untuk apa semua ini " Ucap Uti Ammy yang masih terbaw suasana Haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
1200 Detik [ End ] ✅
FanfictionApakah boleh Bagiku untuk merasakan Kehangatan Keluarga dan Pelukan dari mereka 1200 detik saja dalam hidup ku ? - Aldebaran Dewangga -