Rumah

11 3 0
                                    

Hari itu, Renata mendapat jatah libur sehari dari tempat kerjanya. Malam sebelumnya, kami sudah menyusun rencana, kami akan saling mengunjungi dan saling memperkenalkan diri di masing-masing keluarga.

Awalnya Renata takut, ia nampak ragu tidak mendapat penerimaan yang baik dari keluargaku, terutama orang tuaku.

Bukan tanpa alasan, Renata pernah bercerita. Dulu, ia memiliki kekasih juga beragama Islam sama sepertiku. Orang tua kekasihnya tidak memberikan penyambutan yang baik padanya, bahkan ia cenderung diabaikan dan sejak saat itu, ia takut bila hal serupa kembali terjadi.

Tapi aku berusaha menyakinkannya, sebisa dan semampu ku. Hingga akhirnya ia memberanikan diri.

"Ayo masuk" pintaku.

"Assalamualaikum" ucapnya

"Waalaikumsalam"

"Cantik sekali, ayo masuk nak" sambut ibuku

Renata masuk lalu menyalami ibu. Dengan perasaan sedikit takut dan gugup, ia duduk di samping ibu.

"Siapa namamu? Pacarnya Farhan ya?" tanya ibuku.

"Renata, tante. Iya saya pacarnya Farhan" jawab Renata.

"Masya Allah, nak Renata sadarkan?" kata Ibuku.

"Memangnya kenapa tante?" tanya Renata.

"Ya gak sih, cuma mau mastiin. Soalnya Farhan modelnya macam gitu, eh dapat pacarnya macam bidadari" ucap Ibuku.

"Hahaha tante bisa saja" jawab Renata.

"Yowes selamat ngobrol, aku mau buang air dulu" kataku.

"Yang akur ya Bu, Ta" timpalku.

Mereka ngobrol banyak hal, mulai dari keluarga Renata hingga membahas semua kebiasaan buruk dan kelakuan absurd ku.

"Farhan itu orangnya jorok, jarang mandi, jarang gosok gigi, juga suka berbagi itu, bau ketek" kata Ibu.

"Hahahaha masa sih, tante?" tanya Renata.

"Iya benar, lihat saja nanti" jawab Ibuku.

"Hahahah" Renata tertawa.

"Kalian baik-baik ya, yang akur dan semoga jodoh" ucap Ibuku.

"Aamiin, tante" jawab Renata.

"Ya sudah, tante ke belakang dulu. Renata mau minum apa?" tanya Ibuku.

"Gak perlu repot-repot, tante" jawab Renata.

"Gak kok, kan calon mantu jadi harus sambut dengan baik" kata Ibuku.

"Heheheh terima kasih tante" jawab Renata.

"Ya sudah, tante buatin teh yah" ucap Ibuku.

"Iya tante" jawab Renata.

Tak lama setelahnya, satu persatu adik-adik ku berdatangan dan mulai mempertanyakan tentang Renata pada ibu juga pada ku.

Disusul kedatangan bapak yang baru saja pulang kerja.

"Eh ada tamu rupanya" ucap Bapakku.

"Halo om" jawab Renata kemudian menyalami bapak.

"Teman Farhan ya?" tanya Bapakku. 

"Iya om!" jawab Renata sedikit gugup.

"Ya sudah, om masuk dulu ya" kata Bapakku.

"Iya om" jawab Renata.

"Farhan mana?" tanya bapak ke ibuku.

"Lagi buang air" jawab Ibu

Hari itu, Renata akhirnya mulai mengenal satu persatu bagian dari keluargaku. Mulai dari ibu, bapak dan adik-adikku.

Seamin Tak SeimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang