Kue Natal

7 2 0
                                    

Pagi 25 Desember 2016, ibuku nampak lebih sibuk dari biasanya. Ia terlihat mondar mandir ke sana kemari. Mungkin karena beberapa hari lagi, semua orang akan menyambut tahun baru.

"Tapi sejak kapan ibu merayakan tahun baru?" gumamku

Tanpa memperdulikan itu semua, aku menjalani aktivitas harianku. Bertemu banyak orang dan menulis beberapa artikel seperti biasanya.

Besoknya Ibu menghampiriku.

"Nanti sore, kamu ke rumah bude ya Far" pinta Ibu padaku.

"Buat apa bu?" tanyaku.

"Ambilin kue pesanan ibu" jawab Ibu.


"Kue? Siapa yang ulang tahun?" tanyaku lagi.

"Gak usah banyak tanya, tinggal ambilin ibu" tegas Ibu.

Bude memang terkenal pandai membuat kue ulang tahun dan berbagai macam kue. Setiap hari perayaan besar, ia ramai dikunjungi orang-orang yang ada di lingkungan kami.

Tapi hari itu, di rumah tak satupun dari kami yang sedang merayakan ulang tahun.

"Bude, permisi" ucapku.

"Nak Farhan, sini masuk" sambut Bude.

"Mau ambil pesanan kue ibumu ya" timpal Bude.

'Iya bude" jawabku.

"Hehehe"

"Sudah jadi sejak tadi siang" kata Bude.

Setelah mengambil kue itu, aku seketika kaget membaca tulisan di atas kue tersebut.

"Selamat natal dan tahun baru Renata dan keluarga"

Aku tertawa, diikuti senyum Bude yang kemudian bertanya.

"Memangnya Renata siapa Far?" tanya Bude.

"Gak tahu bude, gak kenal" kataku.

"Walah, kirain tahu" ucap Bude.

"Heheh tidak bude" jawabku.

Tak berselang lama, ibu menelponku dan menanyai kue pesanan miliknya.

"Sudah kau ambil kuenya?" tanya Ibu padaku.

"Sudah bu" jawabku.

"Bu, ibu sadarkan? Sehat kan?" tanyaku.

"Loh ibu ini calon besan dan mertua yang baik" jawab Ibu.

"Tolong sampaikan salam ibu ke Renata dan keluarga" pinta Ibu.

"Bilangin, ibu mohon maaf karena belum bisa main ke rumah mereka" sambungnya.

"Hahah siap bu" jawabku.

Dengan perjuangan ekstra mengendarai sepeda motor sembari memegang kue untuk Renata, akhirnya aku sampai di tempat Renata.

Saat hendak menuju rumah Renata, aku selalu bergumam kesal. Memandangi puluhan anak tangga yang tinggi.

"Tuhan, tolong beri aku semangat biar bisa melewati rintangan benteng takeshi ini" gumamku.

Setelah menempuh perjalanan kaki yang melelahkan, tibalah aku di rumah Renata.

Renata menyambutku dengan ekspresi kaget.

"Siapa yang ulang tahun?" tanya Renata.

"Gak tahu haha" jawabku.

"Dari kamu?" tanya Renata.

"Bukan, ini dari ibuku" jawabku.

"Selamat natal dan tahun baru Renata dan keluarga" Renata membaca tulisan di kue itu.

"Hahaha lucu sekali, ah Ibu" ucap Renata.

Seamin Tak SeimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang