Hari ini, tepat dua tahun kami berpisah. Banyak hal telah terjadi di dalam hidupku, setelah ketiadaan Renata. Banyak hal yang telah berubah dalam hidupku kini.
Aku sengaja mengunjungi tempat di mana pertama kali aku dan dia bertemu. Aku ingin melepas semua ingatanku tentangnya di sini, berharap semuanya kembali kosong sama seperti sebelum kami bertemu.
Namun ternyata, ingatan itu justru semakin kuat di sini. Suasana lima tahun lalu tepatnya di tahun 2016, masih terasa hangat di tempat ini.
Wangi, canda, dan kebersamaan kami masih terasa sangat jelas. Bahkan, aku seperti bisa melihat dengan jelas bagaimana pertemuan itu terjadi.
"Kau bekerja di sini?" tanya Renata
"Yah, seperti itulah" jawab Farhan.
"Suasananya hangat, kawanmu ramai" kata Renata kemudian.
Aku dan Renata berkenalan tanpa sengaja melalui sosial media, yang pada awalnya kami hanya sama-sama sekadar iseng dan mengisi waktu kosong.
Namun siapa yang menyangka, perkenalan tanpa sengaja itu melahirkan banyak cerita yang tidak pernah kami rencanakan sebelumnya.
Terakhir kali aku dan dia saling bertukar kabar, yakni pada 15 Juni 2020. Hari di mana usia ku menginjakan angka 27 tahun.
Dan setelah itu, baik aku dan dia. Masing-masing telah saling menjalani dan menemukan kehidupan baru. Tanpa pernah tahu apakah kami telah benar-benar saling melupakan dan mengikhlaskan satu sama lain.
Juni 2021, Renata melahirkan putra pertamanya. Dari pernikahannya dengan lelaki pujaan hatinya.
Sementara aku, masih terus berusaha menemukan hidupku dan berusaha menemukan Renata yang lain, di bumi yang luas ini. Meski aku tahu, aku tidak akan pernah bisa menemukannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seamin Tak Seiman
Non-Fiction"Kalau pada akhirnya kita tidak bisa bersama, jangan salahkan siapapun. Sebab kita telah melewati banyak hal bersama, kita sudah berjuang sekuat yang kita bisa. Kita se amin dalam doa, tapi tak seiman" "Hari ini, aku ingin kita berdoa sama-sama untu...