Yasmin yang sibuk menangani pasien, ponsel miliknya juga sibuk dari tadi berbunyi. Itu membuat Yasmin tidak fokus sampai-sampai ia salah suntik, membuat pasien nya merasakan sakit. Tidak usah khawatir.
"Maaf, bu. Saya tidak fokus" ucap Yasmin mengelus lembut tangan ibu itu yang ia mau suntik untuk infus.
"Engga papa, nak!" Balas ibu itu.
Selesai menyuntik, Yasmin beralih ke handphone nya yang menampilkan sepuluh kali panggilan tak terjawab dari David.
"Hallo, assalamualaikum. Kak! Ada apa? Aku sibuk banget nih" ucap Yasmin.
"Lo di mana sih? Dari tadi gua telfon engga di angkat! Lo sengaja?" Tanya David yang terlihat marah lewat dari tutur kata nya.
"Ada apa sih, kak? Aku tu sibuk ngurusin pasien. Kakak engga lihat pekerjaan aku di sini sesibuk apa?! Pintar ngomong doang" ucap Yasmin yang melawan tutur David.
Terdengar dari telefon, mama dan Tante Mer memarahi David mengeluarkan kata kata kasar ke Yasmin.
David belum mematikan ponselnya, Yasmin pun mendengar semua pembicaraan lewat telfon. Ia mendengar perkataan mamah bahwa ayah tidak sadarkan diri, ia juga mendengar suara mamah yang memarahi David dan menamparnya.
Yasmin seketika memutuskan telfon itu dan ia langsung pulang tanpa berpamitan. Karena, ia khawatir apa yang terjadi di rumah.
Di perjalanan, Yasmin tak kuasa menahan air matanya. Entah itu air mata apa? Sesampainya di rumah ia langsung saja masuk dan melihat keadaan di sana dan ternyata.
"Ayah kenapa?" Tanya Yasmin mendekati ayah yang pingsan di atas sofa.
"Di telfon dari tadi engga angkat-angkat, Lo dari mana aja sih?" Tanya David.
"Kakak engga lihat pekerjaan aku di rumah sakit?" ucap Yasmin berdiri di hadapan David.
"Ayah pingsan, kita engga tau penyebabnya apa? Makanya, dari tadi gua telfon Lo tapi Lo engga angkat angkat" ucap David menunjuk nunjuk adeknya.
"Sudah! Pertengkaran tidak akan bisa menyelesaikan masalahmu!" Ucap mamah.
Barulah Yasmin memeriksa keadaan ayah yang dari tadi belum sadarkan diri juga. Setelah memeriksa, ternyata ayah mengalami serangan jantung dan itu mengakibatkan stroke.
"Ayah kenapa?" Tanya Brian.
Yasmin perlahan meneteskan air matanya dan berkata, "siapa yang bikin kaget ayah?" Tanya Yasmin.
"Kita juga engga tau, kak. Sampai di rumah, ayah langsung baring di lantai" ucap Gilang.
"Ayah kena stroke!" Ucapnya langsung membuat seisi rumah tak percaya.
"Bohong kan Lo?" Tanya David.
"Aku engga bohong, kak!" Balas Yasmin.
"Sudah, kalian bertiga angkat badan ayah ke kamar untuk beristirahat" ucap mamah. Langsung lah Brian, David dan juga Gilang mengangkat badan ayah yang tak berdaya itu masuk ke kamar.
Setelah mengangkat ayah, Yasmin dan juga David masih adu mulut. Mamah pun turun tangan dan memarahi mereka berdua. Baru pertama kali mamah melihat anaknya seperti ini, ini pertama kalinya dalam bertahun-tahun.
"Lo itu engga bisa di andalkan, katanya dokter. Kok sibuknya di rumah sakit doang, ayah di rumah engga di sibukin?" ucap David.
"Aku jaga pasien di rumah sakit itu taruhan nyawa, kak. Kakak engga tau ya?" ucap Yasmin.
"Gua juga taruhan nyawa!" Ucap David.
"Ini yang mamah takutkan dari kalian semua, gara-gara pekerjaan masing-masing, sok-sokan semua" ucap mamah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Anak Ayah (Ending)
Teen Fiction(Cerita ini menceritakan tentang keluarga) °°🦋🦋🦋°° "Ayah kita itu tegas tapi, penyayang. Jika kita bertiga sakit, pasti ayah yang sangat pusing. Tapi, jika kita sudah sembuh, sifat ayah kembali ke semula, tegas. Kita pernah berfikir, lebih baik s...