Pagi pun tiba, semua anak, keponakan dan memantu ayah sedang bersiap-siap untuk lari sekompleks. Yasmin yang tidak enak badan tetap ikut, itu karena ia takut dapat marah dari sang ayah. Jika ayah mengetahui anaknya sakit, ayah tidak akan menyuruh anaknya untuk lari. Tetapi Yasmin yang keras kepala tidak mendengar apa ucapan sang suami.
"Semua sudah siap?" Ucap ayah yang sudah siap meniup peluit nya.
Saat hendak berdiri, tiba-tiba Yasmin terjatuh. Itu membuat semua orang langsung mendekati Yasmin yang tak sadarkan diri di atas aspal.
"Nak, istri kamu kenapa?" Tanya ayah kepada Lukman.
"Tadi malam Yasmin engga tidur nyenyak karena kepalanya pusing, yah!" Jawab Lukman.
"Yasudah, angkat istri kamu masuk ke dalam. Lari hari ini ayah tunda" ucap ayah mengikuti menantunya dari belakang.
Di dalam rumah, Yasmin belum sadarkan diri juga. Sudah di beri minyak kayu putih belum juga sadar, Az-Zahra pun langsung memeriksa keadaan Yasmin. Kebetulan Zahra seorang perawat, dan kebetulan juga alat-alat Yasmin ada di rumah. Selesai memeriksa, ternyata Yasmin hanya kecapekan saja, tidak ada yang harus di khawatirkan.
"Yasmin tidak apa-apa, hanya saja dia kecapekan" ucap Zahra, Zahra istri David.
Perlahan-lahan, Yasmin mulai membuka matanya. Tetapi sakit kepalanya masih terasa, "mamah!" Ucap Yasmin.
Mamah pun mendekati anaknya dan berucap, "ada apa, nak?" Tanya mamah memegang tangan Yasmin.
Mamah menatap Lukman dan berucap, "nak, bawa istri kamu masuk ke dalam. Tunggu mamah bawakan kamu makanan di dalam kamar" ucap mamah. Lukman pun membantu istrinya berjalan menuju kamar.
Di dalam kamar, Lukman masih saja memijit kepala istrinya. Yasmin yang kasihan ke suaminya berkata, "kamu engga usah pijit kepala aku, cukup kamu di sini saja" ucap Yasmin. Lukman pun melakukan apa mau istrinya.
"Man!" Panggil Yasmin.
"Iyah, kenapa?" Tanya Lukman.
"Kita ke rumah mamah Jes, aja. Aku kasihan sama Tante Mer yang harus tidur di depan televisi. Kalau kita ke rumah mamah Jes, Tante Mer tidurnya di sini" ucap Yasmin memperbaiki tidurnya.
"Kita pindah ke rumah baru aja, gimana?" Ucapan Lukman membuat Yasmin bingung.
"Pindah rumah ke mana?" Tanya Yasmin.
"Aku udah siapkan rumah untuk kita berdua, kalau kamu mau, kita langsung ke sana saja. Isi dalam rumah sudah lengkap, hanya baju-baju kita engga ada di sana" ucap Lukman.
"Iyah, kita ke sana aja. Tunggu aku beres-beres baju dulu, kamu ke luar aja" ucap Yasmin menguatkan dirinya untuk memperbaiki baju-baju.
"Udah kuat?" Tanya Lukman.
"Iyah!" Ucap Yasmin.
Selesai memasukkan baju ke dalam koper, Yasmin dan Lukman berpamitan kepada orang rumah untuk pindah. Sebenarnya Yasmin tidak tega meninggalkan rumah, tapi mau di apa?
"Mamah, papah, Tante Mer, Gilang, Amanda, kak David, kak Brian, Nasya, Zahra!" Ucapnya memanggil semua nama orang rumah.
"Ada apa?" Tanya orang rumah menemui Yasmin dan suaminya di depan televisi.
"Begini, Yasmin sama Lukman mau pindah rumah. Lukman sudah mempersiapkan rumah untuk kita berdua" ucapan Yasmin langsung mendapat tatapan tajam dari sang kakak.
"Emang rumah ayah engga cukup untuk Kalian berdua? Emang rumah Tante Jessi engga cukup untuk kalian berdua? Sampai-sampai beli rumah segala" ucap David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Anak Ayah (Ending)
Teen Fiction(Cerita ini menceritakan tentang keluarga) °°🦋🦋🦋°° "Ayah kita itu tegas tapi, penyayang. Jika kita bertiga sakit, pasti ayah yang sangat pusing. Tapi, jika kita sudah sembuh, sifat ayah kembali ke semula, tegas. Kita pernah berfikir, lebih baik s...