#30 judul baru di buat

28 4 0
                                    

Siang ini, Yasmin memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri. Ia mengajak sang adik menemaninya di sana, Amanda membawa se-tas baju karena ia tahu, ia akan lama di sana. Yasmin memakai mobil ke rumah, motornya ia berikan kepada Gilang untuk lelaki itu pakai ke kampus. Setibanya di rumah, Yasmin pun masuk ke dalam rumah bersamaan dengan sang adik, Yasmin menyuruh adiknya untuk solat karena Amanda belum sholat dhuhur saat di rumah ayah, tadi. Jika tanya Yasmin, sudah solat, kok.

Saat Yasmin ingin mendudukkan bokongnya di atas sofa,  tiba-tiba ponselnya menerima pesan baru. Yasmin pun gerakan cepat untuk membukanya, ia berharap suaminya yang mengirimkannya pesan. Dan ternyata bukan, nomor yang tadi subuh yang mengirimkannya pesan. Yasmin pun membukanya.

081*********
Kata suaminya Emba, nanti subuh bangun, ya. Suami Emba mau video call.
¹³'⁴⁰

Yasmin
Iya
¹³'⁴⁰

Seketika hati Yasmin berbunga-bunga saat menerima pesan singkat itu, ingatannya tentang Lukman semakin kuat di hatinya.

Selesai Amanda solat, Amanda menghampiri sang kakak di ruang tamu. Ia ingin meminta izin, ia mau membawa teman-temannya ke sini. Beberapa hari kemarin, mereka tidak pernah bermain. Makanya Amanda ingin meminta izin ke Yasmin, dan Yasmin yang baik hati langsung saja mengizinkan sang adik untuk membawa temannya ke sini, itung-itung sebagai teman Yasmin juga.

°°°°°°

Selesai solat subuh, Yasmin masih memakai mukenanya. Ia duduk bersila di atas sofa sambil memegang ponselnya, ia menunggu sang suami untuk menelfon nya. Kenapa Yasmin tak lupa dengan pesan itu, karena Yasmin membuat wallpaper di ponselnya bertuliskan 'bangun subuh, engga usah tidur. Lukman mau video call sama kamu. Dan hanya beberapa menit saja Yasmin duduk,  ponselnya langsung berbunyi. Yasmin pun langsung mengangkat itu dengan sangat gembira.

"Assalamualaikum istriku."

"Waalaikumsalam, Man."

"Kok, Man, sih, sayang? Mulai sekarang, kamu engga boleh panggil Man, ke aku lagi. Kamu harus panggil aku----, sayang." Mendengar ucapan itu, Yasmin terkekeh geli.

"IYA, LUKMAN SAYANG!"

"Eh, kan, aku bilang engga boleh panggil, Man, atau Lukman. Hilangkan Lukman nya, pakai sayangnya aja."

"Iya bawel."

"Eh, aku mau kasih kejutan, nih. Mau lihat engga?" Ucap Yasmin dengan semangat.

Lukman yang kepo langsung bertanya, "apa tut?" Tanya Lukman.

Yasmin berjalan ke arah kamar, ia ingin mengambil sekotak kecil yang ia simpan di laci nakas. Setelah mengambil kotak tersebut, Yasmin kembli duduk bersila dengan modelnya yang seperti tadi.

"Nih." Ucapnya menunjukkan ke kamera satu benda panjangnya seperti pulpen dan memiliki warna pink.

Lukman yang tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang, laki-laki itu menutup mulutnya dan membulatkan matanya ke depan kamera.

"Itu beneran, sayang. Kamu engga lagi bohongi aku, kan?" Ucap Lukman yang masih tak percaya ke Istrinya.

"Benar." Balas Yasmin.

"Itu hasilnya saat kita berdua di atas sofa dan lanjut ke kamar." Mendengar ucapan Lukman, Yasmin hanya tersenyum. Ia tak ingat apapun yang Lukman katakan itu.

"Kalau gitu, aku matiin dulu ya, sayang. Aku mau kembali kerja, kamu engga usah kerja dulu, biarkan dirimu istirahat di rumah." Nasehat di subuh pagi buat sang pecinta rembulan itu.

Ketiga Anak Ayah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang