Semalaman di cari, Lukman dan Dani di temukan oleh sang kapten. Seluruh anggota turun ke laut untuk mencari Lukman dan Dani. Dan Allah masih memberi kesempatan untuk mereka berdua di temukan.
Pagi ini seperti hujan deras yang menindas kapal tempat Lukman berada, hujan deras yang sangat deras hingga suara-suara begitu menyakiti hati bagi pendengar. Tak ada berkata, hanya mengeluarkan air dan suara itu.
Di rumah sakit tempat Yasmin di rawat tak ada suara menyakitkan hati, hanya saja suara tawa ceria yang mengisi ruang tersebut. Mamah dan juga ayah sangat bahagia saat ini, mereka berdua menggendong sang cucu pertamanya. Begitu juga dengan Jessica dan Ridwan, mereka semua bergantian menggendong sang malaikat kecil itu.
Tiba-tiba ruangan tersebut sunyi akibat salah satu dari mereka ponselnya berbunyi, dan ponsel itu milik Yasmin. Perempuan yang baru lahiran itupun mengangkat telfon itu dan mendapatkan kabar bahwa Lukman akan segera pulang hari ini. Lukman sudah berada di jalan. Semua orang berada di sana merasa senang karena kabar itu, Yasmin tersenyum setelah mendengar suara di balik telfon itu.
Dan pada pagi ini, tepat pada tanggal 23 Maret, Yasmin di bawa pulang oleh sang ayah. Yasmin hanya setuju saja, karena ia juga tak nyaman tinggal di rumah sakit. Beda yang dulu, yang dulu ia sangat suka pada rumah sakit.
Di rumah, Yasmin hanya duduk di depan televisi sambil menonton. Ia tak menginginkan apapun saat ini, ia hanya diam, duduk, dan melamun. Ayah tak mempermasalahkan itu, yang ayah tau, Yasmin sehat sudah cukup baginya.
°°°°°°
Malam yang indah, bulan bintang tampil cerah menghiasi malam Yasmin bersama sang malaikat kecilnya. Yasmin menggendong sang malaikat itu di atas kursi roda, ia tersenyum manis melihat bayi yang sekarang ini menjadi anaknya.
"Anak bunda, kamu harus kuat, ya? Jangan kayak bunda yang lemah ini. Bunda hanya duduk di atas kursi roda dan tak bisa buat apa-apa sekarang." Ucap Yasmin tersenyum lalu tak senagaja menurunkan butiran-butiran bening itu dari matanya.
Setelah Yasmin berucap hal seperti itu, Yasmin beralih membaringkan sang malaikat di atas ranjang. Ia juga ikut membaringkan tubuhnya di samping malaikat kecil itu. Yasmin mencium kening kecil itu tanpa bersuara, hanya ada butiran-butiran kecil yang selalu turun hingga membasahi ranjang saat ini.
"Bunda yakin, sayang, kamu pasti jadi anak yang baik dan pintar. Trus ada si samping bunda, sayang. Jangan pernah tinggalin bunda." Ucap Yasmin lalu perlahan menutup matanya untuk beristirahat.
Di luar sana, terlihat ayah melihat putrinya sedang beristirahat. Ayah mau masuk dalam kamar putrinya tetapi tak mau mengganggu, makanya ia hanya menatap dari balik pintu kamar saja. Menatap jarak kejauhan pun sudah sebahagia ini, apalagi jarak dekat.
"Baik-baik, nak." Selesai mengucapkan itu, ayah pun menutup pelan-pelan pintu agar tak di dengar oleh Yasmin. Ayah masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat juga, ia juga butuh istirahat seperti Yasmin saat ini.
°°🦋🦋🦋°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Anak Ayah (Ending)
Teen Fiction(Cerita ini menceritakan tentang keluarga) °°🦋🦋🦋°° "Ayah kita itu tegas tapi, penyayang. Jika kita bertiga sakit, pasti ayah yang sangat pusing. Tapi, jika kita sudah sembuh, sifat ayah kembali ke semula, tegas. Kita pernah berfikir, lebih baik s...