Beberapa hari setelah kejadian pembalut, Yasmin sekarang sedang duduk bersampingan dengan kedua kakaknya. Mereka bertiga di beri cuti, itupun hanya cuti sehari saja. Tapi bagi mereka bertiga, cuti sehari seakan-akan cuti sebulan.
"Kak Bian, mau ambil kontaknya Alexa, engga?" Tanya Yasmin.
"Boleh, dek. Berapa?" Tanya Brian.
Yasmin pun menyebut nomor kontak Alexa, "081*********" selesai Brian mengambil kontak Alexa, langsung lah Brian mengirimkan pesan untuk Alexa.
Brian masuk ke dalam kamarnya setelah mengambil kontak Alexa dari sang adik. Sedangkan Yasmin dan David, mereka berdua sedang duduk bersampingan di depan televisi sambil memakan pisang goreng buatan mamah dan jus buah juga buatan mamah.
"Kalau udah bucin, dia lupakan kita ya, dek" ucap David menaikkan kedua kakinya di atas sofa dan melipatnya.
"Biarin lah, kak. Btw, kakak sama Zahra, gimana? Kakak udah nyatain cintanya kakak sama dia?" Tanya Yasmin meminum jus buatan mamah.
"Ntar malam aku cht dia, dek. Kakak agak malu-malu dikit" balas David yang juga meminum jus buatan mamah.
Mamah yang datang dari dapur membawa sepiring pisang goreng lagi buat sang anak, "anak mamah engga boleh malu, anak mamah harus berani dong!" Sambung mamah duduk di samping anak gadisnya.
"Mamah engga tau aja gimana kak David kalau sama cewek, mah" ucap Yasmin tertawa sambil melihat wajah kakaknya.
"Dek!" Sambung David.
"Mamah tau engga? Kak David habis nembak cewek, tapi cewek itu nolak. Memang di tolak sih, orang pakaiannya aja kayak gembel, gimana cewek engga ilfeel" ucap Yasmin.
Mamah pun tertawa dan berucap, "kakak kamu pakai baju apa, dek?" Tanya mamah.
"Bajunya masih bisa di selamatkan, mah. Tapi celananya engga, masa pakai celana Doraemon aku sih? Kan, malu-maluin" ucap Yasmin siap-siap untuk lari karena ia sudah tau kakaknya mau buat apa.
"Yasmin!" Teriakan David langsung mengejar adiknya, mereka berdua pun lari-larian di dalam rumah. Mereka berdua mengelilingi rumah, mamah hanya tersenyum melihat anak-anaknya sambil menggelengkan kepalanya.
Setelah lelah, mereka berdua pun duduk kembali di atas sofa dengan nafas ngos-ngosan. Mereka berdua kembali melanjutkan makan pisang gorengnya.
"Capek?" Kata mamah.
"Iyah, mah!" Balas mereka berdua.
"Dari kecil sampai sekarang ini, sifat kalian bertiga engga pernah berubah. Engga capek, nak?" Tanya mamah yang bingung sifat anaknya sekarang.
"Kita bertiga fine fine aja, mah. Di bilang tua engga juga, dibilang mudah engga juga. Jadi seimbang, mamah ku yang sayang" ucap Yasmin mengembangkan hidungnya sambil menatap mamah.
"Mungkin ini turunan dari mamah atau engga dari ayah!" Sambung David.
"Iyah, itu turunan dari ayah kamu, nak. Dulu ayah kamu sifatnya kayak kamu bertiga, jail, pengganggu, pokoknya 11/12 sama kalian bertiga" ucap mamah.
"Pantes aja anaknya kayak gini, bapaknya aja kayak gitu" ucap Yasmin memakan pisang goreng buatan mamah.
"Udah udah, kalian berdua mandi gih. Kalau udah mandi, beli obat nyamuk di warung sekalian beliin ayah sikat gigi" ucap mamah.
"Kenapa engga ke Indohemat aja, mah?" Tanya Yasmin.
"Cuma beli sikat gigi sama obat nyamuk gaya-gayaan mau beli di Indohemat, biasanya juga di warung depan, jalan kaki pula" ucap mamah yang sudah tau maksud dan tujuan kedua anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Anak Ayah (Ending)
Teen Fiction(Cerita ini menceritakan tentang keluarga) °°🦋🦋🦋°° "Ayah kita itu tegas tapi, penyayang. Jika kita bertiga sakit, pasti ayah yang sangat pusing. Tapi, jika kita sudah sembuh, sifat ayah kembali ke semula, tegas. Kita pernah berfikir, lebih baik s...