#23 🦋🦋🦋

40 5 0
                                    

Malam ini sedikit tak mendukung untuk seorang Yasmin yang ingin ke rumah sakit untuk jaga malam. Awan menggelap, angin bertiup kencang hingga membuat dedaunan beterbangan di setiap tempat. Hawa dingin malam itu menembus masuk dalam tubuh Yasmin membuat bulu kuduknya berdiri, jaket yang ia pakai tak berguna saat ini. Yasmin menatap langit yang tak memunculkan bintang bintang dan rembulan nya, hanya awan gelap yang menghiasi malam ini. Perlahan hujan turun setetes demi setetes membasahi tanah dan daun yang sedikit mengering. Perempuan yang berjaket hitam itu pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah untuk menghangatkan tubuhnya yang sedikit dingin akibat angin malam di luar.

Setibanya Yasmin di dalam rumah, terlihat laki-laki bertubuh kekar memakai selimut. Ia duduk di atas sofa dengan sedikit cemilan dan kopi susu hangat di depannya. Yasmin menghampiri lelaki itu dan duduk di sampingnya, ia menyelimuti tubuh mungilnya menggunakan selimut sang suami. Lukman yang masih melihat kaki istrinya tidak tertutup dengan selimut, Lukman pun menutup kaki mungil itu dengan selimut yang masih tersisa. Sepertinya mereka berdua memiliki dunia ini bersama, tak ada seorang pun yang bisa mengganggunya sekarang. Hanya ada suara hujan dan petir terdengar saat ini, suara televisi saja kalah dengan kerasnya suara hujan, apalagi suara jam dinding. Lukman memutuskan untuk membawa sang istri untuk masuk ke dalam kamar, ia menggendong istrinya bat anak kecil yang di larang oleh sang itu untuk membeli es krim.

°°°°°°

Azan subuh terdengar dari mesjid dekat rumah mereka, laki-laki yang hanya menggunakan sarung dan baju dalam itu langsung masuk dalam kamar mandi. Ia mau membersihkan tubuhnya hingga bersih, setelah mandi, Lukman pun solat subuh sendiri. Ia tak membangunkan sang istri yang sangat lelah semalaman, selesai solat subuh, Lukman duduk di atas sajadahnya. Laki-laki itu mengambil Al-Qur'an di atas nakas dan membacanya hingga suaranya membuat istrinya tersadarkan karena lantunan ayat suci begitu indah.

Yasmin duduk di atas kasur empuk dan menatap sang suami dan mengukir senyum manis di bibirnya. Setelah itu, ia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci badannya hingga bersih. Selesai mandi, Yasmin keluar dengan menggunakan handuk di atas kepalanya, ia berjalan menuju lemari baju dan memilih baju untuk ia gunakan. Selesai memakai baju, Yasmin pun solat dengan sendirinya. Sedangkan Lukman masih fokus yang ada di depannya sekarang, membaca Al-Qur'an.

Perempuan yang masih menggunakan mukena duduk di depan cermin kaca, seperti ia malu dengan suaminya sekarang. Begitu pun dengan Lukman, ia masih membaca Al-Qur'an sampai sekarang. Yasmin pun memutuskan untuk melihat pemandangan di pagi hari seperti ini, ia masih menggunakan mukena nya.

Setibanya Yasmin di luar, tanah dan dedaunan yang semalaman kering kini sudah sangat subur. Itu karena air hujan turun membasahi nya. Yasmin tersenyum melihat anak tetangganya yang berlarian di depan rumah. Sepagi ini? Anak kembar itupun menghampiri Yasmin yang masih berdiri mematung di depan pintu rumah. Anak kembar itu menawarkan Yasmin untuk bermain, Yasmin yang suka dengan anak-anak langsung mengiyakan permintaan anak kembar itu.

Di halaman depan Yasmin mempunyai ayunan, ayunan itu Yasmin sendiri yang pesan untuk suaminya. Saat pagi seperti ini, ia sangat suka duduk dan menghirup udara segar.

"Nama kamu siapa, sayang?" Tanya Yasmin yang sangat lembut kepada si kembar.

Si kembar itu langsung menjawab dengan lucu membuat Yasmin seakan ingin mencubit pipinya. "Nama aku Rana, ini adek aku yang bernama Rani, Tante" ucapnya sangat sopan. Jika di lihat-lihat, umur mereka masih lima tahunan lebih.

"Mamah kalian mana? Kok biarin kalian keluar rumah sepagi ini?" Tanya Yasmin yang kedua kalinya.

"Bunda sibuk masak, ayah belum pulang dari berlayar" ucapan si membuat Yasmin tak tega dengan dirinya dan diri si kembar ini.

Yasmin membayangkan jika dirinya hamil besar dan Lukman belum pulang juga. Dan ia juga membayangkan jika ia sudah melahirkan nanti tetapi Lukman Balum juga pulang, itu membuat Yasmin sedikit stress saat ini. Yasmin tersenyum singkat dan beralih ke si kembar yang bermain boneka Barbie nya, si kembar sadar jika setetes air mata Yasmin membasahi bonekanya. Ia pun langsung menghapus air mata itu dan berucap, "awalnya juga bunda kayak gitu, tapi lama-lama bunda paham dengan situasi seperti ini." Ucap Rana menghapus air mata Yasmin yang sedari tadi berjatuhan bat hujan.

Yasmin membantu Rana menghapus air matanya sendiri, ia tersenyum dan langsung memeluk si kembar itu. Itu membuat si kembar merasa tersentuh saat di peluk Yasmin. Si kembar berani juga, ya, sama orang baru.

Selesai Lukman membaca Al-Qur'an nya, Lukman sadar bahwa sang istri belum juga memunculkan dirinya sejak keluar tadi. Ia khawatir langsung menyusul sang istri keluar, dan saat tiba di luar, Lukman melihat istrinya yang memeluk anak kecil. Lukman perlahan mendekati Yasmin, Yasmin yang sadar bahwa Lukman berada di belakangnya langsung menghapus jejak air matanya itu. Ia takut jika suaminya khawatir, nanti. Lukman yang tetap tahu bahwa istrinya menangis, ia langsung saja memeluk istrinya dan berkata. "Kamu kenapa, sayang?" Tanyanya yang khawatir.

Si kembar itu langsung saja berkata, "tadi tante ini menangis Om, sebab, aku cerita sedikit tentang ayah yang berlayar." seketika Lukman tau apa yang membuat istrinya menangis seperti ini.

Si kembar itu pun pulang ke rumahnya dan Lukman membawa istrinya masuk ke dalam. Ia tak mau istrinya menangis, setibanya di dalam rumah, Lukman mulai memegang kedua pipi itu dan berucap. "Sayang, kamu engga usah nangis, ya?" Ucapan itu seketika langsung membuat sang Yasmin menangis sejadi-jadinya.

Lukman yang tak tau bagaimana cara agar istrinya ini tak menangis lagi, ia pun hanya memeluk istrinya seerat mungkin. Ia tak mau jika nanti dirinya berada di tengah laut, Yasmin menangis seperti ini. "Aku janji sama kamu, aku akan tetap berada di sisimu, meski itu aku jauh, dekat. Pokoknya aku akan tetap berada di sisimu" ucapnya dengan mengelus lembut kepala istrinya yang masih di baluri mukena habis solat subuh tadi.

°°🦋🦋🦋°°

Awan gelap, angin kencang, air hujan, mereka semua tak mau sang kupu-kupu itu bersedih. Ia tak mau cantiknya itu luntur hanya karena kesedihan yang mendalam. Jadi awan gelap akan berubah menjadi awan putih, angin kencang akan berubah menjadi tenang, air hujan akan mengeluarkan pelangi nya ketika redah. Ia rela berubah hanya untuk sang kupu-kupu yang cantik itu.

Ketiga Anak Ayah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang