#31

28 4 0
                                    

Amanda yang masih kepo dengan kakak sepupunya waktu dulu, ia mengikuti sang guru itu hingga di dalam ruangannya. Untung guru itu tidak garang. Namai saja guru tersebut ibu Ladda, guru mapel IPA di sekolah Amanda. Dan ibu Ladda yang juga kepo, kenapa Yasmin bersifat aneh terhadap. Dulu Yasmin adalah murid yang paling ceria, cerdas, ramah, centil, tetapi sekarang berbeda. Ia seperti orang kesusahan berfikir, berbicara, dan lain-lain.

"Man, itu kakak kandung atau apa?" Tanya ibu Ladda yang sedang duduk berhadapan laptop dan Amanda sekarang.

"Itu kakak sepupu saya, Bu. Bunda sama mamah kak Yasmin bersaudara." Pernyataan Amanda membuat ibu Ladda percaya.

"Bu, kakak saya dulunya kenapa?" Tanya Amanda.

Ibu Ladda pun menjawab dengan jawabannya sendiri yang ia dapatkan dari Yasmin dulu. "Olivia sangatlah cerdas, nak. Soal yang belum ibu jelaskan langsung ia pecahkan dengan sendirinya."

"Trus, Bu?"

"Olivia juga punya kakak, namanya David dan Brian. Olivia, David, dan Brian sangat cerdas. Jika soal guru yang guru masih bingung jawabnya apa? Mereka bertiga langsung menjawab dengan benar, tak ada yang salah." Ucapan ibu Ladda membuat Amanda bangga dengan Yasmin.

"Kalau boleh ibu tau, kenapa Olivia seperti itu, nak?" Tanya ibu Ladda membuat Amanda seketika membeku.

Beberapa menit kemudian, Amanda pun memberi tahu semua tentang Yasmin ke ibu Ladda. Sepertinya Ibu Ladda ini bisa menjaga rahasia.

"Kak Yasmin mengidap alzheimer atau bisa di bilang gangguan ingatan. Ia akan lupa saat apa yang terjadi barusan, atau ia akan lupa siapa dirinya dan siapa orang terdekatnya." Ucapan Amanda membuat ibu Ladda tergores pisau. Murid yang dulunya bisa di bilang jenius seketika berubah. Ia seperti tak mengingat siapa dirinyalah, siapa dirinya yang dulu dan siapa yang ada di sekitarnya.

Ibu Ladda mendengar ucapan itu keluar dari mulut Amanda seakan-akan ia tak percaya, Yasmin yang dulu ia kenal tak seperti ini. Yasmin yang dulu ia kenal jail, nakal, pintar, sok cantik, ya memang cantik, cerewet. Sekarang? Ia hanya melihat gadis bisu yang berusaha bicara tetapi tak bisa lagi.

"Kamu bisa kembali ke kelas kamu, nak." Ucap ibu Ladda memegang kepalanya, kepalanya terasa pusing tujuh keliling.

Di rumah, Gilang menenangkan sang kakaknya tengah tak enak badan. Suhu badannya sangat tinggi hingga membuat perempuan itu sedikit melemah, di tambah perempuan itu keras kepala. Gilang ingin membawanya ke dokter tetapi menolak, Gilang pun hanya mengompres hingga mata perempuan itu perlahan tertutup. Gilang pun lelah, akhirnya subuh badannya perlahan turun.

°°°°°°

Siang ini, Gilang ataupun Yasmin tak menjemput gadis lucu itu di sekolahannya. Yasmin masih pusing hanya membaringkan badannya itu di atas ranjang, Gilang berpesanan untuk sang adik berhati-hati memilih angkutan umum untuk pulang, jangan pilih yang penumpangnya sedikit.

Setibanya Amanda di rumah, Amanda membawa sekantong buah-buahan untuk sang kakak yang tak enak badan di rumah. Tak cuma itu, Amanda juga membawa kedua sahabatnya ke rumah. Katanya mau kerja kelompok, tapi bagi Gilang dan Yasmin biarkanlah agar rumah ramai.

Gladisa duduk bersampingan dengan Fauzi, mereka sedang mengerjakan tugas yang di beri oleh guru prakarya. Mereka bertiga di suruh buat barang rongsokan menjadi semua kerajinan tangan yang berfungsi. Gladisa yang mempunyai ide cemerlang langsung mengambil botol plastik dan membantunya layaknya tempat spidol biar guru, Fauzi pun mengikuti apa yang Gladisa buat. Dan Amanda, Amanda sedang berganti baju seragam. Amanda di peringati oleh sang abang untuk mengganti seragam sekolah terlebih dahulu lalu bermain.

Perempuan yang sedang tertidur seketika bangun, ia sepertinya sedang mimpi buruk. Sampai-sampai ia bangun dengan keringat dingin yang membasahi di sekujur tubuhnya, ia langsung memanggil nama suaminya.

"LUKMAN."

"JANGAN TINGGALIN AKU---" teriakan Yasmin seketika membuat orang langsung masuk ke dalam kamar itu.

"Kak, kakak kenapa?" Tanya Amanda yang baru tiba.

"Lukman meninggal." Mendengar ucapan itu, seketika Amanda mempunyai firasat buruk terhadap orang itu yang jauh di sana.

Amanda pun menenangkan kakaknya, "kakak istirahat aja, bang Lukman bakalan baik-baik di sana." Ucap Amanda mengelus punggung itu.

"Hp kakak, mana?" Tanya Yasmin yang tiba-tiba mencari ponsel iPhone-nya itu.

Fauzi yang melihat ponsel yang terletak di meja nakas langsung mengambil dan memberikannya kepada pemiliknya. Yasmin pun menerimanya, ia langsung membuka aplikasi WhatsApp dan mengirimkan pesan untuk sang suami ayng jauh di sana.

Yasmin🌑🦋
Aku engga mau mimpi aku itu menjadi kenyataan, Man. Jadi, kamu di sana jaga-jaga ya, sayang. Aku menunggumu pulang
¹⁴'²⁰

Selesai mengirim pesan itu, Yasmin memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia ingin duduk di atas sofa melihat teman Amanda mengerjakan tugas prakteknya, sekalian, ia juga ingin membantu agar ia tak pusing.

°°🦋🦋🦋°°

Ketiga Anak Ayah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang