Ayah sekarang tengah duduk di teras rumah sambil melihat anak dan juga keponakan mencabut rumput sekaligus mengecat rumah yang sudah pudar. Bukan pagar lagi, tapi dalam dan juga luar rumah mereka cat.
"Ayah, mau engga kalau pagar rumah di ganti warna menjadi warna lain? Warna hitamnya sudah mulai pudar" ucap Yasmin melirik ayahnya yang sedang meminum kopi.
"Terserah adek, aja. Kalau mau, ambil di toko ayah" ucap ayah.
"Yasudah, kalau gitu. Adek, sama kakak David ke toko ayah dulu untuk mengambil cat nya" ucap Yasmin membersihkan tangannya yang penuh dengan pasir rumput.
Setibanya di toko, Yasmin langsung mengambil cat yang berwarna hitam dan juga putih. Yasmin yang seorang dokter bisa juga sebagai seorang kuli bangunan. Yasmin anaknya kreatif tetapi sedikit pelupa, ia ingin memberi motif di pagar rumah.
"Kak, ambil kuas besar di lemari sebelah kiri dong. Sekalian ambil semen untuk membuat pot bunga mamah menjadi lebih cantik" ucap Yasmin yang menyuruh kakaknya.
"Dek, semen berat banget dek. Kakak engga bisa angkat" ucap David.
"Lemah!" Ucap Yasmin memandang enteng mengangkat semen.
"Yasudah, kalau gitu kamu aja yang angkat" ucap David. Langsung lah Yasmin mengalah.
"Kalau gitu, telfon kak Brian bawa motor ke sini untuk membawa semen ke rumah" langsung lah David menelfon adiknya yang sekarang sedang memperbaiki tanaman mamah.
Selesai menelfon Brian, Brian langsung datang ke toko ayah dengan memakai motor adiknya (Yasmin) Yasmin langsung marah karena kakaknya memakai motornya yang sudah ia cuci cuci bersih.
"Ih! Kak Brian, kenapa pake motor aku sih? Motor aku sudah aku cuci bersih!" Ucapnya membersihkan motornya yang kena air becek.
"Ya... Sorry, kakak cuma dapat kunci motor kamu. Kunci motor kakak hilang, engga tau kemana?" Ucap Brian menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Kalau gitu, pulang nanti kakak harus cuci bersih motor nya, adek" ucap Yasmin.
Setelah David dan Brian mengangkat semen itu ke atas motor Yasmin, Yasmin yang tadinya marah sedang sekarang marah besar.
"Astaghfirullah! Motor adek makin motor" ucap Yasmin.
"Tenang aja, dek. Nanti kakak cuci motor kamu" ucap Brian dan juga David langsung naik ke atas motor Yasmin dan meninggalkan Yasmin sendiri di toko.
"Kok di tinggalin?" Tanya Yasmin menunjuk kakaknya yang semakin jauh.
"Awas kalau sampai rumah, aku bakalan jambak rambut kalian berdua" ucap Yasmin mengunci toko dan lari sekencang mungkin untuk mengejar kakaknya yang sudah semakin jauh.
Sesampainya di rumah, Yasmin langsung meneriaki nama kedua kakaknya, "kak David! Kak Brian! Sini!" Ucap nya yang ngos-ngosan habis lari.
"Ada apa, dek?" Tanya David yang pura-pura lupa ingatan.
"Yah, lihat kakak. Ninggalin adek di toko sendirian" ucap Yasmin mengaduh dengan ayah.
"Kak, adeknya di apa lagi?" Tanya ayah kepada anak pertamanya.
"Engga ada, yah. Kakak cuma pake motor nya adek ke toko. Itu doang" ucap David.
"Bohong! Yang jujur dong, kak!" Ucap Yasmin.
"Iya, iya. Kakak ninggalin dia di toko sendiri" ucapnya mengakui kesalahannya.
Ayah yang begitu tegas saat melihat atau mendengar anaknya membuat kesalahan, ayah langsung menghukum kedua anak lelakinya. Seperti biasa, push up 100×.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Anak Ayah (Ending)
Teen Fiction(Cerita ini menceritakan tentang keluarga) °°🦋🦋🦋°° "Ayah kita itu tegas tapi, penyayang. Jika kita bertiga sakit, pasti ayah yang sangat pusing. Tapi, jika kita sudah sembuh, sifat ayah kembali ke semula, tegas. Kita pernah berfikir, lebih baik s...