Pagi yang cerah menampilkan perempuan yang sedang duduk di kursi roda. Ia berada di samping kursi kayu buatan ayah, ia menggendong malaikat kecil itu sambil menatap langit cerah. Bisa di bilang, Yasmin sedang menunggu seseorang di pagi hari ini. Tetapi Yasmin tak tau menunggu siapa, tapi hatinya berkata tunggulah seseorang itu.
"Lukman?!" Ucap Yasmin menatap ayah yang baru keluar dari dalam rumah, ayah berjalan ke arah mobil.
"Kenapa, sayang?" Tanya ayah yang sedang memanaskan mesin mobil.
"Ayah?" Ucap Yasmin lagi.
Ayah pun mendekati Yasmin dan berucap, "ada apa, nak?" Tanyanya dengan lembut.
"Lukman mana?" Tanya Yasmin dengan bingung.
"Tunggu aja, sayang." Ucap ayah dengan lembut mengelus rambut putrinya.
Ayah kembali ke posisi awal, dan Yasmin pun juga masih duduk di tempatnya semula. Tiba-tiba ponsel Yasmin berbunyi menampilkan nama mama Jessica. Yasmin hanya mengangkat telfon itu dan mendengarkan suara dari balik telfon tersebut.
"Assalamualaikum, nak."
"Iya, waalaikumsalam."
"Kasih hp ini ke ayah."
Yasmin pun meneriaki ayah yang sedang memanaskan mesin mobil, ayah pun berjalan ke arah putrinya.
"Hallo, assalamualaikum, Jes, ada apa?"
"Mad, buruan ke sini." Setelah Jessica berucap seperti itu, Jessica langsung mematikan telfon sepihak.
Mendengar ucapan Jessica, ayah mengajak semua orang untuk bersiap-siap menuju rumah Jessica. Ntah acara apa yang di adakan di sana karena suara orang sangat banyak.
Di dalam mobil, semua orang sudah ada kecuali David dan Brian, mereka berdua menggunakan mobil pribadi sendiri. Ia juga mau ke rumah Jessica sekarang, itu karena ayah yang mengabarinya.
Setibanya di sana, memang banyak orang. Tapi ayah dan juga yang lain bingung, kok bisa banyak orang seperti ini. Sepertinya Jessica tidak membuat acara sama sekali, tak tau juga lah. Ayah mendorong sang putri di atas kasur roda menuju dalam, di dalam terlihat Jessica dan Ridwan duduk bersampingan dengan raut wajah sedikit pucat. Ayah menghampiri suami istri itu dan mulai bertanya tanya.
"Kenapa, Wan?" Tanya ayah tak tau permasalahannya apa.
Tak dapat respon, mamah pun berucap. "Kenapa, Jes? Coba ceritakan sama saya!" Ucap mamah mendekati Jessica.
Jessica seketika menangis dan langsung memeluk mamah, mamah pun bingung. Wanita yang ada di hadapannya saat ini, kenapa? Mamah pun membalas pelukan itu.
"Kamu kenapa, coba cerita," ucap mamah membantu menenangkan Jessica.
"Liz, sa--ya." Ucap Jessica pelan.
Mamah pun melepas pelukannya itu dan beralih memegang wajah pucat wanita seumurannya itu. "Jika memang ada masalah, coba cerita ke saya, Jes." Ucap mamah dengan lembut.
Selesai mamah berucap seperti itu, tiba-tiba Yasmin berucap. "Mah, Yasmin mau ketemu Lukman." Ucapan Yasmin membuat Jessica dan juga Ridwan tak sanggup berucap saat ini.
Semenit setelah Yasmin berucap seperti itu, Ridwan berjalan ke arah menantunya itu. "Mau ketemu Lukman, kan?" Setelah mendapat iya-an dari Yasmin, Ridwan langsung mendorong kursi roda itu menuju ke mobil.
Semua orang pun mengikuti arah Ridwan dan juga Yasmin. Yasmin saat ini menggendong sang malaikat kecilnya. Setibanya di depan pintu mobil, Ridwan mengangkat Yasmin masuk dalam mobil dan tak lupa kursi roda ia bawa masuk juga ke dalam mobil.
Di dalam mobil, malaikat kecil itu tak berhenti mengeluarkan suara tangisannya. Yasmin yang bingung harus bagaimana cara menenangkan malaikat kecil ini sekarang.
"Anak bunda, sebentar lagi kita ketemu ayah kamu, sayang." Ucap Yasmin yang sepertinya menenangkan anaknya itu. Tetapi malaikat kecil itu tak kunjung berhenti bersuara, Yasmin pun memutar suara azan yang sempat ia dengar saat melahirkan anaknya itu.
Setelah Yasmin memutar suara azan yang ada di ponselnya, seketika bayi yang sedang ia pangku berhenti menangis. Yasmin pun tersenyum setelah melihat anaknya ini berhenti mengeak.
Setibanya Yasmin di tempat yang Ridwan singgahi, Yasmin mematung di atas kursi roda nya. Ia tak tau kenapa Ridwan membawa ke tempat seperti ini.
°°🦋🦋🦋°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Anak Ayah (Ending)
Teen Fiction(Cerita ini menceritakan tentang keluarga) °°🦋🦋🦋°° "Ayah kita itu tegas tapi, penyayang. Jika kita bertiga sakit, pasti ayah yang sangat pusing. Tapi, jika kita sudah sembuh, sifat ayah kembali ke semula, tegas. Kita pernah berfikir, lebih baik s...