Satu keluarga sedang berkumpul di depan televisi, ia sedang menonton televisi sambil di temani cemilan dan susu, kopi, dan teh hangat. Ayah yang meminum kopi, mamah yang meminum teh dan ketiga anak ayah meminum susu.
"Man, Yasmin jomblo tuh. Engga ada niatan mau dekatin apa?" Tanya David yang mengolok-olok adiknya.
Yasmin yang malu-malu langsung menampol kakaknya di depan ayah sambil berucap, "apa sih, engga jelas?!" Ucap Yasmin.
"Kalau mau engga papalah, dek!" Balas Brian.
"Kak!" Sambung ayah.
Keluarga ayah sangat harmonis, suka maupun duka mereka lewati sama-sama. Ayah tidak pernah mempermasalahkan sama siapa anaknya bergaul asalkan anak-anaknya tidak macam-macam, dan tidak berbuat salah kepada temannya.
"Lukman engga pernah pulang ke rumahnya ya, nak?" Tanya ayah ke Lukman.
"Iyah, om. Mamah sama papah engga ada di rumah, kunci rumah mereka bawah" balas Lukman.
"Makanya, kalau punya rumah jangan gede-gede, Man. Kan jadi engga punya kunci cadangan" sambung Yasmin.
"Kalau itu mau kamu, nanti rumah kita berdua yang kecil kecil aja biar hangat gitu" ucap Lukman yang bercanda.
Ayah yang juga suka bercandain anaknya langsung berucap, "kalau sudah siap, langsung cus aja, Man!" Ucap ayah membuat Yasmin makin malu + marah, dikit aja.
"Ayah!" Ucap Yasmin.
"Mamah juga setuju kalau Yasmin sama Lukman menikah, mamah sama orang tuanya Lukman sudah dekat. Jadi, sama besan nanti engga usah malu-malu" ucap mamah memang serius.
"Mamah!" Ucap Yasmin.
"Sebenarnya, Lukman juga sudah siap nikah, Tante. Mamah sering tanya ke Lukman, kapan nikah? Kapan nikah?" Ucap Lukman yang juga serius.
"Apa sih, Man. Kita ini temanan dari kecil, masa teman nikah sama teman? Apa kata orang?" Tanya Yasmin.
"Dengar ya, Yas. Sepupan aja menikah, apalagi teman" balas Lukman.
Yasmin yang kesal dengan semuanya langsung masuk ke kamarnya dengan perasaan karuan. Di dalam kamar, Yasmin membayangkan jika dirinya dan Lukman nanti menikah, punya anak, punya rumah yang berantakan karena anak. Itu semua yang Yasmin pikirkan, apa lagi nanti kerjaan di rumah sakit.
"Nanti gua menikah sama Lukman, punya anak banyak, terus di tinggal sama Lukman pergi berlayar, belum lagi pasien pasien di rumah sakit!" Ucap Yasmin menggelengkan kepalanya.
Di depan televisi, mereka semua masih berbicara soal Lukman dan Yasmin. Ayah sudah setuju jika anak bontot nya ia jodohkan sama Lukman.
"Kamu ambil cuti berapa bulan, nak?" Tanya ayah ke Lukman.
"Kayaknya cuma dua bulan, om. Aku pulang ke sini karena kangen sama keluarga dan kangen masakan Tante Aliza" jawab Lukman.
"Bisa aja kamu, nak!" Ucap mamah ke Lukman.
"Kok bentar banget, Man? Engga mau nikah dulu sama anak bontot ayah?" Ucapan Brian di dengar Yasmin dari dalam kamarnya. Yasmin pun keluar dari kamar dan berjalan ke arah kakaknya.
"Kak Brian kenapa sih?" Ucap Yasmin duduk di tengah tengah kakaknya.
Yasmin yang sudah lelah langsung berucap, "gua mau nikah sama Lo, asal ada satu syarat. Mau tau syaratnya apa?" Ucap Yasmin menatap kedua bola mata Lukman.
"Benar, dek?" Tanya David yang tidak percaya.
"Syarat nya apa?" Sambung Lukman.
"Asalkan gua dan kedua kakak gua nikahnya bersamaan!" jawab Yasmin menaik turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Anak Ayah (Ending)
Teen Fiction(Cerita ini menceritakan tentang keluarga) °°🦋🦋🦋°° "Ayah kita itu tegas tapi, penyayang. Jika kita bertiga sakit, pasti ayah yang sangat pusing. Tapi, jika kita sudah sembuh, sifat ayah kembali ke semula, tegas. Kita pernah berfikir, lebih baik s...