#29 menyelipkan satu nama

34 4 0
                                    

Laki-laki bersarung beserta kopiah di atas kepala berjalan bersama dengan para teman-teman, ia berjalan menuju mesjid terdekat tempat kandas kapalnya. Ia ingin menunaikan ibadah sholat subuh bersama masyarakat setempat, sudah lama laki-laki itu tak pernah solat bersama masyarakat. Makanya, ia sekarang mencari mesjid terdekat. Setibanya di mesjid, semua pun ikut bersama masyarakat untuk solat bersama di mesjid yang sederhana itu.

Perempuan Lukman sekarang sedang duduk bersila di atas sajadah, ke mengangkat kedua tangannya seperti biasa. Ia berdoa dan memohon kepada sang pencipta agar doanya terkabul. Sepanjang doa, hanya suara tangisan yang keluar dari bibir manis itu. Itu karena ia berdoa dalam hatinya, ia tak mau mendengarkan siapapun doanya selain sang penciptanya sekarang ini.

Lukman mengangkat tangannya seperti biasa juga, ia juga ingin berdoa tanpa di dengar oleh siapapun. Ia berdoa dalam hati, tetapi air matanya tak bisa membohongi teman seangkatannya yang berada di sampingnya saat ini. Doa kedua suami istri itu tak bisa di dengar lewat telinga tetapi bisa mengungkapkan lewat mulut.

Akhir doa mereka berdua menyalipkan satu nama yang berharga yang pernah ia dapatkan, temui, dan dulu sempat belum kenal satu sama lain.

Setelah solat subuh, Yasmin memutuskan untuk jalan-jalan sekitar rumah. Ia mau mengingat-ingat sedikit demi sedikit yang telah ia lupakan, ayah yang tak membiarkan anaknya jalan sendiri, takut ia kesasar. Ayah pun menemani sang putrinya untuk jalan-jalan sekompleks di pagi ini. Dulu, ayah selalu menyuruh anaknya untuk lari pagi, dan sekarang ayah tak menyuruh nya lagi. Itu karena anaknya sedang sakit sekarang, takut jika terkena gangguan ganggu yang ayah tak mau. Tidak cuma ayah yang menemani Yasmin, tetapi Amanda dan Gilang juga. Mereka minta libur untuk menemani sang kakak di rumah, mereka yang keras kepala tak mendengar ucapan ayah.

Yasmin meraih handphone nya, ia ingin melihat apakah Lukman membalas pesannya. Dan ternyata, Lukman sama sekali tak membalaskan pesannya. Tetapi, ada satu nomor yang tak di kenal mengirimkan pesan Yasmin, Yasmin yang kepo langsung membuka pesan itu.

081*********
Min
⁰⁵'⁴⁷
Apa kabar, sayang?
⁰⁵'⁴⁸
Ini aku, Lukman
⁰⁵'⁴⁸
Maaf sayang, aku engga pernah ngabarin kamu. Soalnya aku sibuk, trus hp aku di sita sama kapten. Sekarang kapal aku kandas, ini aku pakai hp warga sekitar sini untuk mengirimkan kamu pesan, sayang. Aku tu kangen banget sama kamu, aku mau peluk kamu, cium kening yang sedikit lebar itu🤣, engga boleh ada yang cium selain aku ya, sayang😘? Aku juga kangen saat aku membangunkan kamu di seperti malam. Pokonya aku kangen semuanya, sayang. Kalau aku kembali nanti, aku mau cium kening lebar kamu, aku mau bangunin kamu solat. Boleh engga? Kalau engga boleh, harus boleh, lah. Kan, aku suami kamu😏🤪. ⁰⁵'⁵⁵
Jika aku kangen di sini, aku hanya lihat bulan dan bintang. Kan, kamu suka banget tuh yang namanya tatap tatap langit, makanya aku tatap. Sepertinya setiap aku tatap langit, bintang selalu saja menampilkan wajah cantik mu itu. Hehe.
⁰⁵'⁵⁷
[Foto]
⁰⁵'⁵⁷
Kalau kamu kangen sama aku, tatap bulan saja ya, sayang. Aku bakalan tampil di sana dengan parasku yang ganteng ini. Hehe
⁰⁵'⁵⁸
Udah dulu deh, ini hp orang. Nanti aku bakalan kirimkan pesan untuk kamus secara diam-diam, agar kapten engga lihat. Dada, sayangku.
⁰⁵'⁵⁹

Yasmin yang membaca itu tersenyum dan meneteskan air mata bahagianya. Meski ia sedikit lupa tentang laki-laki yang bernama Lukman, tetapi sepertinya hati berkata bahwa dia adalah suaminya. Yasmin pun membalas pesan itu di nomor yang sama, tetapi orangnya berbeda.

Yasmin
Aku engga tau kalau yang punya hp ini laki-laki atau perempuan, tapi tolong katanya ke suami saya bilang
⁰⁷'³⁷
Istrimu juga merindukan mu di sini, ia merindukan kecupan hangat mu, ia merindukan saat engkau membangun diriku di saat sepertiga malam. Pokoknya rindu, deh.
⁰⁷'³⁸
Tanya juga ke dia, kalau Yasmin sehat-sehat di sini. Dia di kelilingi oleh orang baik.
⁰⁷'³⁹
Satu lagi, mamah Jes sama papah Wan juga sehat-sehat di sini.
⁰⁷'⁴⁰
Makasih buat semuanya, makasih karena kamu telah meminjamkan hp kamu untuk suami saya, sekali lagi makasih.
⁰⁷'⁴¹


Setelah itu, Yasmin, ayah, Gilang, dan juga Amanda melanjutkan jalan-jalan paginya. Setelah jalan pagi, ayah singgah di warung Mpok Jenar untuk membeli minuman dingin. Ia juga membelikan anak dan keponakan minuman dingin di sana.

Mpok Jenar yang sangat aktif langsung memukul lengan Yasmin, tak sakit sih. Tapi Yasmin sedikit kesal karena Mpok Jenar.

"Kamu kenapa, sih?" Ucapan Yasmin yang tak seperti biasanya membuat Mpok Jenar bingung.

"Kok lu sok seleb, sih? Biasanya juga lu singgah di warung empok untuk minum dingin." Ucapan Mpok Jenar membuat Yasmin semakin kesal.

"Kamu siapa, sih?"

"Astaghfirullah, dari kecil sampai sekarang. Lu cuma belanja di warung gua, Min. Engga ada warung yang lu singgahi selain warung gua. Lu kenapa sih, Min?" Ucapan Mpok Jenar membuat ayah membuka suara.

"Jen, anggap aja si Yasmin lagi sok selebriti sekarang. Engga usah lu ladenin, ntar gua ke sini buat jelasin." Ucapan ayah langsung membayar belanjaannya menarik tangan Yasmin untuk pulang ke rumah.

Setibanya di rumah, Yasmin hanya mengomel ke ayah dan juga ke Amanda. Ia sangat tida suka di perlakukan seperti tadi, Yasmin juga menyalahkan penyakitnya ini. Gara-gara gejala ini, ia lupa semuanya.

"Yah, siapa sih dia?"

"Sok kenal banget!"

"Apa memang dia kenal sama aku? Tapi akunya aja yang engga kenal."

"Ini tu semua gara-gara gejala yang akun idap sekarang."

"Kenapa sih, yah? Kenapa aku harus kena ini semua, kenapa bulan orang lain aja, sih?

"Aku engga bisa seperti ini trus. Nanti lama-kelamaan aku akan lupa semua, aku engga mau, yah!"

"Trus tadi kita kemana, sih?

"Aku engga mau ini terjadi!" Teriakan Yasmin membuat seisi rumahnya ke ruang tamu untuk melihat.

Mamah mendekati putrinya dan memeluknya, Yasmin merasakan kehangatan itu langsung membalas pelukan mamah itu.

"Mamah, kenapa ini semua bisa terjadi?" Ucapan Yasmin langsung di jawab oleh Tante Mer.

"Kamu sendiri yang bilang, sayang. Semuanya akan terjadi karena kehendak sang pencipta." Ucap Tante Mer menutup matanya sebentar, seakan-akan Tante Mer memberi isyarat kepada Yasmin.

Yasmin pun melepaskan pelukannya itu dan beralih mendudukkan bokongnya di atas sofa. Ia juga kelelahan, ia butuh istirahat karena ia sedang mengandung sang buah hatinya.

°°🦋🦋🦋°°

Ketiga Anak Ayah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang