🦋🦋🦋
Setelah menentukan tanggal pernikahan, Yasmin sudah sangat jarang jalan, keluar rumah, pokonya kebanyakan waktu di rumah. Itu karena mamah melarang anaknya untuk jalan, takut terjadi sesuatu padanya, itu juga karena hari pernikahan Yasmin tinggal sebulan lebih.
"Bosan banget deh, kalau di rumah terus" ucap Yasmin duduk di atas sofa sendirian. Orang rumah lagi jalan, kedua kakaknya ke kantor, ayah ke toko dan mamah ke pasar.
"Kak David sama kak Brian pulangnya pasti tengah malam, mau telfon Lukman tapi malu" ucapnya yang hanya memainkan rambut panjangnya.
"Tante Mer kapan ke sini, ya? Kok lama banget sih?" Ucapnya mengambil handphonenya dan mengetik nama Tante Mer dan menelfon nya.
Setelah menelfon Tante Mer, ternyata Tante Mer belum bisa ke sini. Hanya Gilang dan Amanda bisa ke rumah, urusan Tante Mer belum selesai. Yasmin yang mendengar bahwa kedua adiknya akan datang langsung senang, "akhirnya datang juga" ucapnya meletakkan handphone nya di meja yang ada di depannya.
Yasmin yang masih bosan akhirnya menemui ayahnya di toko, ayah pun senang anaknya datang untuk membantunya.
"Yah, mau di bantu apa?" Tanya Yasmin yang baru saja tiba di depan ayah.
"Duduk dan tunggu pembeli aja, nak" balas ayah.
Yasmin pun duduk di samping ayahnya untuk menunggu pembeli. Di rumah kosong, mamah masih lama pulangnya.
"Yah, mau Yasmin pijit engga? Yasmin lihat ayah sangat lelah" ucap Yasmin menawarkan pijatan untuk sang ayah.
"Engga usah, nak. Ayah masih kuat kok" ucap ayah.
"Tapi, ayah lapar" sambung ayah.
"Mamah belum pulang dari pasar, di rumah engga ada makanan untuk di mana. Bagaimana kalau Yasmin beliin ayah bakso?" Tanya Yasmin.
"Ayah mau sih, tapi di luar sangat panas. Bagaimana dong?" Tanya ayah balik.
"Engga papa, yah. Yasmin bisa balap motornya" ucap Yasmin.
"Yasudah, beliin ayah bakso sekalian beli untuk kamu, nak. Kamu juga pasti lapar, kan?" Ucap ayah memberikan Yasmin selembar uang seratus ribu rupiah.
Yasmin pun mengendarai motornya menuju penjualan bakso terdekat. Setiba di penjual bakso, ternya Lukman juga ada di sana.
"Kamu ngapain naik motor panas-panas? Kamu engga lihat ini jam berapa?" Ucap Lukman menghampiri Yasmin langsung marah-marah.
"Aku mau beliin ayah bakso, Man!" Ucap Yasmin yang baru tiba.
"Kan bisa cht, Yas. Kamu bisa suruh aku, biasanya juga cht. Engga malam engga siang, aku pasti beliin kamu" ucap Lukman memperbaiki rambut Yasmin yang berantakan, itu karena Yasmin tidak memakai helm.
"Mana engga helm lagi!" Ucap Lukman.
"Trus kamu ngapain ke sini?" Tanya Yasmin mengikuti Lukman dari belakang untuk duduk.
"Aku mau ke toko, aku beliin kamu sama ayah bakso" ucap Lukman.
"Oh gitu!" Ucap Yasmin.
Yasmin tidak jadi memesan bakso, karena Lukman dari tadi memesan bakso untuknya dan untuk ayah. Bakso pun jadi, Lukman dan Yasmin pun ke toko dengan membawa motor sendiri-sendiri. Andai Yasmin tidak membawa motor, Lukman pasti membonceng Yasmin.
Setibanya di toko, semuanya pun makan bakso bersama-sama. Toko ayah seperti rumah, ada WC nya, ada dapurnya, dan juga ada kamarnya.
"Yah, larang anak gadis ayah untuk jalan-jalan. Kalau aku yang larang keras kepala, capek banget ngurusin dia" ucap Lukman yang sedang makan bakso.
"Ayah juga capek larang dia jalan, itu karena Yasmin satu pikiran sama kedua kakaknya jadi susah untuk ngurusin nya." Ucap ayah.
"Emangnya aku jalan kemana sih? Perasaan aku di rumah terus, engga pernah jalan" ucap Yasmin.
"Ini namanya apa? Ini bukan di rumah, ya. Ini di toko, Yas" ucap Lukman mengambil karet dan mengingat rambut Yasmin yang sangat panjang.
Ayah melihat kedua anaknya langsung berucap, "kalau mau mesra engga usah di depan ayah, nak" ucap ayah meledek mereka berdua.
"Ayah!" Ucap Yasmin.
"Udah!" Balas Lukman.
Semuanya pun melanjutkan makannya. Selesai makan, ayah menyuruh Lukmam mengantar Yasmin untuk pulang. Karena di rumah sudah ada mamah dan kedua kakaknya, ternya David dan Brian tidak jaga malam, makanya cepat pulang.
"Ayah lebay banget, deh. Jarang toko ke rumah hanya berapa? Kok suruh orang antar aku sih" ucap Yasmin.
"Nanti kamu sakit, kita engga jadi nikah lagi!" Ucapan Lukman membuat Yasmin ingin sekali menggigit lengan panjangnya.
Setibanya di rumah, Yasmin langsung meneriaki kedua kakaknya. Mereka bertiga masih sangat seperti anak kecil, hanya anak kecil yang saat tiba di rumah langsung berteriak.
Lukman yang melihat calon istrinya itu langsung tertawa, "emang engga salah aku pilih Yasmin sebagai mendamping hidupku" ucapnya mengikuti Yasmin dari belakang.
Saat kedua kakaknya sudah muncul, Yasmin langsung memeluk kedua kakaknya. Seakan-akan mereka bertiga tidak pernah bertemu, "kok lama banget, sih?" Ucap Yasmin baru saja melepas pelukannya dari tubuh kedua kakaknya.
"Emang lama, emang pekerjaan kita sama? Engga kan?" Ucap Brian.
"Dek, duduk sini deh" ucap David menyuruh adiknya untuk duduk di sofa.
Yasmin pun mematuhi perintah kakaknya, "kenapa, kak?" Tanya Yasmin.
"Kamu habis makan bakso ya, dek? Kok mulut kamu bau bakso?" Tanya David yang sangat mengetahui apa saja yang sudah adiknya makan.
"Iyah! Emangnya kenapa, kak?" Tanya Yasmin.
"Makan bakso engga panggil panggil!" Ucap David.
"Aku di beliin sama Lukman, kak. Kalau mau makan bakso, suruh Lukman traktir kalian" ucap Yasmin berdiri dan berjalan menuju dapur.
Lukman pun mendekati David dan berucap, "ntar malam kita bertiga makan bakso" ucap Lukman duduk di samping Brian.
"Benar ya? Awas kalau Lo bohongi kita berdua" ucap David menunjuk tajam ke Lukman.
"Benar, Weh!" Balas Lukman menidurkan kepala di atas paha Brian.
°°°°°°
Malam pun tiba, sesuai janji Lukman, Lukman pun mengajak kedua calon kakak iparnya itu untuk makan bakso di pinggir jalan. Tak lupa, ia juga mengajak calon istrinya untuk makan bakso.
"Enak engga?" Tanya Lukman ke Yasmin.
"Enaklah, orang ini langganan bakso aku kalau aku di rumah sakit" ucap Yasmin yang sangat menikmati bakso di malam hari.
"Lo berdua kalau mau nambah, nambah aja. Engga apa-apa kok" ucap Lukman yang kedua kalinya mengikat rambut Yasmin. Itu juga karena Yasmin malas untuk mengikat rambutnya.
"Man, kamu setiap hari bawa karet?" Tanya Yasmin.
"Iyah! Aku setiap hari bawa karet untuk ikat rambut panjang kamu, itu juga karena kamu malas beli karet rambut" ucap Lukman. Jika karet rambut Lukman habis, Lukman membeli karet lagi.
"Rian, calon suami, calon suami" ucap David mengode adiknya.
"Iyah, kak!" Balas Brian.
"Apa sih?" Tanya Yasmin menatap kedua kakaknya.
Selesai makan bakso, semuanya pun pulang ke rumah. Lukman mengantar Yasmin terlebih dahulu lalu pulang ke rumahnya.
°°🦋🦋🦋°°
Jika sudah bucin, susah untuk di selamatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Anak Ayah (Ending)
Teen Fiction(Cerita ini menceritakan tentang keluarga) °°🦋🦋🦋°° "Ayah kita itu tegas tapi, penyayang. Jika kita bertiga sakit, pasti ayah yang sangat pusing. Tapi, jika kita sudah sembuh, sifat ayah kembali ke semula, tegas. Kita pernah berfikir, lebih baik s...