#20 sepertiga malam

48 5 0
                                    

Selesai solat magrib, Yasmin ke dapur untuk mempersiapkan makanan buat sang suami. Ia ingin membuat mie tetapi dengan resep resep dan bubuk bubuk cinta. Yasmin yang sangat suka membuat resep makanan baru, seperi mie instan ini. Itu juga karena mamah yang mengajarkan anaknya untuk merubah menu satu menjadi tiga menu. Selesai membuat mie instan menu baru, Yasmin pun mengajak suaminya untuk makan bersama di meja makan yang hanya mempunyai kursi makan dua. Mereka berdua makan bersama sambil di temani derasnya hujan malam ini, cocok sekali makan yang panas dan berkuah dengan hujan lebat seperti ini. Selesai makan, keduanya pun ke depan televisi menonton channel televisi kesukaannya.

Di rumah ayah masih sibuk memasak, mamah, memantu mamah, Tante Mer dan juga Amanda masih sibuk di dapur. Itu karena mamah lupa ke pasar pas pagi hari penyebab, ia sibuk dengan reuni seangkatannya. Hingga azan solat isya tiba, barulah mereka semua selesai memasak. Mereka memasak seadanya saja, yang tidak ribet dan simpel. Semuanya solat isya dulu baru makan bersama di lantai beralaskan karpet.

Yasmin menyandarkan kepalanya ke pundak Lukman dan mulai mengeluarkan ucapan yang membuat Lukman tak bisa menjawabnya, "aku mau kamu tetap di sini" tutur Yasmin.

Lukman mengacak rambut istrinya dengan wajahnya tertawa, tetapi dalam hatinya sangat berat meninggalkan perempuan baru saja ia jadikan istrinya.

Yasmin yang sedikit kesal karena Lukman hanya menertawakan dirinya, "Lukman" tegur Yasmin yang memperbaiki rambutnya.

Lukman membatu sang istri memperbaiki rambutnya dan berucap, "ada apa, sayang?!" Ucapnya dengan nada sedikit berbeda membuat Yasmin jijik.

"Kalau aku bicara, tanggapin dong" ucap Yasmin.

"Iya, iya" balas Lukman.

°°°°°°

Sekarang sudah menunjukkan pukul satu lewat, Lukman terbangun dengan jam segitu. Entah apa, ia langsung bangun dan duduk memperbaiki ingatannya. Ia duduk di pinggir ranjang dan mengucek matanya bulatnya itu, ia beralih melihat istrinya tidur seperti anak kecil. Yasmin tidur dengan kondisi tengkurap, Lukman memperbaiki tidur istrinya seperti biasa. Ia melirik jam yang tertempel di dinding kamar dan sadar, ia begitu sangat menginginkan solat tahajud bersama dengan istrinya. Lukman pun perlahan menggeser rambut panjang Yasmin karena menutupi wajah cantiknya, Lukman berbisik di telinga Yasmin yuk solat tahajud. Seketika Yasmin bangun dan melihat wajah suaminya pertama kalinya sedekat ini.

Lukman tersenyum membuat Yasmin salah tingkah tengah malam seperti ini, Yasmin pun bangun dan mengikuti Lukman ke arah kamar mandi. Selesai ambil wudhu, mereka berdua pun solat tahajud dengan dinginnya malam ini.

Selesai salam terakhir, Yasmin tak langsung berdiri. Ia melihat suaminya yang kedua kalinya berdoa dengan khusyuk, hatinya sangat damai melihat Lukman berdoa seperti itu. Yasmin sadar, setiap kali Lukman berdoa, Lukman pasti meneteskan air matanya. Dalam setiap doa Lukman, lelaki itu menyelipkan satu nama di setiap doanya. Nama itu adalah Yasmin Olivia Quinza Ahmad. Nama yang indah membuat Lukman ketika menyebutnya berbunga-bunga. Yasmin pun mulai mengangkat tangannya sejajar dengan dada, ia berdoa dengan sungguh-sungguh. Ia juga menyelipkan nama sang suami di doa nya, nama Lukman hakim membuat Yasmin tersenyum saat menyebutnya dalam hati. Doa mereka berdua sangatlah panjang, selesai berdoa, Lukman membalikkan badannya yang bermaksud untuk menyuruh sang istri mencium pundak tangannya. Dan saat balik badan, Lukman melihat istrinya yang masih berdoa. Lukman pun menunggu sang istri selesai berdoa.

Selesai solat Yasmin mengeluarkan satu ucapan yang membuat suaminya tertawa terbahak-bahak. Ucapan itu, "aku engga tidur deh, aku mau tunggu sampai azan subuh. Takutnya aku engga bisa bangun lagi kalau kamu kasih bangun" ucapan itu berhasil membuat Lukman tertawa.

"Subuh masih lama, sayang. Kalau mau tidur, tidur aja, aku akan bangunin kamu lagi" ucapnya yang masih tertawa terbahak-bahak.

"Yasudah!" Ucap Yasmin ngambek hingga lupa melepas mukena yang ia pakai, Lukman hanya tertawa melihat tingkah laku istrinya itu seperti anak-anak.

Kedua suami istri itu pun tidur dengan keadaan memakai alat soalnya, ia sudah sangat mengantuk hingga tidak melepas alat solat itu.

Azan subuh pun berkumandang di masjid dekat rumah, Lukman langsung bangun saat mendengar azan subuh itu. Ia langsung membangunkan istrinya kembli untuk solat subuh, selesai membangunkan istrinya, ia masuk dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu kembli. Selesai solat subuh, Lukman mengajak istrinya untuk membaca Al-Qur'an, sekalian Lukman mau mendengarkan bacaan Al-Qur'an sang istri. Yasmin ragu-ragu, ia malu, dan takut membacakan Al-Qur'an depan suaminya. Bacaannya belum lancar, ia masih punya banyak kesalahan saat membacanya. Lukman tak mempermasalahkan itu, ia akan mengajarkan istrinya ketika salah baca. Lukman pun mulai mengambil Al-Qur'an di atas meja nakas dan meletakkannya di meja kecil yang ada di bawah ujung ranjang. Yasmin pun mulai membaca bacaan Al-Qur'an pelan-pelan, ia takut jika salah. Karena, Lukman mengambil sebiji sapu lidi. Lukman tak bermaksud untuk menyakiti istrinya, ia hanya mengerjai sang istri dengan cara seperti itu.

Selesai membaca Al-Qur'an, ternyata Yasmin tak memiliki kesalahan pun saat membacanya. Ia membaca lancar dengan cara pelan-pelan, itu Lukman yang mengajarkan istrinya biar pelan-pelan saja. Kedua suami istri itu mengaji hingga matahari terbit, selama itu. Waktu memang tak terasa, ya.

Yasmin sekarang berada di dapur, ia membuatkan sarapan pagi untuk sang suami. Ia membuat roti bakar yang berselaikan coklat, dan tak lupa ia membuatkan kopi susu untuk sang suami. Roti dan kopi itu pun jadi, Yasmin pun membawa roti dan kopi itu ke di atas nampak ke tempat suaminya duduk. Di atas sofa.

Kedua pasangan itu duduk bersampingan. Yasmin meminum susu, dan suaminya meminum kopi susu. Asik asiknya berduaan, sampai-sampai ia tidak membukakan seseorang yang mengetuk pintu rumah. Sudah lelah, akhirnya orang itu langsung membuka pintu yang tak terkunci itu. Kedua suami istri itu langsung kaget atas kedatangan tamu sepagi ini. Tamu tersebut adalah Gilang dan Amanda.

Kedua kakak beradik itu menghampiri Yasmin dan Lukman yang duduk berduaan. Setibanya di dekat Yasmin, Amanda langsung mengulurkan tangannya ke hadapan Yasmin. Yasmin tak tahu apa yang diminta sang adik, ia pun langsung mengotak-atik kantong celananya untuk mencari sesuatu di sana. Saat sudah menemukan yang ia cari, Yasmin pun langsung memberikan Amanda uang berjumlahkan Rp 50.000.

Amanda memasang wajah juteknya dan berkata. "Bukan uang, kak, tapi kunci motor" Yasmin membawa motor ke rumah baru, itu penyebab Amanda tak punya kendaraan untuk pergi ke sekolah baru. Sebenarnya ada motor, tetapi motor itu dipakai oleh sang pemilik. Kadang juga sang pemilik motor sedikit pelit, katanya, nanti motornya kotor, rusak dan segala macam katanya. Bilang saja tidak mau pinjamkan, Bang.

Yasmin pun berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamar, ia ingin mengambil kunci motor yang bergantung di belakang pintu kamar. Setelah mengambilnya, Yasmin pun memberikan kunci motornya ke Gilang. Gilang pun mengeluarkan motor di garasi rumah dan langsung memanggil adiknya yang sedang duduk di dalam rumah.

Amanda pun keluar dengan memegang dua roti bakar di kedua tangannya. Untuknya satu dan untuk sang kakak satu. Setibanya di sekolah baru, Gilang mengantar sang adik sampai di depan kelas. Saat tiba di depan kelas, ternyata Amanda terlambat. Tetapi guru itu tak marah, ia langsung mempersilahkan Amanda untuk masuk. Itu Juga baru memperkenalkan diri para siswa.

°°🦋🦋🦋°°

Ketiga Anak Ayah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang