41 - TO 2

36 4 0
                                    

HI!

SENYUM DONG!

SELAMAT MEMBACA ENJOY!

🕊🕊🕊

Cempaka keluar dari ruang komputer dan berjalan menuju lantai satu. Sekitaran koridor masih sama, sepi. Cempaka menarik ponselnya yang bergetar. Disana sudah tertera nama doi, Jordan.

"Baru pulang." Beritahu Cempaka.

"Lo pulang sendiri ya? Gue ada urusan sama Fris."

Cempaka terdiam, ada perasaan marah. Tapi dirinya tahu jika Fris adalah teman satu kelompok Jordan. "Oke."

"Hati-hati, ntar gue ke rumah."

"Iya."

Tut

Cempaka menyimpan ponselnya, kakinya ia bawa untuk melangkah keluar dari area sekolah. Baru saja dirinya sampai di parkiran, dirinya terpaksa berhenti saat melihat siluet seorang pria yang tidak asing. Pria itu baru saja keluar dari dalam mobil hitam mengkilat.

Cempaka bersembunyi di balik dinding kala pria ber jas yang dirinya kenal itu berjalan masuk ke dalam sekolah. Pria itu adalah papa Jordan.

"Ngapain kesini? Bukannya Jordan udah lulus? Atau... Jordan punya saudara lain yang mau sekolah disini?" Tanya Cempaka kepo.

Cempaka memukul jidatnya. "Ngapain juga gue harus tahu."

Cempaka keluar dari persembunyiannya, dan melenggang keluar dari area sekolah. Baru saja Cempaka ingin melambaikan tangannya untuk menghentikan angkot, tapi sudah ada motor yang berhenti di depannya.

"Naik." Perintah pengendara tersebut.

Cempaka mengangguk, dirinya langsung naik. "Tumben lo mau numpangin gue, kenapa?" Tanya Cempaka sedikit merasa aneh.

Ritjan mendengus dibalik helmnya. "Gue mau ngajak lo ke tempat Vidia, ada masalah."

Cempaka membulatkan matanya. "Masalah? Masalah apa?!"

"Lihat aja nanti."

°°°°°

Jordan melihat Fris yang terus saja menghabiskan tisu untuk mengelap air matanya. Jordan bukannya kerja kelompok, melainkan menjaga Fris yang sedang sedih.

"Ngapain juga lo nangisin gue?" Sebal Jordan.

Fris melihat Jordan dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa kamu suruh aku akting sih? Aku tu masih suka kamu." Mewek Fris. "Gak bisa balik lagi emang?"

Jordan melihat Fris dengan pandangan dingin, berbeda saat ada di depan Cempaka kemaren. "Gak."

Fris memegang tangan kekar Jordan. "Kata Cristian kamu belum move on dari aku." Jelasnya.

Jordan menghela nafasnya berat. "Dikit."

Fris yang tadinya mewek langsung tersenyum bahagia. "Kan, ayo balikan. Ntar kamu sayang lagi sama aku, dan begitu sebaliknya."

Jordan melepas paksa tangan Fris yang terus saja memegang tangannya dengan lancang. "Gak." Tolak Jordan mentah-mentah.

Fris tersenyum getir. Mata gadis itu kembali berair. "Semenjak aku pindah sekolah dari sana, kamu lancang suka sama cewek lain." Fris menghapus air mata yang baru saja mengalir bebas di pipinya, gadis itu melihat Jordan. "Segampang itu kamu beralih ke cewek lain?"

Jordan melipat tangannya di depan dada. "Lo yang salah disini. Siapa suruh pindah sekolah?" Jordan mengangkat satu alisnya seperti bertanya dan meremehkan Fris yang seolah-olah menyalahkannya.

BLISTERS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang