SELAMAT MEMBACA!
JANGAN LUPA SENYUM YA!
🕊🕊🕊
Jordan berlarian sepanjang koridor rumah sakit, cowok itu memilih untuk meninggalkan Cempaka dibanding meninggalkan seseorang yang kini diinfokan tengah dimarahi habis-habisan oleh lima dokter senior.
Jordan berbelok ke sebelah kiri, ia masuk ke lorong sepi. Lorong yang biasanya menjadi tempat jalan dokter senior untuk keluar masuk dari rumah sakit.
Jordan memperlambat langkah kakinya saat sampai di depan pintu ruangan yang ditujunya.
Jordan menahan diri untuk tidak mengetuk pintu. Tapi ia tidak bisa, dan berakhir kepalan tangannya langsung mengetuk pintu, cukup keras.
TOK TOK TOK
TOK TOK TOK
Jordan baru saja ingin mengetuk pintu itu kembali tapi tertahan saat mendengar bunyi kunci pintu dibuka. Saat dibuka Jordan langsung melempar senyum ramah pada dokter seniornya yang menampilkan wajah judes padanya.
"Ada apa?" Tanya dokter itu lalu menutup pintu saat Jordan hendak mengintip ke dalam.
"Saya boleh masuk?" Tanya Jordan to the point tidak ada basa-basi atau alasan yang bisa membuat dokter seniornya ini memperbolehkannya masuk.
Dokter senior itu tersenyum remeh, lalu melipat tangannya di depan dada. Kedua mata dokter senior itu melihat Jordan dari bawah hingga atas. "Anda siapa? Hingga mengajukan permintaan seperti itu kepada dokter seperti saya?" Songong dokter senior tersebut sambil mengangkat dagu.
Jordan melihat pakaiannya, dirinya lupa, jika kini Jordan hanya memakai pakaian santai. Jordan merogoh ponselnya di dalam saku celananya, lalu memperlihatkan foto kartu nama yang ada di galerinya.
"Magang?" Tanya dokter senior itu, Jordan hanya mengangguk. "Okey, lo boleh masuk. Tapi tunggu, ada yang lagi dimarahin di dalam." Jelas dokter senior tersebut. Pasti Fris. Batin Jordan. "Lebih baik kita kenalan dulu, kenal--" Belum sempat dokter senior itu menjabat tangan Jordan, seseorang lebih dulu membuka pintu di belakangnya, lalu meneriaki nama Jordan dengan nada rengekan.
"Jordan... Hiks...."
"Fris." Kaget Jordan saat melihat Frisnya menangis.
Dokter senior itu mendengus, lalu masuk kembali ke ruangan dan menutup pintu dengan keras. Tapi tidak dipedulikan oleh Jordan dan Fris yang masih tatap-tatapan. Jaraknya hanya 30cm.
"Kamu kenapa?" Tanya Jordan.
Fris menangis sejadi-jadinya, lalu bergerak mendekat pada Jordan dan memeluk cowok itu. Jordan hanya diam, tidak membalas sama sekali.
"Tadi aku sama Vop bantuin dokter senior, tapi mereka malah marahin kami. Padahal itu kesalahan mereka sendiri, mereka gagal operasi dan malah nyalahin kami hiks hiks...."
Jordan perlahan membalas pelukan Fris. Dirinya jadi teringat pada saat kejadian dimana Vop yang dekat dengan Fris, semenjak bergurau hingga kini menjadi patner kerja. Masih ingat dengan cowok yang menjanjikan pada Fris untuk jalan-jalan disney land? Itu dia.
Ada rasa sakit saat melihat Fris lebih sering dengan Vop dibanding dirinya, itulah yang membuat perasaan Jordan jadi bimbang. Hingga Jordan memilih untuk mendekati Cempaka kembali, tapi sialnya tidak semudah itu, ia harus mengulang lagi. Jadi kini Jordan tengah berusaha untuk memegang dua gadis. Dirinya egois? Iya, Jordan egois karena dirinya sadar tidak bisa melepaskan satu di antara mereka, melepaskan Cempaka kemarin saja, membuat perasaanya kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLISTERS (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA!) --My accent and feelings are ngelag Dua gadis yang dipaksa untuk menerima apapun rasa sakit, hanya kata sabar yang membuat mereka bisa terus bertahan. Start -> 27 April 2022 End -> 14 Juni 2022