21 - HURTFUL

222 11 2
                                    

SELAMAT MEMBACA!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE
SAYA MENCINTAI KALIAN💖

TETAP BAIK-BAIK SAJA, WALAU MEREKA TIDAK BERSIKAP BAIK PADA DIRIMU!

🕊🕊🕊

Cempaka menekan kuat garpunya. Matanya terus saja melihat Kenro yang tengah bermesraan dengan Cencel, ngomong-ngomong dengan Kenro, manusia itu sudah kembali ke sekolah ini disaat hari dimana kepergian Vidia diumumkan satu sekolah. Sedangkan di sampingnya ada Ziano yang tengah merangkul pacar barunya lagi. Ziano menjadi semakin gencar memacari semua siswi yang ada di sekolah ini dan sekolah lain.

"Cem...." Tegur Rani.

Cempaka menghela nafasnya, lalu kembali memakan makanannya. Cempaka terus saja memaki kedua orang itu di dalam hatinya.

"Di kelas lo ada praktik?" Tanya Rani.

Cempaka mengangguk. "Ada, kenapa?"

Rani menggeleng, lalu tersenyum. "Gue cuma nanya." Setelahnya Rani kembali memakan makanannya.

"Ran...." Panggil Cempaka.

"Hm?" Dehem Rani.

Cempaka mendorong piringnya menjauh, makanannya masih tersisa banyak. "Kita tetap tinggal di rumah Ritjan? Gue takut buat bebannya mami Bulan makin banyak."

Rani menghentikan kegiatan makannya. "Terus lo mau masuk lagi ke kosan itu?" Tanya Rani, Cempaka menggeleng. "Terpaksa kita harus tetap disana."

Cempaka menghela nafasnya, ia melirik Ritjan dan Rafael yang baru saja memasuki area kantin. Ritjan yang dulunya suka bercanda, kini terus saja diam. Ngomong jika perlu saja. Sedangkan Rafael sikapnya masih permanen, namun statusnya kini sudah menjadi pacar adik kelasnya. Entah siapa nama gadis itu, terpenting bukan Popy. Popy sudah enyah dari sekolah ini, karena di bully habis-habisan.

"Gue mau balik." Pamit Rani, dan berbalik. Hendak melangkah, namun terhenti saat berpaspasan dengan mantan. Keduanya langsung membuang muka kesamping. Mereka tidak lagi seperti anjing dan kucing, tapi seperti orang asing. Tidak ada kata-kata pedas maupun ejekan yang keluar dari mulut Rani, dan tidak ada kalimat godaan dan cibiran dari Rafael.

"Hati-hati." Ucap Cempaka. Dan diangguki oleh Rani. Gadis itu berjalan keluar dari kantin.

Cempaka melihat Ritjan dan Rafael yang duduk di hadapannya. "Gak makan?" Tanya Cempaka basa basi.

"Gak." Jawab Rafael. "Gue udah makan sama mbak pacar tadi." Kekeh Rafael.

"Owh." Cempaka mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ritjan mau gue pesenin makan?" Tanya Cempaka sekali lagi, karena Ritjan sama sekali tidak menjawabnya.

Ritjan menggeleng. Cempaka menghela nafas gusar. "Yaudah, gue mau ke kelas dulu. Mau bel soalnya." Pamit Cempaka, dan diangguki oleh Rafael.

Cempaka berjalan keluar dari kantin yang penuh suara-suara manusia yang memekakkan telinga itu.

Cempaka naik ke atas tangga, tapi ia berpas-pasan dengan Dirga. Cempaka memilih untuk mengabaikan adik kelasnya tersebut. Tapi Dirga lebih dulu menghalangi jalannya.

"MINGGIR!" Bentak Cempaka dengan teriakannya.

Dirga terkekeh. "Iya iya... Nanti pulang bareng?"

BLISTERS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang