15 - EKSPEKTASI

75 12 2
                                    

HAPPY READING!

••••🕊••••

Cristian melirik Vidia yang tengah asik dengan dunia haluannya. Kini Vidia tengah membaca novel baru yang dibeli Cristian. Saking sayangnya dengan novel pemberian Cristian, Vidia malah mengabaikan Cristian yang duduk disampingnya. Tapi kepala Vidia bersender di bahu Cristian, Cristian juga mengelus rambut Vidia lembut.

Cristian tersenyum manis, ia tak peduli jika diabaikan seperti ini. Asalkan Vidianya senang, apalagi novel itu pemberian Cristian. Cristian hanya iseng beli novel itu, saat di toko buku ada yang menawarinya novel ini. Katanya keluaran baru, dan dengan baik hati Cristian membelikannya untuk Vidia.

"Boleh gue kasih pelajaran buat yang nampar lo?" Tanya Cristian, Vidia langsung mengangkat kepalanya dari bahu Cristian.Vidia langsung menggelengkan kepalanya. "Kenapa?"

Vidia langsung menutup novelnya. "Dia cewek."

"Kenapa kalau dia cewek? Dia nampar lo gak ada sangkut pautnya dengan gender." Protes Cristian tak terima, karena Vidia selalu saja mengalah dengan orang yang menyakitinya.

Vidia menghela nafasnya, memilih kembali menyenderkan kepalanya di bahu Cristian. Vidia mendongakkan kepalanya menatap Cristian. "Jangan ya?" mohon Vidia.

Cristian menghela nafasnya. "Yaudah."

"Senyum dong." Suruh Vidia. Cristian tersenyum paksa. "Yah...."

"Kan udah senyum."

"Belum, yang ikhlas dong." Pinta Vidia menggoyang-goyangkan tangan Cristian. Cristian terpaksa tak menolak, ia berusaha tersenyum manis. "Nah, good." Vidia mencubit pipi Cristian gemas, lalu kembali membaca novel.

Tak lama bel masuk pun berbunyi, Vidia mengeluh. Ia harus kembali ke kelasnya, Vidia melihat beberapa teman kelas Cristian mulai masuk kedalam. Vidia menatap Cristian yang juga menatapnya, ia menyodorkan novel pada Cristian.

"Gue ke kelas dulu." Pamit Vidia. "Simpen novelnya, ntar gue baca lagi." Lanjut Vidia.

Cristian menahan tangan Vidia. "Gue anter?"

"Gak usah An, ntar pas istirahat aja mampirnya ke kelas. Kalau sering kali mah, bisa berabe mata cewek kelas gue." Kekeh Vidia.

Cristian terkekeh. "Yaudah."

Vidia berjalan senang menuruni anak tangga. Banyak sapaan dari kakak kelasnya mulai dari 'Hai ketos' 'Hai Vidi' 'Hai' 'Hai pacar Cristian' dan banyak lagi, jika saja Vidia sadar mereka ramah karena ingin menjadi orang baik dimata Cristian.

Vidia sampai di akhir tangga, ia mengedarkan pandangannya disepanjang koridor, Vidia tersenyum saat tau jika siswa/i kelas sebelas sudah masuk ke kelas masing-masing. Vidia berjalan cepat ketika melihat beberapa guru berjalan beriringan dari ujung koridor. Vidia langsung mendorong pintu kelasnya.

"Astaga, jantungan gue." Cempaka mengelus dadanya sabar. Sementara yang lain hanya mangut-mangut membenarkan perkataan Cempaka.

Vidia mengabaikan teman sekelasnya, ia langsung duduk di kursinya. Vidia tersenyum lebar pada Cempaka. Cempaka sadar dengan mood Vidia yang tiba-tiba bagus hari ini. Oke, fine Cempaka tau siapa dalang dibalik ini semua, siapalagi kalau bukan ayang bebeb Cristian, tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini Cempaka akan meminta traktir pada Vidia hari ini.

BLISTERS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang